Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Fotosintesis Fitoplankton 'Makhluk Halus' Perairan: Pengaruhnya bagi Perairan
23 Juni 2021 11:33 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:09 WIB
Tulisan dari MAHARANI PRADIPTA AZZAHRA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Plankton ditujukan pada keseluruhan organisme di perairan yang tidak mampu untuk melawan arus, sehingga umumnya plankton ini hidup mengapung di badan perairan. Makhluk ini sifatnya mikroskopis sehingga dalam bahasan artikel kali ini saya menyebutnya sebagai makhluk halus perairan. Karena ukuran dan wujudnya yang tak kasat mata, maka seringkali plankton ini tak dihiraukan oleh kita. Tapi jangan salah, meski plankton ini kecil sekecil-kecilnya, ia sangatlah berperan penting bagi kehidupan makhluk bumi.
ADVERTISEMENT
Mengapa? Hal ini berkaitan dengan kebutuhan utama seluruh makhluk hidup dalam kehidupannya, yakni oksigen (O2). Mayoritas manusia mungkin mengira bahwa pohon-lah penyumbang O2 terbanyak ke atmosfer, namun faktanya persepsi ini salah. Ternyata dalam realitanya, penghasil O2 terbesar yang persentasenya hampir 50% dihasilkan oleh bagian plankton yang memiliki sifat tumbuhan, yakni fitoplankton. Jadi apa itu Fitoplankton?
Fitoplankton diambil dari bahasa Yunani phyto (tumbuhan) dan plankton (melayang atau made to wander). Karena termasuk dalam bagian dari plankton, maka fitoplankton pun merupakan organisme yang mikroskopik yang hidupnya di perairan baik di perairan tawar maupun asin. Sama halnya dengan tumbuhan di darat, fitoplankton juga memiliki pigmen klorofil yang mampu untuk menyerap cahaya, yang kemudiannya akan dimanfaatkan untuk fotosintesis dengan hasil akhir berupa O2 dan juga glukosa.
ADVERTISEMENT
Tahap awal fotosintesis fitoplankton terjadi ketika cahaya yang didapat dari matahari diserap oleh pigmen klorofil di dalam tubuh fitoplankton. Kemudian CO2 terlarut di perairan akan diserap dan dimanfaatkan bersama air untuk kelanjutan fotosintesis. Dan setelah keseluruhan proses berlangsung, akan dihasilkan produk akhir berupa O2 yang dirilis ke atmosfer dan juga glukosa yang dijadikan cadangan makanan bagi fitoplankton itu sendiri.
Maka dapat dikatakan bahwa proses fotosintesis itu ditopang oleh 2 faktor, yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal berarti faktor yang berasal dari organisme itu sendiri, maka dalam hal ini adalah pigmen klorofil pada fitoplankton. Sedangkan faktor eksternal didapat dari luar, yang berupa karbondioksida, cahaya matahari, dan juga air. Dan keseluruhan komponen ini akan melakukan suatu proses reaksi yang dikenal dengan fotosintesis.
ADVERTISEMENT
Berbicara tentang pigmen, ternyata pada fitoplankton, keseluruhannya ternyata memiliki pigmen klorofil A. Pigmen inilah yang berperan penting dalam pengabsorpsian cahaya matahari sebagai tahap awal dari proses fotosintesis.
Oksigen yang dirilis oleh fitoplankton sebagai hasil dari fotosintesis, dalam bidang perairan khususnya bagi biota akuatik dimanfaatkan untuk kelangsungan hidupnya. Karena pada hampir dari keseluruhan proses yang terjadi dalam siklus hidupnya, biota akuatik ini memerlukan oksigen sebagai bahan utama atau dapat dikatakan sebagai penunjang keberlangsungan prosesnya. Maka dapat dikatakan bahwa oksigen ini adalah kunci dari kehidupan biota akuatik, yang otomatis pula fitoplankton sebagai “pabrik” penghasilnya berperan penting pula.
Sejalan dengan biota akuatik, kehidupan kita sebagai manusia juga sangatlah bergantung pada yang namanya oksigen. Oksigen berperan dalam keseluruhan proses hidup kita, contohnya dalam proses respirasi, apabila tidak ada oksigen maka tubuh kita akan lemas karena dipenuhi oleh karbon dioksida yang nantinya dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian.
ADVERTISEMENT
Fotosintesis fitoplankton ternyata juga mampu untuk menghambat atau memperlambat pemanasan global. Hal ini disebabkan karena untuk berlangsungnya fotosintesis, fitoplankton membutuhkan karbon dioksida sebagai bahannya. Oleh karenanya, mau tak mau fitoplankton harus menyerap CO2, yang mana hal tersebut menghasilkan dampak positif bagi pengurangan kadar CO2 di atmosfer. Apabila CO2 di atmosfer berkurang, maka akan memungkinkan terhambatnya pemanasan global yang terjadi di bumi.
Referensi
Falkowski, P. G. (1994). THE ROLE OF PHYTOPLANKTON PHOTOSYNTHESIS IN GLOBAL BIOGEOCHEMICAL CYCLES. Photosynthesis Research, 235 - 258.
Lindsey, R. (2010). WHAT ARE PHYTOPLANKTON? Earth Observatory, -
Johnson, M. P. (2016). An Overview of Photosynthesis. Essays on Biochemistry, 255-273.