Penerapan Metode ABA dalam Meningkatkan Kemampuan Sosial Anak Autisme

Kinanti Kharisma Laily
Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya Program Studi S1 Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Konten dari Pengguna
22 Desember 2022 20:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kinanti Kharisma Laily tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Kemampuan sosial merupakan bekal wajib yang perlu dimiliki seseorang dalam melakukan interaksi dan komunikasi dengan lawan bicara. Kemampuan sosial merupakan kegiatan yang bersifat timbal balik baik antar individu maupun antar anggota kelompok. Kemampuan sosial juga merupakan aspek penting untuk dimiliki anak dalam membantu proses perkembangannya. Anak dituntut untuk bisa bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan peraturan di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Anak autisme juga penting untuk dibekali pengetahuan tentang kemampuan sosial. pengetahuan tentang kemampuan sosial dapat membantu mereka untuk bisa berkomunikasi, bekerja sama, dan aktivitas sosial lainnya. Dalam membantu meningkatkan kemampuan sosial anak autis, maka perlu dukungan dari lingkungan sekitar seperti teman, guru, terutama pihak keluarga yaitu orang tua. Kehadiran anak autisme dalam keluarga bukan merupakan suatu bencana, melainkan sebagai penguat dalam keharmonisan keluarga untuk bisa merawat dan membimbing secara bersama-sama pertumbuhan sang anak.
Dalam membantu meningkatkan kemampuan sosial anak autis, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh konselor. Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah ABA yang dapat digunakan baik untuk anak autis atau anak normal. Metode ABA digunakan untuk memberikan pelatihan secara khusus terhadap anak autis untuk melakukan perilaku yang diinginkan dan memberikan reinforcement seperti pujian atau hadiah jika anak berhasil melakukannya. Metode ABA merupakan kegiatan yang didasarkan pada teori B.F Skinner (1904) yaitu operant conditioning. Operant conditioning merupakan sebuah teori yang berdasar pada pemberian reinforcement dinilai baik untuk memperkuat perilaku agar terulang kembali.
ADVERTISEMENT
Konsep Dasar Metode ABA
Applied Behavior Analysis (ABA) merupakan metode yang menekankan pada perubahan perilaku untuk memperbaiki dan meningkatkannya agar dapat diterima di lingkungan sosial. ABA merupakan metode yang disusun secara terstruktur dan terarah untuk perkembangan anak khususnya autis. Tujuan dari metode ABA adalah untuk meningkatkan kemampuan sosial anak autis sehingga dapat menjalani dan memahami bahwa gejala autis bukan hambatan untuk bisa berinteraksi dengan teman dan keluarga. Prinsip dasar metode ABA adalah (1) kehangatan, didasarkan pada proses pendekatan dengan kasih sayang dan perhatian yang tulus; (2) tegas, dilakukan dengan tegas dan anak tidak boleh menawar; (3) tanpa kekerasan dan tanpa marah; (4) prompt, hal ini merupakan bentuk bantuan dan arahan secara tegas dan juga lembut kepada anak autis; (5) reward, adalah bentuk apresiasi berupa pemberian imbalan saat anak melakukan perilaku yang diinginkan sehingga anak termotivasi untuk mengulangi perilaku yang sama.
ADVERTISEMENT
Gejala Autisme
Autisme merupakan suatu gangguan dalam perkembangan yang dapat saja terjadi pada anak saat memasuki usia tiga tahun dimana sebelumnya anak menunjukkan gejala yang normal seperti anak pada umumnya pada usia 1-2 tahun. Kemudian, semakin hari gejala tersebut semakin terlihat ditandai dengan kondisi anak yang menunjukkan gejala perkembangan yang menurun. Hal yang menyebabkan anak mengalami gangguan autis adalah karena faktor keturunan, riwayat penyakit yang diderita orang tua seperti gangguan jiwa, lahir prematur, dan paparan pada janin saat mengandung seperti obat-obatan psikotopika atau insektisida. Selain itu, ada beberapa anggapan lain terhadap faktor autis seperti kebiasaan orang tua saat hamil seperti memakan seafood yang mengandung merkuri tinggi akibat pencemaran air laut, dan faktor lingkungan seperti anggapan beberapa orang mengenai vaksinasi yang diduga menjadi penyebab anak mengalami gangguan autis.
ADVERTISEMENT
Dalam melakukan aktivitasnya, anak autis sering memiliki hambatan dalam hal berbagai hal seperti:
Penerapan Metode ABA untuk Meningkatkan Kemampuan Sosial Anak Autisme
Applied Behavior Analysis (ABA) merupakan metode pengajaran dengan cara disiplin untuk meningkatkan perilaku pada anak disesuaikan dengan kurikulum yang telah dimodifikasi dengan aktivitas sehari-hari dan dilakukan dengan konsisiten agar hasil tercapai. Penerapan yang dilakukan pada anak autis adalah dengan mengintruksi anak melakukan perilaku dengan tegas dan jelas seperti “Baca!” atau dengan memanggil nama dan meminta untuk melakukan sesuatu “Lula, duduk!.” Setelah intruksi diberikan dan anak autis melakukan dengan baik, maka konselor atau guru dapat memberikan reward berupa pujian atau tepuk tangan untuk mengapresiasi perilaku anak. Pemberian reward ini bertujuan agar perilaku anak akan dilakukan kembali sampai mampu mencapai kegiatan pembelajaran dengan baik.
ADVERTISEMENT
Dalam melakukan metode ABA, konselor perlu melihat kondisi anak terlebih dahulu. Bagaimana kondisi anak saat itu dan apa yang dibutuhkan anak untuk mencapai perkembangannya. Selain itu, konselor juga dapat melatih kemampuan sosial anak untuk melakukan kontak sosial dan komunikasi berupa melakukan pembicaraan, melatih gerak-gerik, dan latihan pengungkapan perasaan yang ingin disampaikan.
Dalam memaksimalkan usaha untuk meningkatkan kemampuan sosial anak autis, seorang konselor dapat menggunakan media gambar untuk meningkatkan kemampuan motorik anak. Sudah menjadi tugas konselor untuk membuat media secara kreatif dan bervariatif agar anak menjadi tertarik dengan media. Saat memberikan intruksi, konselor juga bisa mencontohkannya dengan melakukan perilaku sehingga anak berpeluang untuk ikut melakukannya.
Metode ABA juga dapat dilakukan via daring melalui video conference dengan mencontohkan perilaku melalui layar seperti meremas kapas, bermain puzzle, bermain dengan playdoh, melipat kertas, dan menempel serta melepas stiker. Meskipun begitu, strategi ini perlu didampingi oleh seorang pembimbing agar proses kegiatan dapat dilakukan oleh anak autis saat melakukan via daring. Pendamping juga perlu mengetahui kemampuan anak sehingga dapat diarahkan mengikuti alur dari perilaku yang dicontohkan. Pendampingan ini bisa dilakukan oleh siapa saja yang mengerti kemampuan anak seperti orang tua, kakak, adik, guru, pendamping khusus, atau orang yang dipercaya oleh keluarga.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, metode ABA via daring tetap memiliki kekurangan yaitu tidak bisa mengatasi situasi secara langsung karena terkadang anak bisa mengalami kebosanan dan mood yang berubah-ubah serta anak yang mengalami tantrum atau gagal fokus pada objek lain. Oleh karena itu, hal yang dibutuhkan adalah kerja sama oleh semua pihak seperti orang tua, guru, dan pihak lain yang berkaitan untuk selalu mendukung anak dengan penuh cinta kasih secara tulus dan sabar.