Ada Potensi Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang, tapi Tak Sebesar di Anyer

18 April 2024 17:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Personel Basarnas (Badan SAR Nasional) mengamati gunung Ruang dari dermaga pelabuhan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro (Siau, Tagulandang, Biaro), Sulawesi Utara, Kamis (18/4/2024).  Foto: HO-Basarnas Banten/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Personel Basarnas (Badan SAR Nasional) mengamati gunung Ruang dari dermaga pelabuhan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro (Siau, Tagulandang, Biaro), Sulawesi Utara, Kamis (18/4/2024). Foto: HO-Basarnas Banten/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada potensi tsunami terkait letusan Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, pada Rabu (17/4). Sebab, bisa terjadi reruntuhan kaldera dan luncuran lahar ke laut.
ADVERTISEMENT
Hal ini mengingat Gunung Ruang terletak di tengah laut seperti Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda. Letusan Gunung Anak Krakatau pada 22-23 Desember 2018 memicu tsunami di kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang, Banten, yang menewaskan sedikitnya 437 orang.
Lantas, apakah ada potensi tsunami di sekitar Gunung Ruang akan sedahsyat apa yang terjadi di Anyer pada 2018?
"Kalau perbedaannya dengan Anak Krakatau, kalau Anak Krakatau ini gunung api yang sedang tumbuh. Jadi kalau ibarat anak kecil ini sedang aktif-aktifnya bertumbuh," kata Kepala Tim Pengamatan Gunung Api PVMBG, Heruningtyas Desi Purnamasari, kepada kumparan, Kamis (18/4).
Kondisi pertumbuhan tersebut membuat bebatuan di Anak Krakatau tak stabil. Jadi bila ada letusan besar bisa menyebabkan longsoran kaldera berujung tsunami.
Kondisi pasca tsunami Anyer. Foto: Arifin Asydhad/kumparan
"Hal ini berbeda dengan Gunung Ruang. Kalau Ruang memiliki batuan yang lebih kompak dan juga masa siklus erupsinya memang cukup lama. Terakhir di 2002 sebelum 2024," kata Heruningtyas.
ADVERTISEMENT
"Sehingga ada masa 22 tahun untuk masa periode erupsi," imbuhnya.
Kondisi Hotel Mutiara Carita usai diterjang tsunami di Selat Sunda. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan

Potensi Tsunami Berbeda

Heruningtyas menjelaskan, tsunami bisa saja terjadi seiring dengan kondisi aktif Gunung Ruang berstatus Awas itu. Namun, intensitasnya diyakini berbeda dengan tsunami Anyer.
"Kemungkinan memang ada potensi untuk tsunami, tapi berbeda dengan tsunami akibat Anak Krakatau. Tapi semua tergantung kekuatan erupsinya," katanya.
"Kalau kekuatan erupsinya besar bisa saja merobohkan Gunung Ruang itu. Tergantung energi yang keluar," tutup Heruningtyas.
Perubahan wajah Gunung Anak Krakatau dari 2018 sampai 2019 setelah erupsi yang memicu tsunami. Foto: Rebecca Williams via Geology.