Anemia Defisiensi Besi Bikin Berat Badan Bayi Stagnan, Bagaimana Mengatasinya?

3 Mei 2024 13:37 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anemia Defisiensi Besi Bikin Berat Badan Bayi Stagnan, Bagaimana Mengatasinya? Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Anemia Defisiensi Besi Bikin Berat Badan Bayi Stagnan, Bagaimana Mengatasinya? Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anemia defisiensi besi (ADB) merupakan masalah kesehatan yang rentan dialami anak-anak usia 0-5 tahun. Bahkan, menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menemukan 1 dari 3 anak Indonesia berusia di bawah lima tahun mengalami anemia.
ADVERTISEMENT
ADB merupakan penyebab anemia terbanyak pada anak-anak. Bila anak mengalami anemia defisiensi, maka tumbuh kembangnya bisa terhambat, Moms. Mulai dari pertumbuhan kognitif, motorik, sensorik, dan sosial anak.
Namun, sering kali orang tua tidak menyadari anaknya mengalami anemia defisiensi besi. Salah satunya dialami oleh seorang pengguna TikTok @tatawidyadhana18. Ia menceritakan bayi perempuannya, Anya, yang berat badannya sulit naik. Padahal, selama enam bulan pertama sejak memulai MPASI, sang ibu telah melakukan berbagai upaya agar bayinya nafsu makan. Mulai dari stimulasi sensori, perubahan suasana makan, dan baby led weaning (BLW). Namun, hasilnya belum maksimal dan Anya masih terlihat tidak nafsu makan.
Setelah berganti-ganti dokter spesialis anak, sang ibu menyadari bahwa yang dialami putrinya mungkin adalah silent disease. Silent disease adalah penyakit yang tidak memberikan gejala khas atau sangat ringan pada tahap awal. Dan mulai memunculkan gejala setelah penyakitnya sudah parah.
ADVERTISEMENT
"Aku pengidap anemia dan lahiran Anya juga harus pakai transfusi karena hB drop. Dari dasar itu akhirnya DSA menyarankan cek lab," ungkap pemilik akun tersebut. kumparanMOM telah diizinkan mengutip keterangan pada video tersebut.
Setelah dilakukan pengecekan, Anya ketahuan mengalami anemia defisiensi besi. Zat besinya hanya 10,86, padahal normalnya adalah di angka 30.
Hasil inilah yang membuat ibu itu tersadar bahwa nafsu makan anak kurang tidak selalu disebabkan faktor makanan maupun suasana makannya.
"Tapi, karena si anak mungkin ada penyakit yang belum terlihat. Anak tidak nafsu makan atau BB seret bisa jadi tanda paling mudah untuk jadi patokan untuk segera cek lab," pesan sang ibu di akhir video.

Penjelasan Anemia Defisiensi Besi Sebabkan Berat Badan Bayi Susah Naik

Ilustrasi bayi menimbang berat badan. Foto: Shutterstock
Sebelum itu, Anda perlu memahami memang terdapat beberapa penyebab bayi sulit naik berat badan. Menurut Dokter Spesialis Anak sekaligus expert kumparanMOM, dr. Reza Abdussalam, Sp.A, pertama ada faktor asupan kalori yang tidak adekuat selama MPASI.
ADVERTISEMENT
"Di mana kondisi ini didapatkan akibat cara penyiapan atau komposisi MPASI yang salah. Atau penerapan feeding rules yang kurang tepat," jelas dr. Reza kepada kumparanMOM.
Selain itu, ada juga faktor lain yakni absorbsi nutrien yang tidak memadai. Kondisi ini banyak dialami pada bayi yang memiliki alergi susu atau mengidap anemia defisiensi besi. Dan bisa juga beberapa infeksi seperti tuberkulosis (TBC) infeksi saluran kemih (ISK) yang disebabkan oleh peningkatan metabolisme sekaligus menurunkan selera makan. Bayi yang lahir dengan penyakit jantung bawaan (PJB) juga rentan mengalaminya.
"Pada anak yang mengalami anemia atau alergi, serta penyakit kronik seperti TBC atau pun ISK akan mengganggu metabolisme tubuh, di mana penyerapan mikro maupun makronutrien akan terganggu sehingga mengakibatkan berat badan sulit naik," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
Nah Moms, zat besi sendiri berperan penting dalam pertumbuhan anak, yakni sumber energi bagi otot, serta membantu perkembangan dan fungsi saraf. Dan kekurangan zat besi sangat mempengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku, dan pertumbuhan seorang bayi. Jika tidak ditangani dengan tepat, maka dampaknya bisa menjadi permanen. Dan sistem kekebalan tubuh si kecil akan terganggu, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi.
Ilustrasi tes darah. Foto: Shutterstock
Dikutip dari laman IDAI, berikut adalah penyebab anemia defisiensi besi pada bayi dan anak-anak:
Bayi < 1 Tahun
- Cadangan besi kurang, misalnya karena bayi berat lahir rendah, prematuritas, lahir kembar, ASI eksklusif tanpa suplementasi besi, susu formula rendah besi, dan anemia selama kehamilan
- Alergi protein susu sapi
Anak 1-2 Tahun
ADVERTISEMENT
- Asupan besi kurang akibat tidak mendapat makanan tambahan atau minum susu murni berlebih.
- Obesitas
- Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang atau kronis
- Malabsorbsi
Anak 2-5 Tahun
- Asupan besi kurang, karena jenis makanan kurang mengandung Fe jenis heme atau minum susu berlebihan.
- Obesitas
- Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang/kronis baik bakteri, virus atau pun parasit
- Kehilangan berlebihan akibat perdarahan
Anak 5 Tahun hingga Remaja
- Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (misal, infestasi cacing tambang)
- Menstruasi berlebihan pada remaja putri
Maka dari itu, dr. Reza menyarankan orang tua agar lebih memahami gejala si kecil mengalami anemia. Beberapa gejala yang bisa terlihat, seperti anak mudah lelah, tampak pucat, gelisah, tidak nafsu makan, dan berat badan susah naik.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana cara menangani anemia defisiensi besi pada bayi dan anak-anak? Salah satu cara yang paling mudah adalah memberikan MPASI dengan protein dengan kaya zat besi.
"Selain dari ASI, diperlukan penambah zat besi yang didapat dari MPASI yang mengandung besi, seperti hati ayam, daging sapi, daging kambing, ceker ayam. Dan IDAI sendiri merekomendasikan suplementasi besi sejak usia 4 bulan sampai 2 tahun," tutup dr. Reza.