Konten dari Pengguna

Menyongsong Era AI Di Dunia Pendidikan: Peluang Emas Atau Ancaman Tersembunyi?

Abelia Agustin
Mahasiswa Universitas Airlangga Jurusan Matematika
15 Oktober 2024 9:31 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abelia Agustin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
      Gambar 1.1 Kecerdasan Buatan atau Artifical Intelligence (AI) (Sumber: Canva.com)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1.1 Kecerdasan Buatan atau Artifical Intelligence (AI) (Sumber: Canva.com)
ADVERTISEMENT
Selama beberapa dekade terakhir, kemajuan teknologi telah mengubah banyak aspek kehidupan termasuk dunia pendidikan. Salah satu teknologi yang saat ini sedang menarik perhatian adalah kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) adalah teknologi yang dirancang untuk membuat sistem computer yang mampu meniru kemampuan intelektual manusia. AI ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan aksesibilitas dalam proses pendidikan. Mulai dari sistem pembelajaran adaptif yang menyesuaikan materi dengan kemampuan siswa, menyediakan pengalaman pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa, hingga platform pembelajaran online yang menawarkan ratusan ribu manfaat untuk membantu siswa dan guru. Pemanfaatan AI dalam bidang pendidikan telah merambah ke sejumlah negara maju dalam beberapa tahun terakhir dan terus mengalami perkembangan yang pesat.
ADVERTISEMENT
Teknologi AI memiliki banyak manfaat, namun penting untuk melakukan pendekatan secara hati-hati. Penerapan AI dalam dunia pendidikan tidak lepas dari berbagai tantangan baik dari segi etika, perlindungan data, hingga dampak jangka panjangnya terhadap interaksi manusia dalam proses belajar mengajar. Sehingga dalam artikel ini menjelaskan peluang yang dibawa oleh teknologi AI ke dalam pendidikan dan mengapa kita harus berhati-hati saat mengintegrasikannya.
Peluang yang Ditawarkan di dalam Pendidikan
Salah satu manfaat utama AI dalam pendidikan adalah kemampuannya untuk mempersonalisasi pembelajaran. Dengan menggunakan algoritma AI, sistem menganalisis data siswa seperti nilai ujian, kecepatan belajar, dan gaya belajar untuk menyediakan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri, meminimalkan rasa frustrasi karena materi terlalu sulit atau kebosanan karena materi terlalu mudah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, AI juga dapat mengotomatiskan banyak tugas administratif yang tidak memakan waktu banyak bagi guru seperti menilai tes, menulis laporan, dan mengelola data siswa. Hal ini memberikan guru lebih banyak waktu untuk fokus pada aspek pembelajaran yang lebih penting, seperti berinteraksi dengan siswa dan mengembangkan metode pengajaran yang inovatif. Di sisi lain, chatbot berbasis AI juga dapat digunakan di luar waktu belajar untuk menjawab pertanyaan umum siswa mengenai tugas dan materi.
AI juga memungkinkan akses pendidikan yang lebih luas, terutama bagi siswa di daerah terpencil atau mereka yang kesulitan mengakses sekolah secara luring. Platform online memanfaatkan AI untuk menyajikan konten berkualitas tinggi yang lebih banyak siswa menerima pendidikan berkualitas, terlepas dari lokasi atau latar belakang ekonomi mereka.
ADVERTISEMENT
Tantangan dan Risiko yang Harus Dipertimbangkan
Gambar 1.,2 Tantangan dan Risiko AI (Sumber: Canva.com)
Terlepas dari potensi AI, penggunaannya dalam bidang pendidikan memerlukan kehati-hatian yang harus diperhatikan. Salah satu tantangan terbesarnya adalah masalah perlindungan dan keamanan data. Agar berfungsi dengan baik algoritme AI memerlukan akses ke data dalam jumlah besar, termasuk data pribadi siswa seperti informasi demografis, nilai ujian, dan perilaku belajar. Data ini sangat sensitif dan dapat disalahgunakan atau menjadi sasaran serangan siber jika tidak dikelola dengan baik. Pengembang dan institusi pendidikan harus memastikan bahwa data siswa dilindungi melalui enkripsi dan peraturan perlindungan data yang ketat.
Selain masalah privasi, terlalu mengandalkan AI juga akan menimbulkan kekhawatiran mengenai ketergantungan dan kurangnya pengembangan keterampilan. Ketergantungan pada AI dalam mengerjakan tugas-tugas dapat mengurangi kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas secara mandiri dan tidak dapat memikirkan solusi yang kreatif. Risiko ini juga menghambat pengembangan keterampilan potensi yang dimiliki seseorang. Selain itu, meskipun AI sudah sangat canggih, namun tidak dapat menggantikan peran guru sebagai pembimbing dan mentor yang dapat memberikan bimbingan emosional dan moral kepada siswa. Hubungan guru siswa tidak hanya sekedar interaksi akademis saja, namun juga mencakup aspek sosial dan emosional yang tidak dapat ditiru oleh mesin. Penggunaan AI yang berlebihan dalam pendidikan dapat merusak interaksi tatap muka yang merupakan elemen penting dalam pengembangan karakter siswa.
