Danantara Indonesia: Benarkah Solusi Ajaib untuk Masalah Ekonomi Indonesia?

Ilustrasi investasi. Sumber : pexels.com

Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Aganata Nusantara (Danantara) atau Danantara Indonesia hadir menjadi solusi inovatif yang dicanangkan pemerintah untuk menjawab masalah perekonomian di Indonesia. Hal ini sejalan dengan tekad Indonesia untuk menjadi negara maju meski tantangan dalam berbagai bidang, terutama perekonomian, masih kompleks dan memerlukan solusi yang komprehensif. Namun, benarkah Danantara Indonesia adalah "solusi ajaib" yang selama ini dicari-cari atau hanya janji manis belaka? Hal ini membutuhkan integritas dan transparansi dalam seluruh proses Danantara Indonesia, mulai dari perencanaan, pengembangan, implementasi, hingga evaluasi hasilnya. Pengawasan dari berbagai pihak juga dibutuhkan untuk memastikan proyek ini berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Apa itu Danantara Indonesia?

Danantara Indonesia merupakan salah satu badan pengelola investasi yang baru-baru ini diluncurkan untuk mengonsolidasi dan mengoptimalkan investasi pemerintah. Dikutip dari website resmi Danantara, rangkaian kata tersebut berasal dari "Daya" berarti energi, "Anagata" berarti masa depan, dan "Nusantara" merujuk pada Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga membentuk satu-kesatuan yang mencerminkan kekuatan dan potensi Indonesia di masa depan. Komitmen Danantara Indonesia dalam langkahnya memakmurkan Indonesia diwujudkan dengan meningkatkan efisiensi pengelolaan aset, menarik minat investasi terutama investor asing, serta mendorong daya saing Indonesia di sektor strategis. Dengan langkah-langkah tersebut, Danantara Indonesia diharapkan dapat menghasilkan keuntungan jangka panjang bagi negara maupun generasi mendatang.

Bagaimana Landasan Hukum Danantara Indonesia?

Danantara Indonesia melaksanakan tugasnya berdasarkan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2025 yang merupakan revisi ketiga dari Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2023 tentang Badan Usaha Miliki Negara. Berdasarkan Pasal 3E ayat (3), tugas yang akan dilaksanakan yakni meningkatkan dan mengoptimalkan investasi dan operasional BUMN dan sumber dana lain.

Bagaimana Keadaan Investasi di Indonesia Saat Ini?

Gambar diagram diolah oleh penulis.

Data resmi Kementerian Hilirisasi dan investasi (BKPM) menunjukkan bahwa realisasi investasi periode Januari hingga Desember 2024 berhasil menembus angka Rp 1.714,2 triliun. Angka ini tidak hanya berhasil melampaui target Rencana Strategis (Renstra) yang ditetapkan sebesar Rp 1.239,3 triliun, tetapi juga melampaui target yang dicanangkan oleh Presiden yakni sebesar Rp 1.650 triliun. Pencapaian ini menunjukkan bahwa iklim investasi di Indonesia semakin kondusif dan menarik bagi investor. Komposisi investasi tahun 2024 didominasi oleh Penanaman Modal Asing (PMA) yang mencapai Rp 900,2 triliun, dan diikuti oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 814 triliun. Sedangkan, penyaluran investasi ke Pulau Jawa mencapai Rp 818,8 triliun, sementara wilayah luar Pulau Jawa justru mendapatkan porsi yang lebih besar, yaitu sebesar Rp 895,4 triliun. Investasi tersebut juga telah menyerap 2.456.130 orang tenaga kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa sebenarnya cita-cita pemerintah untuk menciptakan iklim investasi yang ekspansif dan berkelanjutan melalui Danantara Indonesia berpotensi besar untuk terealisasi.

Mengapa Danantara Indonesia Bisa menjadi "Solusi Ajaib" bagi Perekonomian Indonesia?

Danantara Indonesia berpotensi masuk pada jajaran 10 SWF (Sovereign Wealth Fund) terbesar di dunia karena proyeksi pengelolaan asetnya diperkirakan mencapai lebih dari $900 miliar atau lebih dari Rp14ribu triliun dalam beberapa tahun ke depan. Untuk mendanainya, pemerintah telah mengamankan hampir $20 miliar RP300 triliun dalam bentuk tabungan negara dari efisiensi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun ini. Keunikan Danantara Indonesia juga terletak pada konsep integrasi untuk pembangunan ekonomi jangka panjang yang memungkinkan keselarasan antara aktivitas investasi dengan prioritas pembangunan nasional seperti hilirisasi industri, pengembangan infrastruktur, dan transisi menuju ekonomi hijau berkelanjutan.

Salah satu alasan mengapa Danantara indonesia menjadi solusi penting bagi perekonomian Indonesia karena potensinya untuk menjadi katalisator investasi berskala besar. Kemampuan mobilisasi dana tersebut memungkinkan untuk lebih mengedepankan investasi pada sektor strategis penggerak ekonomi, seperti infrastruktur, energi, industri manufaktur, dan teknologi. Investasi pada sektor strategis akan menciptakan multiplier effect (efek berganda) yang menstimulasi aktivitas ekonomi secara keseluruhan, dari terciptanya lapangan pekerjaan hingga ekspansi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah).

Namun, potensi tersebut bisa terhambat karena kesenjangan ekonomi antarwilayah. Dengan alokasi investasi yang tepat, perkembangan pusat ekonomi di luar Jawa juga bisa didorong dan dikembangkan. Hal ini juga menciptakan alternatif tujuan investasi dan perekonomian serta mengurangi konsentrasi terpusat dari aktivitas ekonomi di Jawa yang menjadi akar masalah utama kesenjangan antar wilayah. Pemerataan pembangunan juga dapat menyelesaikan masalah urbanisasi berlebihan, kemacetan, dan masalah lingkungan akibat pembangunan yang terpusat di Jawa sehingga Danantara Indonesia bisa dipandang sebagai solusi komprehensif bagi tantangan struktural yang ada di Indonesia.

Dalam pelaksanaannya, Danantara Indonesia juga dapat belajar dari kesuksesan negara lain dalam mengelola SWF. Negara Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Kuwait juga memiliki dana investasi yang mengelola aset sejumlah miliran dolar yag telah membantu mereka untuk membangun infrastruktur dan mendiversifikasi ekonomi di negara mereka. Hal ini menunjukkan keberhasilan SWF tak lepas dari tata kelola yang baik, transparansi, dan strategi investasi yang tepat sehingga SWF dapat menjadi penggerak ekonomi nasional.

Berdasarkan analisis dari berbagai sumber dan perspektif, Danantara Indonesia memang berpotensi besar untuk menjadi solusi strategis perekonomian Indonesia, terutama dalam mengelola aset dalam jumlah besar, menarik investasi asing maupun dalam negeri, mengoptimalkan aset negara, hingga mengurangi ketergantungan negara pada utang luar negeri. Dampak positifnya juga luas, tetapi istilah "solusi ajaib" mungkin terlalu menyederhanakan tantangan ekonomi yang kompleks serta tidak terprediksi dan risiko yang akan dihadapi dalam pengelolaan dan investasi yang sebesar ini. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan Danantara Indonesia akan sangat bergantung pada tata kelola yang akuntabel, transparan, serta berintegritas, manajemen risiko yang tepat, sekaligus strategi dan sinergi dengan kebijakan ekonomi nasional secara keseluruhan.