Kebiasaan Begadang Mahasiswa

Annisa Nabila Putri Diliharto
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
Konten dari Pengguna
6 Juli 2021 16:24 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annisa Nabila Putri Diliharto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Begadang sebagai kebiasaan mahasiswa
Pixabay.
Begadang adalah keadaan di mana manusia tetap terjaga atau tidak tidur sampai larut malam dan tidur saat pagi datang. Di Indonesia, begadang biasanya dilakukan oleh mereka yang memiliki kepentingan pada malam hari, seperti ronda yang dilakukan warga kampung, para pekerja medis yang mendapat shift kerja malam, dan mahasiswa yang belajar atau mengerjakan tugas. Biasanya, para mahasiswa begadang demi memenuhi tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. Tak jarang, mereka mengerjakan tugas hingga lupa waktu dan kurang istirahat.
ADVERTISEMENT
Di tengah masa pandemi saat ini, penerapan sistem perkuliahan daring guna memutus rantai persebaran COVID-19 nyatanya membuat para mahasiswa menjadi lebih sibuk dibandingkan dengan perkuliahan luring. Selama perkuliahan daring, banyak kampus justru mengadakan kegiatan perkuliahan yang lebih padat. Alasannya, karena para mahasiswa hanya perlu duduk untuk melakukan perkuliahan sehingga tidak memerlukan tenaga yang berlebih untuk berkuliah.
Selain itu, para dosen juga memberikan tugas yang lebih banyak daripada saat perkuliahan tatap muka. Hal ini tentunya membuat para mahasiswa kelelahan dan kehabisan waktu untuk beristirahat karena dituntut untuk mengikuti jadwal kuliah yang padat dan mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan.
Beban yang dirasakan akibat tugas-tugas perkuliahan di tengah masa pandemi ternyata berdampak buruk bagi kesehatan mental para mahasiswa. Matthew Browning, seorang akademikus dan psikolog Clemson University South Carolina, melakukan sebuah riset yang menyimpulkan bahwa kualitas kesehatan mental sebagian besar mahasiswa di Amerika Serikat mengalami penurunan yang drastis selama pandemi (Browning, Larson, Sharaievska, Rigolon, McAnirlin dan Mullenbach, 2021).
ADVERTISEMENT
Hal ini didukung dari hasil penelitiannya yang membuktikan bahwa para mahasiswa harus beradaptasi lagi dengan kondisi dan lingkungan pembelajaran yang baru. Selain itu, banyak materi dan tugas perkuliahan yang tidak dapat dipahami dan tidak bisa dikonsultasikan karena adanya keterbatasan dalam berkomunikasi dengan dosen yang bersangkutan. Keterbatasan ini membuat para mahasiswa begadang demi memahami materi lebih dalam dan menyelesaikan tugas-tugasnya.
Penjelasan Begadang Secara Biopsikologi
Otak adalah organ tubuh manusia yang paling sensitif dan juga membutuhkan banyak oksigen. Jika otak kekurangan oksigen, maka akan terjadi penurunan kemampuan fungsi otak untuk bekerja dan memproses informasi yang masuk.
Seorang professor ilmu saraf dan psikologi dari University of California bernama Matt Walker menuturkan jika aktivitas begadang yang dilakukan para mahasiswa membuat amygdala mengalami kenaikan aktivitas sampai 60 persen (Walker, Helm, Yao, Dutt, Rao dan Saletin, 2011). Sebelum berjalan lebih jauh, apa itu amygdala? Mengapa saat begadang amygdala mengalami peningkatan kerja? Amygdala adalah bagian pada otak yang mengatur tentang emosi seseorang. Jika amygdala tidak berada dalam posisi stabil, maka emosi tidak dapat dikendalikan dengan baik.
ADVERTISEMENT
Kurang tidur akibat begadang dapat mempengaruhi daya ingat para mahasiswa (Takeuchi, Furuta, Sumiyoshi, Suzuki, Ochiai, Hosokawa et al, 2014). Daya ingat yang lemah akan menghambat mereka dalam belajar. Sebagai contoh, mahasiswa yang begadang pada malam hari sebelum perkuliahan, biasanya akan kesusahan dalam mencerna materi yang disampaikan oleh dosen. Kondisi ini tentu saja mengancam nilai-nilai mahasiswa nantinya.
