HUT ke-50 PDIP

Bu Mega, Mengapa Tak Sekali-kali Ikut Pengajian di Majelis Taklim?

Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Nanda Fauzan adalah penulis esai dan cerita pendek. Buku pertamanya, Persembunyian Terakhir Ilyas Hussein (Buku Mojok, 2022). Terpilih sebagai Emerging Writers di Ubud Writers and Readers Festival 2022.
22 Februari 2023 15:42 WIB
·
waktu baca 5 menit
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
“Dengan kitab suci di pangkuan, mereka duduk bersila membentuk lingkaran di atas lantai, lalu dilatih seolah-olah sedang menahan kencing,” tulis Roanne van Voorst, dalam bukunya, Tempat Terbaik di Dunia (2018). Antropolog asal Belanda itu terpana mengetahui bahwa aktivitas pengajian ibu-ibu bukan hanya menerang-jelaskan ajaran agama yang baku, tapi juga melatih sesuatu yang dirasa esensial bagi jemaatnya seperti senam kegel untuk menguatkan otot panggul.
Memang seperti itulah, selama bertahun-tahun, majelis taklim menjadi ruang belajar bagi banyak perempuan. Di sana, mereka berkumpul dan mendiskusikan segala hal yang dianggap penting, terutama berkenaan dengan agama—tapi tak jarang urusan duniawi.
Majelis taklim adalah lembaga pendidikan non-formal yang saya yakini punya pengaruh besar di Indonesia. Jumlahnya dua kali lipat dari pesantren. Menurut data Kemenag angkanya sampai 54.375, dengan minimal jemaat 15 orang per majelis. Tentu masih banyak yang belum tercatat.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
check
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
check
Bebas iklan mengganggu
check
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
check
Gratis akses ke event spesial kumparan
check
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten