Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Hamas telah menyetujui proposal gencatan senjata di Gaza dari para mediator, Senin (6/5). Namun, Israel mengatakan persyaratan tersebut tidak memenuhi tuntutannya.
ADVERTISEMENT
Israel terus melanjutkan serangan di Rafah sambil berencana melakukan negosiasi mengenai kesepakatan.
Situasi terkini, memasuki bulan ketujuh konflik di Gaza, pasukan Israel menyerang Rafah di tepi selatan Gaza dari udara dan darat. Mereka juga telah memerintahkan lebih dari 2,3 juta warga Palestina di sana untuk meninggalkan kota.
Hamas mengatakan bahwa ketuanya, Ismail Haniyeh, telah memberi tahu mediator, Qatar dan Mesir, bahwa kelompok tersebut menerima usulan gencatan senjata mereka.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kemudian menyatakan usulan gencatan senjata tidak memenuhi tuntutan Israel. Namun pihaknya akan mengirim delegasi untuk bertemu dengan para perunding guna mencapai kesepakatan.
Kementerian Luar Negeri Qatar menyebut delegasinya akan berangkat ke Kairo pada Selasa (7/5) untuk melanjutkan perundingan tidak langsung antara Israel dan Hamas.
ADVERTISEMENT
Kantor Netanyahu menambahkan, kabinet perangnya telah sepakat melanjutkan operasi di Rafah.
Seorang pejabat Israel mengatakan proposal yang disetujui Hamas adalah versi yang lebih sederhana dari tawaran Mesir dan mencakup unsur-unsur yang tidak dapat diterima Israel.
“Ini tampaknya merupakan tipu muslihat yang dimaksudkan untuk membuat Israel terlihat seperti pihak yang menolak kesepakatan,” kata pejabat Israel tersebut, seperti dikutip dari Reuters.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan Washington akan membahas tanggapan Hamas dengan sekutunya dalam beberapa jam mendatang yang memungkinkan tercapainya kesepakatan.
Rencana gencatan senjata ini akan menjadi jeda pertama dalam konflik Gaza sejak gencatan senjata selama seminggu pada November lalu di mana Hamas membebaskan sekitar setengah sandera.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, semua upaya mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata selalu gagal.
Seorang pejabat Hamas dan penasihat Haniyeh, Taher Al-Nono, mengatakan proposal tersebut memenuhi tuntutan kelompok tersebut untuk upaya rekonstruksi di Gaza. Objektifnya ialah pemulangan warga Palestina yang terlantar dan pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Wakil ketua Hamas di Gaza, Khalil Al-Hayya, menyebut proposal tersebut terdiri dari tiga tahap. Masing-masing terdiri dari enam minggu dan Israel akan menarik pasukannya keluar dari Gaza pada tahap kedua.
Israel percaya bahwa sejumlah besar pejuang Hamas, bersama dengan puluhan sandera, berada di Rafah. Mereka juga bersikukuh bahwa perebutan kota tersebut adalah kunci kemenangan negaranya.
Serangan Israel terhadap sebuah rumah di Rafah, Senin (6/5), menewaskan lima warga Palestina, termasuk seorang wanita dan seorang anak perempuan.
ADVERTISEMENT