3 Khutbah Orang Meninggal sebagai Pengingat akan Akhirat

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
17 Mei 2024 4:09 WIB
·
waktu baca 15 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Khutbah Orang Meninggal. Unsplash/Malik Shibly
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Khutbah Orang Meninggal. Unsplash/Malik Shibly
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Khutbah orang meninggal merupakan salah satu topik terbaik dalam mengingat ajal, kehidupan alam kubur, dan juga akhirat.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Pasti Bisa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/MA Kelas XI (57:2017), oleh Tim Ganesha Operation, pengertian khutbah secara istilah adalah ajakan dengan menyeru orang lain untuk meningkatkan kualitas ketakwaan dan keimanannya dengan cara menyampaikan pesan keagamaan sesuai dengan rukun dan syarat tertentu.
Sedangkan kata hutbah sendiri berasal dari bahasa Arab, yakni “khataba”, “yakhtuba” dan “khutbatan”, yang berarti ceramah atau pidato.

Khutbah Orang Meninggal

Ilustrasi Khutbah Orang Meninggal. Unsplash/Anis Coquel
Berikut beberapa contoh khutbah orang meninggal yang sebagai pengingat kematian dan kehidupan akhirat:

1. Khutbah I

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ
ADVERTISEMENT
Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah,
Pertama-tama, marilah kita bersyukur kepada Allah yang telah memberikan begitu banyak kenikmatan kepada kita, sehingga kita masih dapat melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini.
Shalawat dan salam, semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad yang telah membimbing kita menuju cahaya Islam yang terang dan jelas.
Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya, sehingga kita diakui sebagai umatnya dan mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.
Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah,
Sebagai khatib, kami mengajak hadirin sekalian dan diri kami sendiri untuk terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Semoga Allah senantiasa memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita agar tetap dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Amin.
ADVERTISEMENT
Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah,
Manusia adalah ciptaan Allah yang paling mulia, sehingga ciptaan lain diperintahkan untuk tunduk dan menghormati manusia. Bahkan, Iblis dan malaikat diperintahkan untuk tunduk kepada manusia atau Nabi Adam a.s. sebagai tanda kemuliaan manusia di hadapan makhluk lainnya.
Namun, manusia diciptakan oleh Allah untuk menyembah dan bersujud hanya kepada-Nya. Manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling tunduk kepada-Nya, yang paling baik dalam ibadah dan takwanya.
Semakin tinggi tingkat takwanya, semakin tinggi nilai dan posisi manusia di sisi Allah.
Setiap manusia pasti akan mati. Tiada yang bisa memajukan atau memundurkan jadwal kematian yang sudah ditentukan Allah. Allah berfirman:
ولِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
ADVERTISEMENT
Artinya: “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS al-A’raf Ayat 34)
Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah,
Sebelum kedatangan kematian, penting bagi kita untuk sering mengingat akan keberadaan kematian. Mengapa? Karena jika kita lupa akan kematian, kita akan merugi karena tidak mempersiapkan bekal untuk menghadapinya. Hal ini dapat menyebabkan penyesalan di akhirat kelak.
Rasulullah menganjurkan umat Islam untuk sering mengingat kematian:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ » يَعْنِى الْمَوْتَ.
Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”, yaitu kematian.” (HR Tirmidzi dan dishahihkan di dalam Kitab Shahih Tirmidzi)
ADVERTISEMENT
Khutbah kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
ADVERTISEMENT
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

