news-card-video
22 Ramadhan 1446 HSabtu, 22 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Sistem Komunikasi Perkotaan: Rahasia Bertahannya Budaya Kampung Trisari

Tasya Dwi namira
Mahasiswa aktif semester 1 pada program S1 Ilmu Komunikasi di Universitas Mulawarman dengan prestasi akademik yang memuaskan dan kemampuan interpersonal yang baik.
21 Maret 2025 12:43 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tasya Dwi namira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lomba Senam Bersama Trisari Sehat Ceria edisi Perayaan Kemerdekaan Indonesia. Foto ini diambil pada tanggal 11 Agustus 2024. (Sumber: Foto milik Ibu Nuriesta, digunakan dengan izin)
zoom-in-whitePerbesar
Lomba Senam Bersama Trisari Sehat Ceria edisi Perayaan Kemerdekaan Indonesia. Foto ini diambil pada tanggal 11 Agustus 2024. (Sumber: Foto milik Ibu Nuriesta, digunakan dengan izin)
ADVERTISEMENT
Ketika masyarakat pindah ke kota, modernisasi sering mengubah budaya kampung. Namun, di Jl. Trisari, Kelurahan Sidodadi, tradisi gotong royong, yasinan, dan acara tahunan tetap lestari meskipun modernisasi sedang berkembang. Fenomena ini menarik untuk dipelajari dari sudut pandang Sistem Komunikasi Indonesia (SKI), yang menekankan pentingnya pentingnya komunikasi untuk mempertahankan identitas budaya di tengah perkembangan kota.
ADVERTISEMENT

Komunikasi: Kunci Bertahannya Budaya Kampung

Di Jl. Trisari, pola komunikasi tradisional digunakan bersama dengan teknologi modern untuk membuat sistem komunikasi unik yang menjaga kebersamaan warga.

- Pengumuman Publik di Tempat Ibadah

Masjid bukan hanya tempat untuk beribadah tetapi juga tempat untuk mendapatkan informasi bagi masyarakat. Pengumuman ataupun kegiatan biasanya dilakukan setelah salat berjamaah setiap kali ada kegiatan sosial. Metode ini masih efektif, terutama bagi mereka yang sering datang ke masjid.
Perwakilan dari DPD Ikatan Pengembangan Kepribadian Indonesia (IPRISIA) sedang memberikan materi tentang pentingnya kegiatan produktif di Bulan Ramadhan. (Sumber: Foto milik Ibu Hanum, digunakan dengan izin)
Misalnya , orang-orang di Jl. Trisari berkumpul setelah salat Dzuhur pada 16 Maret 2025 untuk menghadiri kegiatan yang diadakan oleh DPD Ikatan Pengembangan Kepribadian Indonesia (IPRISIA). Masjid yang digunakan sebagai alat komunikasi ini menunjukkan bahwa metode komunikasi konvensional masih dapat menjangkau masyarakat dengan sukses.

- Undangan Pertemuan

- Grup WhatsApp: Meningkatkan Distribusi Informasi

Di Jl. Trisari, WhatsApp digunakan sebagai alat pendukung untuk mengingatkan aktivitas seperti gotong royong dan yasinan, namun komunikasi tatap muka masih penting.
ADVERTISEMENT
Namun, ada beberapa kegiatan masih menggunakan metode konvensional seperti:
Pentungan besi milik posyandu (Diambil: 21 Maret 2025, Dokumentasi Pribadi)

Acara Sosial yang Menjaga Kebersamaan Warga

Selain komunikasi yang kuat, budaya kampung di Jl. Trisari tetap hidup berkat kegiatan sosial yang rutin. Ada beberapa di antaranya:

- Acara Tahunan: Perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus

Hari Kemerdekaan selalu menjadi peristiwa penting. Orang-orang, mulai dari anak-anak hingga orang tua, berpartisipasi dalam berbagai lomba untuk membuat orang berkumpul dan mempererat keakraban.

- Acara Bulanan: Gotong Royong Membersihkan Lingkungan Sekitar

Persiapan acara Senam Sehat dan Bazar Murah dengan membuat tenda oleh bapak-bapak warga Trisari. (Sumber: Foto milik Ibu Siti, digunakan dengan izin)
Pada Maret tahun lalu, saya melihat warga Jl. Trisari berkumpul untuk bekerja bakti membersihkan lingkungan. Para bapak-bapak tampak sibuk membuat tenda untuk acara Senam Sehat dan Bazar Murah, sementara ibu-ibu menyiapkan makanan dan minuman yang akan disantap bersama setelah kegiatan selesai. Gotong royong ini menjadi bukti nyata bahwa budaya kampung masih terjaga di tengah kehidupan perkotaan.
ADVERTISEMENT

- Acara Mingguan: Bersantai dan Yasinan

Yasinan ibu-ibu setiap hari jum'at.(Sumber: Foto milik Ibu Wiwid, digunakan dengan izin)
Setiap malam Jumat, saya menyaksikan ibu-ibu di Jl. Trisari berkumpul untuk melaksanakan yasinan rutin. Mereka duduk rapi dengan busana muslim dan melantunkan Surah Yasin bersama-sama. Setelah doa, mereka bersantai dan menikmati hidangan sederhana yang telah disiapkan. Suasana menjadi lebih akrab.
Selain berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan, ibu-ibu ini juga rutin mengikuti senam akhir pekan untuk tetap kompak. Warga tetap merasa memiliki keterikatan satu sama lain meskipun mereka sibuk dengan urusan mereka sendiri karena kegiatan ini dilakukan secara teratur.

Kesimpulan: Budaya Kampung Bisa Bertahan di Kota!

Karena perpaduan komunikasi modern dan tradisional, budaya kampung di Jl. Trisari masih hidup. WhatsApp, undangan langsung, dan masjid tidak digunakan untuk saling menggantikan.
ADVERTISEMENT
Jl. Trisari adalah contoh nyata bagaimana budaya kampung dapat tetap hidup di tengah modernisasi, asalkan sistem komunikasinya tetap kuat.
Jika Anda berpikir bahwa hidup di kota membuat orang menjadi individualis, datanglah ke Jl. Trisari dan rasakan bagaimana kebersamaan masih hidup.

Daftar Pustaka

Nurudin. (2017). Sistem Komunikasi Indonesia. Rajawali Pers.
Rogers, E. M. (1983). Diffusion of Innovations. Free Press.