Keluarga Korban Penganiayaan STIP Minta Keadilan, Berharap Tak Terulang Lagi

4 Mei 2024 13:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tumbur Aritonang, kuasa hukum keluarga korban penganiayaan di STIP Jakarta, di RS Polri Kramat Jati, Sabtu (4/5).  Foto: Hedi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tumbur Aritonang, kuasa hukum keluarga korban penganiayaan di STIP Jakarta, di RS Polri Kramat Jati, Sabtu (4/5). Foto: Hedi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keluarga Putu Satria Ananta Rustika Taruna, Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta yang tewas diduga karena kekerasan senior, berharap keadilan. Mereka meminta agar kasus kekerasan tersebut tidak ditutup-tutupi.
ADVERTISEMENT
“Intinya keluarga minta keadilan. Ya, maksudnya kita serahin semua ke pihak kepolisian, nanti hasil penyidikan seperti apa, hasil penyelidikan seperti apa ya sudah, kita ikuti prosesnya dan kita harap bisa terbuka dan adil,” kata Tumbur Aritonang, kuasa hukum keluarga korban, di RS Polri, Sabtu (04/5).
Pada sisi lain, keluarga korban menyesalkan anak mereka menjadi korban penganiayaan senioritas. Terlebih, hal ini terjadi di lingkungan pendidikan.
Tumbur menjelaskan, kejadian ini menambah rentetan kejadian serupa di dunia pendidikan. Khususnya di STIP Jakarta.
“Ini bukan terjadi cuma satu kali sebenarnya, kan. Jadi tadi juga kami diskusi, ya, kita harap enggak ada yang terjadi lagi, dan kami menunggu walaupun memang pihak kampus datang memberikan ucapan duka, cuma kami menunggu tindak lanjut seperti apa terkait ini, bagaimana pertanggungjawabannya, sampai sejauh mana, dan apa evaluasinya. Itu aja, sih,” kata Tumbur.
ADVERTISEMENT
“Jangan sampai ada korban lagi,” tegasnya.
Dugaan penganiayaan di STIP dengan korban bernama Putu Satria Ananta Rustika (19), taruna asal Bali, memang menambah daftar panjang kejadian serupa di sekolah yang di bawah Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tersebut.
Dalam catatan kumparan, setidaknya sudah ada beberapa kasus yang sama terjadi pada 2008, 2014, dan 2017. Peristiwa yang menewaskan Satria Ananta tersebut menambah deretan penganiayaan senioritas di STIP.
Jubir Kemenhub Adita Irawati mengatakan, pihaknya sudah berkali-kali melakukan evaluasi atas peristiwa penganiayaan yang terus berulang. Berbagai program disediakan untuk membangun soliditas dan sikap saling menghormati antar taruna dan taruni di STIP.
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP). Foto: Jonathan Devin/kumparan
“Sudah berkali-kali dilakukan dan bahkan sudah ada berbagai program untuk membangun soliditas dan respek antar taruna/i maupun antar sekolah. Dengan kejadian ini tentu akan ada evaluasi dan juga meminta sekolah melakukan peningkatan pengawasan,” kata Adita saat dikonfirmasi, Sabtu (04/5).
ADVERTISEMENT
Satria Ananta tewas dianiaya seniornya di kamar mandi, Jumat (3/5). Saat ini jenazahnya masih proses autopsi dan pemeriksaan. Berdasarkan keterangan keluarga terdapat memar, lebam, dan luka-luka di beberapa bagian tubuh korban.
Dugaan penganiayaan ini ditangani Polres Jakarta Utara. Satu orang sudah diamankan, diduga pelaku penganiayaan.