Selain mempengaruhi daya ingat, kebiasaan begadang juga mempengaruhi kecerdasan emosional (Zohar, Tzischinsky, Epstein dan Lavie, 2005) karena tubuh kita tidak berada dalam kondisi yang prima sehingga kita akan merasa sangat lelah dan tidak memiliki cukup energi untuk mengontrol emosi kita. Contohnya, para mahasiswa yang kelelahan akibat begadang biasanya cenderung lebih emosional. Mereka tidak bisa bekerja sama dengan tim dalam kondisi yang baik. Hal ini didukung oleh adanya beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa efek begadang semalaman mirip dengan orang yang mabuk alkohol (Fried, Gazit, Gonen, Gurevitch, Cohen, Strauss, Zeevi et al, 2020), di mana kesadaran kita tidak berada dalam kondisi sepenuhnya sehingga kita tidak bisa mengontrol apa yang kita lakukan.
ADVERTISEMENT
Dampak begadang bagi kesehatan mahasiswa
Begadang akan memberikan dampak yang buruk untuk tubuh jika dilakukan secara terus-menerus. Begadang juga dapat mengganggu siklus kerja tubuh, memicu terjadinya berbagai macam penyakit kronis, dan berpengaruh buruk terhadap kesehatan otak dan mental.
Handoyo (2005) dalam buku yang berjudul Aplikasi Olah Napas berpendapat bahwa begadang semalaman dapat menguras tenaga sehingga membuat tubuh menjadi lemah. Hal ini dapat terjadi karena saat kita begadang, tubuh kita akan melewatkan proses memproduksi ulang sistem kekebalan tubuh yang seharusnya terjadi saat kita tidur di malam hari. Dalam arti lain, tidur adalah kesempatan di mana tubuh memperbaiki dirinya sendiri (Al Hidayat, 2012). Selain mengganggu fungsi otak, terlalu sering begadang juga berdampak buruk bagi psikologis seseorang. Ada keterkaitan antara kurang tidur dengan kesehatan mental, contohnya apabila ada seseorang yang mengalami insomnia (gangguan tidur yang menyebabkan penderitanya sulit tidur) maka hal tersebut dapat memperburuk kondisi psikologis seseorang karena memungkinkan orang tersebut mengalami stress (Glozier, Martiniuk, Patton, Ivers, Li, Hickie, Senserrick et al, 2010).
ADVERTISEMENT
Mahasiswa yang sering begadang, biasanya cenderung memiliki gangguan kecemasan (Jenkins, 2005). Gangguan kecemasan merupakan keadaan lain yang menimbulkan serangan panik serta mimpi buruk. Kurang tidur biasanya mempengaruhi seorang penderita gangguan kecemasan dalam mengatur emosinya.
Selain gangguan kecemasan, ada dampak lain yang muncul karena kita begadang, yaitu depresi (Schlarb, Claßen, Grünwald dan Vögele, 2017). Depresi adalah sebuah gangguan suasana hati yang ekstrem. Orang yang mempunyai depresi biasanya memiliki perasaan sedih yang mendalam. Depresi yang dibiarkan terlalu lama dan tidak kunjung ditangani akan mempengaruhi produktivitas kerja, hubungan dengan lingkungan sosial, bahkan muncul keinginan untuk bunuh diri pada diri orang yang mengidap depresi (Dirgayunita, 2016).
Menjaga pola hidup sehat dan seimbang
Apakah berarti begadang tidak boleh dilakukan sama sekali? Sebenarnya begadang boleh saja dilakukan asalkan tubuh kita sudah siap dan memiliki stamina yang cukup bagus. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga stamina dan kebugaran tubuh antara lain yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Menjaga pola makan yang sehat dan bergizi
2. Kurangi makanan berminyak dan cepat saji
3. Perbanyak mengkonsumsi air putih
4. Berolahraga dengan teratur
5. Mengonsumsi makanan berkarbohidrat rendah
Dengan melakukan hal-hal di atas, kita bisa menjaga keseimbangan nutrisi dalam tubuh dan tetap menjaga pola hidup sehat sehingga tubuh kita tetap fit.
Kaitan dengan islam
Sebagai umat muslim, dalam menjalani kehidupan tentunya kita harus berdasar pada Al-qur’an. Allah berfirman dalam QS. Al-Mu’min: 61, “Allah yang menjadikan untuk kalian malam sebagai waktu beristirahat dan siang untuk berusaha. Sesungguhnya Allah memiliki keutamaan atas manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur”. Pada ayat ini, dijelaskan bahwa Allah menciptakan siang untuk hamba-Nya beraktivitas dan menciptakan malam untuk hamba-Nya beristirahat. Meskipun Allah memberikan banyak kenikmatan kepada kita, masih banyak dari kita yang tidak mensyukuri apa yang telah Allah beri. Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi (An-Nafahat Al-Makiyyah) menafsirkan bahwa ayat ini menunjukkan luasnya rahmat serta kekuasaan Allah. Dalam ayat ini juga ditafsirkan bahwa melakukan aktivitas yang terus menerus akan memudharatkan kita. Maka dari itu Allah menciptakan malam untuk kita beristirahat.
