Mengetahui Proses Penyuntingan Film Dokumenter Sebelum Ditayangkan

Hartono
Mahasiswa - Sastra Indonesia - Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
3 Desember 2022 14:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hartono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Film. Foto : Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Film. Foto : Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebelum melangkah lebih jauh tentang bagaimana proses penyuntingan pada film dokumenter, alangkah baiknya, kita harus mengetahui lebih dulu apa itu film dan apa tujuan dari pembuatan film dokumenter itu sendiri. Film merupakan alat ekspresi kesenian. Film juga merupakan gabungan dari berbagai teknologi seperti fotografi dalam rekaman suara, kesenian baik seni rupa, seni teater, arsitektur dan seni musik. Film dokumenter sendiri dibuat agar para penonton lebih menyatu dalam setiap peristiwa yang dialami oleh pemain. Selain itu, film adalah sesuatu yang merupakan bagian dari produksi ekonomi suatu masyarakat dan film itu sendiri mesti dipandang dalam hubungan dengan produk-produk lainnya.
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan film itu sendiri ada tiga tahapannya, yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi. Tahap pra produksi merupakan penyiapan peralatan apa saja yang digunakan serta penentuan waktu pelaksanaan. Supaya, pada saat produksi dapat dilakukan dengan efisien dan efektif. Tahap produksi merupakan tahapan untuk melakukan pengambilan gambar yang nantinya akan masuk pada tahapan akhir di pasca produksi. Selanjutnya pasca produksi tahap yang terakhir ini yang nantinya melakukan penyuntingan terhadap hasil pengambilan gambar, yang selanjutnya akan di preview sebelum ditayangkan.
Ilustrasi Editing Film. Foto : Pixabay.com
Setelah ketiga tahapan tersebut selesai, selanjutnya tahap proses penyuntingan atau yang sering disebut editing. Editing ini memerlukan proses yang panjang dan menuntut kerjasama antar sutradara dan editor, editor suara dan editor gambar, dan tentunya dalam pengawasan produser. Biasanya, pada proses penyuntingan film dokumenter ada empat fungsi yang dilakukan editing, yaitu menggabungkan gambar berdasarkan alur cerita yang sudah disusun, menyingkat atau memotong bagian gambar untuk membangun pesan yang akan disampaikan ke audiens, dan mengoreksi bagian gambar untuk disesuaikan agar pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik.
ADVERTISEMENT
Memahami Alur Cerita Film Dokumenter
Pada proses penyuntingan ini, tentu perlu adanya pemahaman tentang alur cerita pada filmnya. Karena hal ini akan berpengaruh pada desain produksi pembuatan film dalam memvisualisasikan footage yang dipilih untuk disunting dalam proses penyuntingan itu sendiri.
Pemilihan Footage
Dalam proses penyuntingan film biasanya kita akan menyusun beberapa bagian footage yang sebelumnya telah dipilih. Kemudian, dari penyusunan konsep dan cerita tersebut, biasanya seorang editor akan memberikan beberapa transisi yang bertujuan untuk menghubungkan rangkaian footage agar pesan yang divisualisasikan tersampaikan kepada penonton. Transisi yang digunakan dalam film dokumenter biasanya memang sederhana, yang umum seperti cut, dissolve, fade dan wise.
Unsur Sinematik
Setelah pemilihan footage dilakukan maka hal yang harus diperhatikan selanjutnya yakni unsur sinematik. Unsur sinematik sendiri terdiri dari beberapa aspek dalam produksi sebuah film, seperti sinematografi, editing dan suara. Film yang telah membangun sebuah cerita, biasanya film tersebut telah memenuhi persyaratan, yaitu memiliki unsur naratif dan sinematik. Hal ini bisa dilihat dalam rangkaian scene-nya. Maka pemilihan footage yang tepat menjadi kunci penyampaian pesan yang ada di dalam film dokumenter tersebut tersampaikan dengan baik saat audiens menontonnya.
ADVERTISEMENT
Menyunting Kembali Sebelum Ditayangkan
Setelah semua proses penyuntingan film dokumenter telah selesai, jangan lupa untuk lakukan kembali preview sebelum film tersebut dipublikasi atau ditayangkan. Tentu hal ini dilakukan untuk memastikan ulang hasil penyuntingan sudah sesuai dengan ide cerita yang telah dibuat apa belum. Jika memang sudah cukup, maka proses selanjutnya adalah melakukan meng-export video yang telah disunting untuk dijadikan film dokumenter secara utuh agar dapat di unggah untuk dipublikasikan dan dinikmati audiens.