Cara Sederhana Investasikan Kesehatan Keluarga: Biasakan Olahraga Sejak Dini

2 Mei 2024 18:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi olahraga lari di sore hari  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi olahraga lari di sore hari Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kesehatan adalah nikmat yang sering kali luput untuk disyukuri saat keluarga dalam kondisi sehat dan baik-baik saja. Saat anggota keluarga sakit, salah satu pihak yang paling repot dan waswas adalah ibu. Setuju nggak, Moms?
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu penting bagi ibu sebagai 'penanggung jawab segala urusan rumah tangga' untuk memastikan keluarga tetap sehat. Salah satu cara mudah dan efektif untuk menjaga kesehatan adalah dengan rajin berolahraga. Olahraga bisa disesuaikan dengan usia anak. Misalnya untuk anak balita bisa dengan memperbanyak aktivitas fisik minimal 3 jam sehari. Kemudian untuk anak yang lebih besar bisa disesuaikan dengan jenis olahraga yang disukai si kecil seperti berenang, sepak bola, basket, dan lain-lain.
Untuk remaja ke atas bisa dengan aktif mengikuti kegiatan olahraga populer. Biasanya banyak komunitas olahraga populer yang menggelar kegiatan rutin.
“Masih muda pasti suka ikut olahraga fun run. Zaman sekarang ada zumba, poundfit, itu bisa jadi salah satu pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit,” ujar dr. Alfi Auliya MKM, C.DCAP dalam acara “Edukasi Promotif dan Preventif Jadi Kunci Wujudkan Indonesia Sehat” di Jakarta Pusat, Selasa (30/4).
Ilustrasi ibu hamil olahraga angkat beban. Foto: elwynn/Shutterstock
Selain berolahraga, Ia juga mengatakan masyarakat harus mengubah mindset bahwa sakit bisa dengan mudah diobati hanya dengan pergi ke dokter.
ADVERTISEMENT
Dokter Alfi menyebut, peran dokter hanya untuk promotif dan kuratif pengobatan penyakit spesifik. Artinya masyarakat harus lebih perhatian kepada kesehatan diri sendiri. Hal itu akan memperkecil potensi munculnya penyakit kronis.
“Karena penyakit kronis nggak tahu tiba-tiba datang, pas dicek gula dan kolesterol semua tinggi dan berisiko merugikan diri sendiri dan orang lain, produktivitas berkurang, aktivitas berkurang, pekerjaan jadi terganggu dan berdampak pada finansial,” katanya.
Bukan hanya cek kesehatan berkala, masyarakat juga idealnya melakukan vaksinasi. Vaksinasi merupakan upaya preventif dan sangat baik untuk meringankan gejala penyakit, komplikasi berat hingga kematian.
Vaksinasi tidak memberikan kekebalan tubuh 100 persen terhadap penyakit tertentu. Namun, vaksinasi dapat membantu mencegah angka kematian yang tinggi dan melindungi orang sekitar yang rentan tertular. Kelompok rentan yakni seperti anak kecil, lansia dan ibu hamil. Di sisi lain, vaksin juga dapat menciptakan herd immunity atau kekebalan kelompok.
Ilustrasi olahraga plank. Foto: Shutterstock
“Yang terjadi apabila banyak orang yang divaksin bisa melindungi orang yang tidak bisa divaksin, fungsi vaksinasi selain buat diri sendiri tapi buat untuk kaum rentan ibu hamil, lansia, bayi, penderita HIV karena imunitasnya rendah,” pungkas Dokter Alfi.
ADVERTISEMENT
Vaksinasi mampu menghasilkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu, sehingga menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan keluarga.
Melansir dari website Unicef mengenai vaksinasi global, vaksinasi merupakan salah satu intervensi kesehatan masyarakat yang paling hemat biaya dan dapat mencegah sekitar 4,4 juta kematian setiap tahunnya.
Vaskinasi wajib saat kita kecil dapat membantu untuk menurunkan angka risiko komplikasi yang bisa terjadi kapan saja. Untuk mencapai kadar perlindungan maka imunisasi harus diberikan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Ketika seseorang beranjak dewasa atau di atas 18 tahun, sudah ada rangkaian imunisasi lainnya yang tak kalah penting dengan vaksinasi wajib anak. Hal tersebut seperti vaksin PCV untuk pneumonia, HPV untuk kanker serviks, meningitis, dan lainnya.