2. Khutbah II

بِسْمِ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ. اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَكَفَى ، وَسَلَامٌ عَلَى عِبَادِهِ الَّذِيْنَ اصْطَفَى أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاشَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ
ADVERTISEMENT
اللهُمْ صَلِّ وَسَلّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِهِ وأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ, أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللَّهِ, أَوْصِيْكُمْ وَأَيَّايَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ، أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أُمَّةً مُحَمَّدٍ صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَفَرِّجْ عَنْ أُمَّةٍ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَارْحَمْ أُمَّةً مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَانْشُرْ وَاحْفَظْ نَهْضَةً الْوَطَنِ فِي الْعَالَمِيْنَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Kaum muslim yang terhormat di sidang Jumat yang penuh berkah,
Puji dan syukur Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah Robbul 'Izzati karena pada kesempatan Jumat ini kita dapat melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim, yaitu salat Jumat secara berjamaah di masjid yang kita cintai ini.
ADVERTISEMENT
Selawat dan salam kita sampaikan kepada uswatun hasanah kita, Nabi Besar Muhammad saw, beserta keluarga dan sahabatnya. Semoga kita semua yang hadir di masjid ini mendapatkan syafaat dari beliau di hari kiamat. Aamiin.
Dalam khutbah singkat ini, khatib mengingatkan kepada diri sendiri dan seluruh jemaah untuk bertakwa kepada Allah Swt dengan sebenar-benar takwa, yaitu dengan melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Kaum muslimin yang terhormat di sidang Jumat yang penuh berkah,
Pada kesempatan khutbah kali ini, khatib akan membahas tentang Persiapan Menuju Kematian, sebuah tema yang sangat penting di antara berbagai tema lainnya.
Pada akhirnya, semua orang, tidak peduli gelar atau jabatan tinggi, akan mengalami kematian suatu saat nanti. Ketika itulah, semua harta dan kedudukan di dunia tidak memiliki nilai apa pun. Semua itu akan hilang dan lenyap tanpa sisa.
ADVERTISEMENT
Rumah mewah yang dibangun dengan biaya besar, mobil mewah, kekayaan berlimpah, dan segala yang kita cintai tidak lagi bermanfaat. Yang kita bawa saat menghadap Allah hanyalah iman dan amal sholeh yang kita lakukan selama hidup di dunia.
Semakin kuat iman dan semakin banyak amal sholeh yang kita lakukan, semakin besar peluang kita untuk menghadapi kematian dalam keadaan husnul khatimah, yang artinya kematian yang baik dan terhindar dari kematian yang buruk (su'ul khatimah).
Kematian su'ul khatimah merupakan kematian yang penuh penderitaan, seperti yang dijelaskan dalam sabda Nabi tentang proses sakaratul maut yang sangat menyakitkan.
Ketika iman dan amal sholeh mengiringi kita di dalam kubur, kubur akan menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan, seperti taman di surga (raudhah min riyadhil jannah).
ADVERTISEMENT
Begitu juga saat bangkit dari kubur untuk dikumpulkan di padang mahsyar, orang-orang yang memiliki iman dan amal sholeh akan mendapatkan naungan dari panas terik matahari yang sangat dahsyat.
Dan yang paling penting, orang-orang yang memiliki iman dan amal sholeh akan masuk surga Firdaus, tempat dengan kenikmatan yang tiada tara dan kekal abadi di dalamnya, sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al-Kahfi ayat 107-108:
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنّٰتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا ۙ ١٠٧ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا لَا يَبْغُوْنَ عَنْهَا حِوَلًا ١٠٨
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh memperoleh surga Firdaus sebagai tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin pindah dari sana.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa untuk masuk ke surga Firdaus, kita memerlukan kombinasi iman dan amal sholeh yang telah kita bina selama hidup di dunia. Ini menunjukkan betapa berharganya iman dan amal sholeh dalam pandangan agama.
ADVERTISEMENT
Kaum muslimin yang hadir dalam sidang Jumat yang mulia,
Kita sering mendengar kata iman dan amal sholeh, namun seringkali tidak memahaminya secara mendalam, sehingga sering dianggap remeh.
Padahal, iman dan amal sholeh adalah kunci untuk masuk surga. Memahami ini dengan mendalam memerlukan pengkajian intensif, karena iman bersifat abstrak namun bisa kita rasakan melalui keyakinan akan keesaan Allah.
Untuk memahami secara mendalam, kita perlu melakukan pengkajian yang intensif dan berkelanjutan terhadap konsep-konsep agama, terutama dalam hal iman dan amal sholeh.
Meskipun iman bersifat abstrak dan tidak terlihat, kita dapat merasakan keberadaannya melalui keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan di jagad raya ini.
Untuk memperkuat keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan, kita perlu belajar ilmu akidah atau tauhid, termasuk pemahaman terhadap 20 sifat wajib bagi Allah dan asmaul husna yang berjumlah 99, serta menggali dalil-dalil yang mendukungnya baik dari sumber naqli maupun aqli.
ADVERTISEMENT
Setelah memahami konsep iman, langkah selanjutnya adalah menerapkannya dalam bentuk amal sholeh. Amal sholeh mencakup segala perbuatan yang dianggap baik, benar, positif, dan sesuai dengan ajaran Islam.
Iman kita akan diakui jika dibuktikan melalui amal sholeh, dan sebaliknya, amal sholeh kita akan diterima oleh Allah jika dilandasi oleh rasa iman yang kuat. Oleh karena itu, iman dan amal sholeh tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling terkait erat.
Pesan yang dapat diambil dari penjelasan ini adalah bahwa masuk surga tidaklah mungkin tanpa adanya iman dan amal sholeh selama hidup di dunia.
Oleh karena itu, selama kita masih hidup, mari kita perkuat iman kita dengan ketaatan dan ketundukan kepada Allah sesuai dengan syariat agama.
ADVERTISEMENT
Dengan melakukan amal sholeh yang bernilai ibadah besar, kita akan berpotensi masuk ke dalam surga Firdaus seperti yang dijanjikan dalam surah Al-Kahfi ayat 107-108.
Khutbah Jumat ini diharapkan menjadi pengingat yang berharga untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian yang bisa datang secara tiba-tiba, dan semoga kematian kita nanti tergolong sebagai husnul khatimah. Aamiin.
بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ, وَتَقَبَّلَ مِنّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.
Khutbah kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :
ADVERTISEMENT
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
ADVERTISEMENT
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