ADVERTISEMENT
Allah juga berfirman dalam QS. Yunus: 67 “Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar”. Pada ayat ini juga dijelaskan bahwa Allah menciptakan malam hari agar kita dapat menenangkan diri atau beristirahat. Allah juga menciptakan siang hari agar kita bisa mencari rezeki. Sesungguhnya di antara pergantian dua waktu tersebut, terdapat petunjuk bahwa Allah lah satu-satunya yang layak untuk disembah. Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, pakar tafsir abad 14 H menafsirkan bahwa jika tidak ada malam maka kita tidak dapat beristirahat. Kemudian beliau menafsirkan juga bahwa tanda-tanda keesaan Allah adalah bahwa Dialah satu-satunya yang berhak disembah.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, diharapkan para mahasiswa bisa mengelola waktunya dengan baik dengan cara memaksimalkan waktu di siang hari untuk mengerjakan tugas-tugas dan belajar serta memanfaatkan malam hari untuk beristirahat. Selain itu, mahasiswa juga harus menjaga pola makan dan rutin berolahraga agar memiliki pola hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahannya. (2021). Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia.
Al Hidayat, B. U. (2012). Hubungan Tingat Stres Dengan Kejadian Insomnia Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro. Jurnal: Fakultas Kedokteran Universitas Dipenogoro. http://eprints.undip.ac.id/33160/
Browning M. H. E. M., Larson L. R., Sharaievska, I., Rigolon, A., McAnirlin, O., Mullenbach L, et al. (2021). Psychological Impacts From COVID-19 Among University Students: Risk Factors Across Seven States in the United States. PLoS ONE. 16(1): e0245327. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0245327
ADVERTISEMENT
Dirgayunita, A. (2016). Depresi: Ciri, penyebab dan penangannya. Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi. 1(1), 1–14. https://doi.org/10.33367/psi.v1i1.235
Fried, I., Gazit, T., Gonen, T., Gurevitch, G., Cohen, N., Strauss, I. Zeevi, Y., et al. (2020). The Role of mPFC and MTL Neurons in Human Choice Under Goal-conflict. Nat commun. 11(4047). https://doi.org/10.1038/s41467-020-17982-z
Glozier, N., Martiniuk, A., Patton, G., Ivers, R., Li, Q., Hickie, I., Senserrick, T., et al. (2010). Short Sleep Duration in Prevalaent and Persistent Psychological Distress in Young Adults : the DRIVE study. National Library of Medicine. 33(9), 1139-45. https://doi.org/10.1093/sleep/33.9.1139
Handoyo, A. (2015). Aplikasi Olah Nafas. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Jenkins, S. M. (2005). Sleep Habits and Patterns of College Students and Their Relationship to Selected Personality Characteristics. Louisiana Tech Digital Commons. https://digitalcommons.latech.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1594&context=dissertations
ADVERTISEMENT
Schlarb, A.A., Claßen, M., Grünwald, J., Vögele, C. (2017). Sleep disturbances and mental strain in university students: results from an online survey in Luxembourg and Germany. Int J Ment Health Syst. 11, 24. https://doi.org/10.1186/s13033-017-0131-9
Takeuchi, M., Furuta, H., Sumiyoshi, T., Suzuki, M., Suzuki, M., Ochiai, Y., Hosokawa, M., et al. (2014). Does Sleep Improve Memory Organization?. Frontiers in Behavioral Neuroscience. 8, 65. https://dx.doi.org/10.3389%2Ffnbeh.2014.00065
Walker, M. P., Helm, E., Yao, J. Dutt, S., Rao, V., Saletin, J. M. (2011). REM Sleep de-potentials Amygdala Activity to Previous Emotional Experiences. US National Library of Medicine : National Institutes of Health. 21(23), 2029-2032. https://dx.doi.org/10.1016%2Fj.cub.2011.10.052
Zohar, D. PhD., Tzischinsky, O. PhD., Epstein, R. MA., Lavie, P. PhD. (2005). The Effects of Sleep Loss on Medical Residents Emotional Reactions to Work Events : a Cognitive-Energy Model. Sleep. 28(1), 47-54. https://doi.org/10.1093/sleep/28.1.47
ADVERTISEMENT