ADVERTISEMENT
Selain itu, AI yang digunakan untuk menilai kinerja siswa akan berdampak pada penilaian yang tidak memperhitungkan berbagai faktor non-kognitif seperti motivasi, kreativitas, dan keterampilan interpersonal. Jika evaluasi hanya didasarkan pada analisis data akademis dan tidak mempertimbangkan aspek-aspek ini, potensi pertumbuhan siswa secara keseluruhan akan terabaikan. Penting juga untuk dicatat bahwa AI sebenarnya dapat meningkatkan kesenjangan sosial, karena tidak semua sekolah dan siswa memiliki akses yang sama terhadap teknologi canggih ini.
Dampak Jangka Panjang AI terhadap Pendidikan
Ketika kita berbicara tentang dampak jangka panjang AI terhadap pendidikan, kita perlu memperhatikan dua aspek. Apek tersebut berpotensi dalam mempercepat perubahan pendidikan dan disamping itu juga berisiko menciptakan ketidakseimbangan dalam interaksi antarmanusia.
ADVERTISEMENT
Di satu sisi, AI berpotensi mempercepat transformasi pendidikan dengan memperluas akses terhadap pembelajaran berkualitas dan mempersonalisasi proses pendidikan. AI dapat digunakan untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif dan efisien, dimana siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Guru juga dapat bekerja lebih produktif karena beban administratif mereka berkurang.
Di sisi lain, penggunaan AI yang tidak terkendali dapat menyebabkan ketidakseimbangan interaksi manusia terutama dalam situasi belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses sosial yang melibatkan interaksi, diskusi, dan kolaborasi antara siswa dan guru serta antar mereka sendiri. Terlalu banyak dominasi AI dalam lingkungan pendidikan dapat mengurangi interaksi siswa dengan guru yang akan berdampak negatif terhadap perkembangan sosial siswa. Hubungan yang sehat antara guru dan siswa berperan penting dalam pengembangan kepribadian dan keterampilan interpersonal siswa yang tidak dapat dicapai hanya dengan pembelajaran berbasis AI. Selain itu, AI juga memberikan dampak negatif yang problematis dalam dunia pendidikan. Seperti kurangnya pengembangan berpikir kritis pada siswa, meluasnya plagiarisme, ketergantungan dan kurangnya pengembangan keterampilan. Meskipun AI menawarkan peluang untuk menyederhanakan proses pembelajaran tetapi kecenderungan penggunaan teknologi secara berlebihan dapat menghambat kemampuan siswa untuk mengembangkan pemikiran kritis. Siswa cenderung mengandalkan jawaban instant yang dapat mengakibatkan pengabaian keterampilan siswa dalam berpikir kritis.
ADVERTISEMENT
Langkah Bijak dalam Mengintegrasikan AI dalam Pendidikan
Memaksimalkan potensi AI sambil meminimalkan risiko yang ada memerlukan pendekatan yang seimbang. Pemerintah, lembaga pendidikan, pengembang teknologi, dan masyarakat harus bekerja sama untuk mengembangkan peraturan yang ketat mengenai penggunaan AI dalam dunia pendidikan. Kebijakan yang jelas harus memperhatikan perlindungan data siswa, menyeimbangkan penggunaan AI dengan interaksi pribadi, dan kesetaraan dalam akses terhadap teknologi ini.
Gambar 1.3 Bijak dalam menggunakan AI (Sumber: Canva.com)
Selain itu, penting bagi sekolah dan guru untuk terus memperkuat peran mereka sebagai fasilitator pembelajaran ketika mengintegrasikan teknologi AI. Guru perlu dilatih untuk menggunakan AI sebagai alat, bukan pengganti. Dengan demikian, peran AI dalam pendidikan tidak akan menggantikan esensi pendidikan itu sendiri, namun menjadi alat yang benar-benar memperkaya pengalaman belajar.
ADVERTISEMENT
Perkembangan AI di bidang pendidikan membawa banyak peluang dan tantangan yang harus disikapi secara cermat. Meskipun AI berpotensi meningkatkan kualitas dan akses pendidikan secara signifikan, risiko yang terkait dengan privasi, etika, dan terbatasnya interaksi manusia harus ditanggapi dengan serius. Penggunaan AI dalam pendidikan harus direncanakan secara matang dan didukung oleh peraturan yang ketat. Hal ini akan memastikan bahwa teknologi ini mendukung perkembangan siswa secara holistik tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan sebagai inti pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Fauziyati, W. R. A. (2023). Dampak penggunaan artificial intelligence (AI) dalam pembelajaran pendidikan agama islam. Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP), 6(4), 2180-2187.
Luthfiah, N., Salminawati, S., & Dahlan, Z. (2024). Persepsi Mahasiswa tentang Penggunaan Artificial Intelligence Quillbot dalam Mengatasi Plagiarisme dan Kesadaran Etika Akademik Mahasiswa. Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan, 7(1), 259-266.
ADVERTISEMENT
Sumitra, T. (2024). IMPLEMENTASI TEKNOLOGI KECERDASAN ARTIFICIAL MENGUBAH KEHIDUPAN MANUSIA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 5.0. JSI (Jurnal sistem Informasi) Universitas Suryadarma, 11(1), 15-20.
Abelia Agustin, Mahasiswa Matematika Universitas Airlangga.