3. Khutbah III

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ
ADVERTISEMENT
Hadirin jamaah salat Jumat yang dirahmati Allah,
Dalam khotbah hari ini, mari kita bersama-sama meningkatkan tingkat takwa kita kepada Allah Swt dengan mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Kita sering mendengar kabar duka hampir setiap hari, di mana kematian menjadi peristiwa yang lumrah terjadi. Baik itu dalam lingkungan keluarga kita sendiri maupun orang lain.
Hal ini seharusnya membuat kita semakin yakin bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti akan datang kepada setiap individu. Yang memiliki kehidupan abadi adalah hanya Allah Swt.
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ (26) وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ (27)
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal.”
ADVERTISEMENT
Masalah kapan kematian itu akan datang dan menghampiri kita, Wallahu a’lam. Hanya Allah yang tahu.
Hadirin yang dihormati,
Penting untuk diingat bahwa kematian bisa datang dalam dua bentuk. Ada yang datang setelah ada penyebabnya, seperti sakit atau kecelakaan. Namun, ada juga kematian yang tiba-tiba tanpa ada penyebab yang jelas.
Kadang-kadang seseorang yang masih sehat kemarin, hari ini sudah tiada. Orang yang beberapa hari lalu masih bersama kita di masjid untuk salat Jumat, hari ini sudah meninggal dunia.
Hal ini mengingatkan kita bahwa kematian bisa datang kapan saja, tanpa kita duga.
Oleh karena itu, saat ini saatnya untuk merenung dan bertanya pada diri sendiri, "Apakah bekal kita untuk kehidupan akhirat sudah cukup? Apakah kita sudah siap jika suatu saat dipanggil oleh-Nya?"
ADVERTISEMENT
Hadirin, jama’ah Ju’mat Rahimakumullah…
Allah Swt berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok atau akhirat, dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Allah memerintahkan kita untuk selalu memprioritaskan hal-hal yang memberikan manfaat untuk masa depan, baik di dunia maupun akhirat. Persiapan untuk masa depan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, seperti persiapan menyambut kedatangan tamu.
Masa depan di dunia dan akhirat memiliki perbedaan yang sangat besar. Kegagalan di dunia hanya berdampak pada penyesalan sementara, tetapi kegagalan di akhirat adalah kegagalan yang sejati dengan penyesalan yang tak berujung.
ADVERTISEMENT
Kita semua akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan kita selama hidup di dunia, tanpa terkecuali.
Ayat tersebut menyebutkan kata "akhirat" dalam bentuk umum, menunjukkan bahwa akhirat adalah sesuatu yang besar dan luas yang tidak dapat sepenuhnya kita ketahui bagaimana keadaannya.
Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya mempersiapkan diri dengan baik untuk masa depan yang kekal di akhirat.
Ketidaktahuan kita tentang kebesaran akhirat seharusnya menjadi dorongan bagi kita untuk terus memperbaiki diri di setiap kesempatan.
Kita tidak pernah tahu bagaimana akhirat akan menghadapi kita, oleh karena itu yang dapat kita lakukan adalah mempersiapkan bekal yang terbaik untuknya.
Bekal terbaik yang dapat kita persiapkan adalah ketakwaan kepada Allah selama kita masih hidup di dunia.
ADVERTISEMENT
Definisi ketakwaan, sebagaimana yang sering kita dengar, adalah menjalankan perintah dan meninggalkan larangan. Yang mana pada ayat tadi, Allah menyebutkan perintah untuk bertakwa itu sebanyak dua kali:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
Dan…
وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Penyebutan dua kali ini menunjukkan penekanan atau penguatan, betapa pentingnya takwa itu. Ada pula yang berpendapat bahwa perintah takwa yang kedua adalah perintah untuk mengevaluasi dan menyempurnakan amalan yang dilakukan atas dasar takwa pada perintah pertama.
Hadirin, jama’ah Ju’mat Rahimakumullah…
Mengakhiri khotbah ini, khatib ingin mengajak kita semua untuk menginstropeksi diri kita masing-masing. Mari kita tingkatan ibadah kita selama kita masih bisa bernapas. Karena, ketika kematian datang, manusia, sehebat apapun dia, tak mungkin akan bisa menghindar.
ADVERTISEMENT
إِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
“Ketika kematian datang, tak akan bisa diundur atau dimajukan sama sekali.”
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
ADVERTISEMENT
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Itulah khutbah tentang kematian yang bisa dibawakan pada salat Jumat. Semoga bermanfaat. (Andi)
ADVERTISEMENT