Kemampuan Media Dalam Membingkai Peristiwa

Hartono
Mahasiswa - Sastra Indonesia - Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
10 Desember 2022 12:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hartono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Framing Media. Sumber Gambar : Etsy.
zoom-in-whitePerbesar
Framing Media. Sumber Gambar : Etsy.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Media sebagai salah satu alat informasi terbesar yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Media juga sebagai pilar untuk menyatukan antara berbagai lapisan masyarakat dengan pemerintah untuk menyampaikan segala macam informasi baik berisi berita (news), peristiwa, edukasi, informasi, maupun hiburan.
ADVERTISEMENT
Pernahkah kalian dalam membaca sebuah berita kemudian merasa heran? Mengapa terkadang ada sebuah peristiwa yang diliput oleh media dengan cara berlebihan. Dan sebaliknya, ada yang meliput dengan cara malah diabaikan begitu saja. Terkadang, saya merasa heran mengapa sebuah peristiwa disampaikan secara berbeda antara media satu dengan media lainnya, terkadang dalam media A sebuah peristiwa diberitakan positif, dan dalam media B sebuah peristiwa tersebut dinilai secara negatif. Tentu, hal ini sangat berpengaruh tentang bagaimana masyarakat berbeda perspektif atas kebenaran peristiwa tersebut. Ditambah di era saat ini banyak bias yang dengan mudah tersebar, dan justru malah akan membuat masyarakat tambah terkaburkan akan kebenarannya.
Ternyata, disinilah kemampuan khususnya media dalam mengelola informasi sehingga menjadi berita yang siap disajikan untuk masyarakat. Kemampuan disini biasa disebut dengan framing atau pembingkaian media dalam memberitakan sebuah isu atau topik. Dengan kata lain, pembingkaian digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang media itu sendiri dalam menyampaikan isu berita yang ingin ditonjolkan. Biasanya, framing berkaitan dengan pengolahan bahasa, dengan arti bagaimana media memilih kata atau diksi, susunan kalimat, dan juga gambar yang didukung. Pembingkaian berita yang disampaikan oleh media pada dasarnya juga yaitu bertujuan agar masyarakat hanya fokus pada bagian berita yang ditonjolkan saja, bagian ini disebut juga bagian terpenting yang mengalahkan bagian atau elemen-elemen lainnya.
ADVERTISEMENT
Jika kita mendapati adanya perbedaan dalam sebuah peristiwa yang diberitakan antara media satu dengan media lainya, dapat kita dikatakan bahwa berita tersebut sudah melalui proses framing. Hal ini karena setiap media memiliki ciri khasnya sendiri dan dikemas melalui sudut pandang tertentu atau sudut pandang media itu sendiri. Oleh karena itu, mengapa berita yang di framing lebih berdampak besar bagi masyarakat atau mengapa masyarakat lebih menyukai berita yang telah di framing? Tentu hal ini dikarenakan gaya bahasa yang sudah di framing membuat atau menjadikan mereka hendak tertarik ke dalam berita, dan framing tersebut mampu untuk mempengaruhi pikiran si pembaca. Hal yang membuat tertarik biasanya pada bagian judul, dimana Judul merupakan bagian dari framing yang sangat berpengaruh. Karena biasanya pada bagian judul penulis akan memilih kata-kata yang bisa mendramatisir peristiwa yang diangkat menjadi berita, tujuanya tak lain dan tak bukan untuk menarik perhatian pembaca. Pada saat mereka mulai membaca beritanya secara tidak langsung pembaca akan terbawa oleh kalimat-kalimat opini dalam berita tersebut.
ADVERTISEMENT
Secara teoretis framing bukan bermaksud untuk membohongi, namun framing digunakan wartawan atau media untuk tujuan agar sebuah informasi melahirkan kesan atau makna yang diinginkan oleh media dari peristiwa tersebut.
Sebagai contoh framing, saya menemukan data framing dalam peristiwa yang belum lama terjadi, dan peristiwa tersebut telah menjadi berita yang hangat untuk diinformasikan bagi media. Misalnya, bagaimana media berinisial (B. Indonesia) memberitakan peristiwa Tragedi Stadion Kanjuruhan secara “berbeda”, ketika menyampaikan informasinya media tersebut terlihat memojokkan aparat yang menembakkan gas. Namun sebaliknya, media inisial (M.com) memberikan saksi dengan memberikan tudingan yang memojokkan suporter atas tragedi tersebut.
Setelah melihat dan menganalisis dari dua contoh berita di atas yang disampaikan oleh media tersebut, kita telah melihat bagaimana sebuah realitas atau peristiwa dibentuk dan dikontuksikan oleh media dengan menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu lain atau ingin menonjolkan aspek tertentu dalam sebuah peristiwa.
ADVERTISEMENT
Maka dapat disimpulkan, dengan framing ini, peristiwa yang sama bisa menghasilkan berita dan persepsi yang berbeda. Namun, umumnya yang ditandai dari framing itu ialah menonjolkan aspek tertentu dari sebuah realitas atau peristiwa yang dibelokkan secara halus, dengan maksud agar sebuh peristiwa melahirkan kesan atau makna tertentu yang diinginkan media.