KNKT: Suara Kapten Pilot Tak Terekam di CVR Sriwijaya Air SJ- 182

3 November 2022 16:27 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Komite KNKT membawa Cockpit Voice Recoder (CVR) Sriwijaya Air SJ 182 saat tiba di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Rabu (31/3). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Komite KNKT membawa Cockpit Voice Recoder (CVR) Sriwijaya Air SJ 182 saat tiba di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Rabu (31/3). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasubkom Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Moda Penerbangan, Nurcahyo Utomo, mengungkap suara pilot tidak terekam alat cockpit voice recorder (CVR) dalam kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada Januari 2021 lalu.
ADVERTISEMENT
Karena tidak terekam, KNKT kekurangan informasi pembicaraan di kokpit ketika pesawat mengalami masalah sebelum akhirnya jatuh.
"Kami kebetulan dari Cockpit Voice Recorder (CVR) yang ditemukan, kami mendapatkan bahwa suara kaptennya tidak terekam," kata Nurcahyo dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi V DPR, Kamis (3/11).
Nurcahyo menerangkan KNKT tidak bisa menemukan alasan kenapa suara kapten pilot yang tidak terekam dalam CVR.
Tetapi, ia menyebut ada dugaan kapten pilot tidak menggunakan headset dan suaranya terhalang kebisingan.
Di sisi lain, kata Nurcahyo, suara co-pilot masih bisa didengar.
Petugas KNKT membawa Cockpit Voice Recoder (CVR) Sriwijaya Air SJ 182 setibanya di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Rabu (31/3). Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
"Mikrofon yang di dalam kokpit yang kami harapkan bisa merekam apa pun suara yang ada di kokpit, namun ternyata pada channel ini tertutup suara bising pada 400 heartz sehingga suara pembicaraan tidak bisa direkam," ujar Nurcahyo.
ADVERTISEMENT
"Suara co-pilot bisa kita dengar sepanjang waktu, suara dari pengatur lalu lintas udara juga bisa kita dengar," katanya.
Sementara itu, salah satu penyebab jatuhnya SJ-182 yakni kerusakan thrust lever sebelah kanan yang membuat asimetri tenaga pesawat sebelah kanan dan kiri. Saat pesawat hendak mencapai ketinggian 11.000 kaki, pesawat yang akan berbelok ke kanan justru menjadi datar dan akhirnya berbelok ke kiri.
Nurcahyo melanjutkan, adanya perubahan-perubahan di dalam kokpit pesawat tidak disadari oleh pilot. Diduga pilot percaya pada sistem automatisasi yang ada di pesawat. Adapun upaya pertama pemulihan pilot justru semakin membelokkan pesawat ke kiri.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjanto mememeriksa puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (13/1). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
"Kalau pesawat sudah di-set arah tertentu, ketinggian tertentu, maka autopilot akan mengatur apa yang sudah di-set. Dan autothrottle akan mengatur sesuai permintaan autopilot sehingga kondisi ini mungkin telah berdampak pada pengurangan monitor terhadap instrumen dan kondisi-kondisi yang terjadi," ujar Nurcahyo.
ADVERTISEMENT
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021.
Pesawat berjenis Boeing 737-500 itu mengangkut 62 orang yang terdiri dari 12 awak kabin, 40 penumpang dewasa, 7 penumpang anak-anak, dan 3 bayi. Tak ada satu pun penumpang yang selamat dalam kecelakaan ini.