Kata Psikolog soal Anak Korban Kekerasan Seksual Berpotensi Jadi Pelaku

4 Mei 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rekontruksi kasus pembunuhan dan sodomi yang dilakukan seorang anak 14 tahun terhadap bocah 6 tahun di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Rekontruksi kasus pembunuhan dan sodomi yang dilakukan seorang anak 14 tahun terhadap bocah 6 tahun di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus seorang anak laki-laki berusia 6 tahun yang menjadi korban sodomi berujung pembunuhan di Sukabumi, Jawa Barat, masih menjadi sorotan. Sebab, pelaku berinisial S itu masih di bawah umur, yakni 14 tahun.
ADVERTISEMENT
Kejadian ini berlangsung pada Sabtu (16/3). Korban yang saat itu sedang menuju sebuah kebun untuk mencari buah pala diikuti diam-diam oleh S. Pelaku tiba-tiba membuka paksa celana korban, namun korban melawan dan lari. Celana korban lalu digunakan pelaku untuk mencekik leher korban hingga lemas.
Saat korban dalam kondisi lemas, pelaku melakukan sodomi. Setelah itu, pelaku pergi lalu kembali ke lokasi awal pada pukul 11.00 WIB untuk memastikan kondisi korban. Melihat korban sudah tak bernyawa, pelaku kembali melakukan sodomi terhadap korban. Kemudian, tubuh korban diseret lalu dibuang ke jurang sedalam dua meter.
S pun ditangkap. Kepada polisi, pelaku mengaku pernah menjadi korban sodomi.
"Kita sudah melaksanakan pemeriksaan kedokteran terhadap pelaku, apakah pelaku itu juga pernah menjadi korban [kekerasan] seksual dengan mengecek kesehatan di wilayah dubur dan sebagainya," kata Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Ari Setyawan Wibowo, Kamis (2/5).
ADVERTISEMENT
Ari melanjutkan, "[Hasilnya] tidak ditemukan tanda-tanda bahwa dia dulu menjadi korban."
"Pelaku pernah menyampaikan bahwa dia pernah menjadi korban, itu kita dalami juga,” ucap Ari.
Saat ini, polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku dibantu oleh ahli psikologi.
Kejadian korban bisa menjadi pelaku kekerasan seksual memang tidak satu-dua kali pernah terjadi, Moms. Lantas, apa yang mendasari perilaku tersebut kemudian dialami oleh pelakunya?

Kata Psikolog soal Anak Korban Kekerasan Seksual Berpotensi Jadi Pelaku

Ilustrasi kekerasan seksual anak Foto: panitanphoto/shutterstock
Perlu diingat bahwa dalam sebuah kasus kekerasan seksual, selain ada yang menjadi korban, ada pula seseorang yang jadi pelaku. Dan salah satu faktor penyebab kekerasan seksual terjadi karena pelaku pernah menjadi korban kejadian yang sama pada masa lalunya.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Menurut Psikolog Anak dan Keluarga, Vera Itabiliana, S.Psi., Psikolog, ada beberapa sebab mengapa korban bisa melakukan hal yang sama kepada anak-anak lainnya.
ADVERTISEMENT
Salah satunya persepsi yang salah oleh si korban. Ketika anak sudah menjadi korban kekerasan seksual, terutama yang tidak terungkap kepada orang lain, bisa membentuk persepsi yang keliru di dalam pemikirannya. Dan jika salah persepsi tersebut tidak tertangani dengan baik, maka ia akan menganggap kejadian yang dialaminya 'boleh' dilakukan terhadap orang lain.
"Karena tidak pernah ketahuan atau tidak tertangani dengan baik, anak bisa saja menganggap yang terjadi pada dirinya adalah hal yang biasa dilakukan atau dalam tanda kutip 'boleh' dilakukan. Sehingga dia merasa 'boleh' saja melakukan hal yang sama pada anak lain," jelas Vera kepada kumparanMOM.
Psikolog yang praktik di Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia itu juga menilai mendapatkan stimulasi seksual yang tidak tepat dapat mengubah dorongan perilaku seks yang menyimpang ke depannya.
ADVERTISEMENT
Hal ini berpotensi membuat anak korban kekerasan seksual menjadi rendah diri karena merasa dirinya 'kotor', mudah emosional, sering murung, hingga merasa bersalah karena membiarkan kekerasan seksual dialaminya.
Ketika mengetahui anak Anda atau mungkin anak-anak di lingkungan sekitar mengalami kekerasan seksual, maka penting untuk membantu mereka mendapatkan pendampingan. Hal ini dilakukan agar setelah kejadian yang tidak mengenakkan dialaminya, ke depan anak diharapkan bisa melanjutkan aktivitasnya sehari-hari. Pendampingan juga bertujuan agar anak merasa lebih aman dan nyaman, serta membantu mengatasi rasa trauma yang dialaminya.
Beberapa hal ini bisa Anda coba lakukan, misalnya:
ADVERTISEMENT
"Dan sebaiknya berkonsultasi dengan psikolog yang memang biasa menangani korban kekerasan seksual agar dapat diberikan pendampingan secara kontinu," tutup Vera.