Orang Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi Meninggal Dunia

17 Mei 2024 10:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Operasi pembedahan transplantasi ginjal babi pada mansuia.  Foto: Massachusetts General Hospital
zoom-in-whitePerbesar
Operasi pembedahan transplantasi ginjal babi pada mansuia. Foto: Massachusetts General Hospital
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Orang pertama yang menerima transplantasi ginjal babi dilaporkan meninggal dunia dua bulan setelah menjalani prosedur transplantasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Rick Slayman (62) dari Weymouth, Massachusetts, menerima ginjal babi hasil rekayasa genetik di tubuhnya sebagai bagian dari langkah untuk mengatasi kelangkaan donor organ manusia. Dia menjalani operasi selama empat jam di Rumah Sakit Umum Massachusetts pada 16 Maret 2024.
Slayman menderita penyakit ginjal stadium akhir dan sebelumnya telah menerima transplantasi ginjal manusia. Namun, dia kembali mengalami gagal ginjal beberapa tahun kemudian. Dokter akhirnya mengusulkan untuk transplantasi ginjal babi eksperimental saat Slayman mulai kembali mengalami dialisis dan komplikasi parah.
Dilaporkan CNN, dokter berharap ginjal babi bisa bertahan beberapa tahun ke depan. Namun, karena transplantasi seperti itu belum pernah dilakukan sebelumnya, ada ketidakpastian mengenai seberapa baik transplantasi ginjal babi diterapkan di manusia.
ADVERTISEMENT
Alih-alih bertahan lama, Slayman justru meninggal beberapa minggu setelah operasi. Namun tim medis berdalih bahwa kematian Slayman tidak ada hubungannya dengan transplantasi ginjal babi.
“Tim transplantasi Mass General sangat sedih atas meninggalnya Mr. Rick Slayman secara mendadak,” papar pihak rumah sakit dalam sebuah pernyataan pada Sabu (11/5) sebagaimana dikutip Live Science. “Kami tidak menemukan indikasi bahwa kematian itu adalah akibat dari transplantasi yang dilakukan baru-baru ini.”
Rick Slayman, penerima transplantasi ginjal babi pertama di dunia. Foto: Massachusetts General Hospital
Pada Maret 2024, lebih dari 100.000 orang Amerika ada dalam daftar tunggu untuk mendapatkan transplantasi organ, 89.000 di antaranya memerlukan ginjal. Setiap harinya, 17 orang dalam daftar tunggu tersebut meninggal dunia.
Transplantasi organ hasil rekayasa genetik dari hewan ke manusia, sebuah proses yang dikenal sebagai xenotransplantasi, dipandang sebagai cara baru yang menjanjikan untuk mengatasi kekurangan organ dari donor manusia.
ADVERTISEMENT
Sebelum Slayman menjalani prosedur, para ilmuwan melakukan percobaan transplantasi ginjal babi pada donor organ yang sudah mati otak. Namun, seiring berjalannya waktu, transplantasi mulai diuji coba ke manusia yang masih hidup.
Adapun orang pertama yang menerima organ babi adalah seorang pria asal Maryland yang menjalani transplantasi jantung babi pertama pada 2022. Dia meninggal tak lama setelah operasi, kemungkinan besar karena terinfeksi virus babi yang memicu peradangan.
Sementara dalam kasus Slayman, para ilmuwan menggunakan teknologi rekayasa gen CRISPR untuk memodifikasi gen babi donor, menghilangkan gen yang dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh manusia menyerang ginjal dan menambahkan gen yang membantu mencegah penolakan transplantasi. Pasien juga menerima perawatan berbasis antibiotik dan obat penekan kekebalan untuk membantu mencegah penolakan organ babi.
ADVERTISEMENT
Ginjal babi sendiri berasal dari perusahaan bernama eGenesis yang sebelumnya berhasil menguji coba transplantasi pada monyet. Dalam uji coba tersebut, rata-rata monyet dapat bertahan hidup sekitar 176 hari atau hampir enam bulan setelah operasi transplantasi ginjal babi dilakukan.
Menurut pernyataan rumah sakit, pihak keluarga mengaku bersyukur bisa menghabiskan waktu beberapa minggu sebelum Slayman meninggal.
“Upaya besar [tim medis] dalam memimpin xenotransplant memberi keluarga kami tujuh minggu lagi bersama Rick, dan kenangan yang kami buat selama waktu itu akan tetap ada dalam pikiran dan hati kami,” tulis mereka.
“Jutaan orang di seluruh dunia telah mengetahui kisah Rick. Kami merasa terhibur dengan optimisme yang dia berikan kepada pasien yang sangat menunggu transplantasi.”
ADVERTISEMENT