Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Rantai Makanan di Hutan: Fakta Menarik Ekosistem Darat
14 Desember 2024 12:37 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Najwa Syafkitamsana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah teman-teman tahu apakah ekosistem darat itu? Mari kita bahas.
Menurut Haryadi et al., (2019). Ekosistem darat disebut juga dengan ekosistem yang menempati wilayah daratan seperti hutan, taman, sawah, dan daratan lainnya. Komponen yang menduduki ekosistem darat meliputi lingkungan yang sifatnya biotik yaitu makhluk hidup baik flora maupun fauna dan lingkungan abiotik seperti udara, sinar matahari dan juga tanah.
ADVERTISEMENT
Taukah kamu bahwa pada ekosistem hutan memiliki berbagai rantai makanan?
Banyaknya flora dan fauna yang mendiami suatu ekosistem, menyebabkan munculnya rantai makanan yang besar terutama pada ekosistem hutan. Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Joko Priyanto (2020). Menyebutkan bahwa Rantai makanan terjadi ketika adanya peristiwa makan dan dimakan. Rantai makanan diawali dengan dimakannya produsen oleh konsumen primer dan berakhir pada dekomposer. Hubungan makan dan dimakan tersebut akan membentuk suatu jaring-jaring makanan, dimana terbentuk karena adanya beberapa rantai makanan yang berkumpul dalam wilayah tersebut.
Urutran rantai makanan yang mendiami kawasan Taman Hutan SituGintung tersusun atas beberapa tingkatan trofik. Pertama diawali dengan produsen atau disebut juga dengan tumbuhan yang bersifat autotroph. Contoh produsen seperti rumput dan daun.
ADVERTISEMENT
Tingkat trofik kedua yaitu konsumen primer, dimana konsumen primer termasuk kedalam hewan herbivora yang memakan produsen, contohnya seperti belalang dan ulat. Tingkat trofik ketiga yaitu konsumen sekunder, yang mencakup hewan pemakan konsumen primer atau disebut juga hewan karnivora menengah. Contoh dari konsumen sekunder seperti: kodok, tikus, katak, dan ayam.
Tingkat trofik keempat yaitu konsumen tersier atau disebut juga dengan hewan pemakan konsumen primer, maupun konsumen sekunder, disebut juga dengan hewan pemakan karnivora. Contoh konsumen tersier yaitu ular. Puncak konsumen tertinggi yaitu disebut juga dengan konsumen quarter yang dimana predator puncak yang memakan bangkai maupun konsumen dibawahnya, seperti burung elang.
Rantai makanan paling akhir, dimenangkan oleh dekomposer yang tugasnya sebagai pengurai dari hewan-hewan yang mengalami proses rantai makanan. Contoh dari dekomposer, bisa berupa jamur, maupun bakteri.
ADVERTISEMENT
Bagaimana rantai makanan dalam suatu ekosistem terjadi?
Rantai makanan akan berjalan semestinya jika lingkungan di ekosistem tersebut mendukung kelangsungan hidup bagi flora maupun fauna. Lingkungan abiotik sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan makhluk hidup dan perkembangannya.
Makhluk hidup membutuhkan faktor abiotik seperti air, tanah, udara dan cahaya matahari. Tanah membantu dalam pertumbuhan produsen sehingga hasilnya dapat dimakan oleh konsumen primer. Cahaya matahari dan udara juga menjadi faktor pendukung kelangsungan hidup makhluk hidup pada ekosistem daratan.
Pengamatan yang telah dilakukan di taman hutan SituGintung, Tangerang Selatan. Mendapatkan hasil parameter sebagai berikut:
1. Suhu udara : 30,1 ℃
2. Kelembaban udara : 69,0 RH%
3. Intensitas cahaya : 103 Lux
4. Kecepatan angin : 1,6 m/s
ADVERTISEMENT
5. pH tanah : 7 pH
Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan, kondisi taman hutan Situ Gintung cukup mendukung terbentuknya rantai makanan. Suhu udara yang hangat (30,1 ℃), kelembapan sedang (69,0%), dan pH tanah netral (7) memungkinkan tumbuhan tumbuh optimal sebagai produsen. Meskipun intensitas cahaya relatif rendah (103 Lux), tumbuhan toleran naungan masih dapat berfotosintesis. Kecepatan angin rendah (1,6 m/s) mendukung proses alami seperti penyerbukan dan penyebaran biji. Kondisi ini menciptakan ekosistem yang seimbang untuk mendukung rantai makanan.
Adanya lingkungan abiotik pada ekosistem darat yang mendukung keberlangsungan hidup hewan maupun tumbuhan didalamnya, akan tercipta lingkungan ekosistem yang sehat dan ketersediaan nutrisi yang mencukupi bagi makhluk hidup dan terbentuknya rantai makanan yang menjadi salah satu faktor terbentuknya suatu ekosistem daratan khususnya di hutan.
ADVERTISEMENT
REFERENSI
Haryadi, Sunarto, & Sugiyarto. (2019). Strategi Pengelolaan Kawasan Hutan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Provinsi DIY. Artikel Pemakalah Paralel, 343–348.
Joko Priyanto. (2020). Efforts to Improve Understanding of the Food Chain Concept Through Direct Instruction Learning Model for Elementary School Students. SHEs: Conference Series 3 (3) (2020) 818– 826.