Siapa suka majalah pria (dewasa)? Saya tidak.
Sampai tiga bulan lalu, saya tak punya ketertarikan khusus dengan majalah pria. Saya menganggap majalah pria hanya berisi foto-foto erotis perempuan berikut stereotip yang mengukuhkan maskulinitas lawas dan beracun. Singkatnya, ia "porno" dan mengundang lemparan batu FPI–seperti yang dialami Majalah Playboy. Atau, ia mungkin berisi gaya hidup yang jauh dari kehidupan saya, katakanlah urusan otomotif atau badan kekar, sehingga membacanya bakal bikin saya merasa nelangsa.
Pandangan itu berubah ketika saya bertandang ke sebuah komunitas seni di Makassar. Saya datang ke markas sekaligus kontrakan komunitas itu untuk menemui teman saya sambil mengunjungi pameran fotografi yang sedang digelar.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814