Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Cara Menjaga Tidur Berkualitas untuk Kamu yang Jomblo
12 Februari 2025 16:53 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Fanny Yolan Tamba tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Sumber : Dokumentasi Pribadi](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkw7zdqxzkbyzq46v2e826dj.png)
ADVERTISEMENT
Tidur adalah proses istirahat bagi semua makhluk hidup. WHO menyatakan bahwa tidur adalah keadaan alamiah yang bersifat periodik yang memungkinkan tubuh dan pikiran untuk pulih dan beristirahat setelah aktivitas sehari-hari. Menurut American Academy of Sleep Medicine (AAMS) dan Sleep Research Society, durasi tidur yang cukup bagi orang dewasa adalah tujuh jam per malam. Sayangnya, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Yougov pada tahun 2024, mayoritas orang dewasa di Indonesia memiliki jam tidur yang kurang dari ideal. Di Indonesia, sebanyak 51% penduduk dewasanya masih tidur kurang dari 7 jam per malam, dengan rincian 24% tidur kurang dari 5 jam per malam dan 27% tidur sekitar 6 jam. Sementara itu, 25% penduduk Indonesia tercatat tidur sekitar 7 jam per malam, 22% tidur 8 jam per malam, dan 1% sisanya tidur lebih dari 9 jam per malam, jauh dari kata cukup. Padahal, tidur adalah sarana terbaik untuk mengistirahatkan tubuh dari serangkaian kegiatan melelahkan yang telah dilakukan sepanjang hari.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, terdapat fakta menarik bahwa tidur bersama pasangan dapat membuat tidur menjadi lebih nyenyak. Hal ini terjadi karena efek nyaman dari pelukan saat tidur dapat membuat tubuh mengeluarkan hormon oksitosin yang membuat rileks. Selain itu tidur berdua dapat menurunkan level kortisol yang dapat memicu stres. Hmm, sekarang bagaimana cara nya agar dapat tidur dengan waktu ideal? Untuk jomblo, gimana ya caranya agar dapat tidur dengan nyenyak?
Kenapa Tidur Cukup itu Penting?
Tidur yang cukup adalah komponen vital bagi kesehatan manusia, memengaruhi berbagai aspek fisik dan mental. Berikut beberapa alasan mengapa tidur yang cukup sangat penting:
1. Pemulihan dan Perbaikan Tubuh: Selama tidur, tubuh melakukan proses pemulihan, seperti memperbaiki jaringan yang rusak dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Sehingga, kurang tidur dapat meningkatkan risiko penyakit
ADVERTISEMENT
2. Kesehatan Mental: Tidur yang cukup membantu menjaga keseimbangan kimia otak yang sehat, yang penting untuk kesehatan mental yang baik. Kurang tidur dapat menyebabkan masalah kesehatan mental, termasuk kecemasan dan depresi.
3. Fungsi Kognitif: Tidur yang cukup membantu meningkatkan kinerja kognitif, seperti daya ingat, perhatian, dan konsentrasi. Kurang tidur dapat menyebabkan masalah dalam mengingat dan kesulitan berkonsentrasi.
4. Kesehatan Jantung: Tidur yang cukup dapat mengurangi risiko penyakit jantung dengan membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi faktor risiko lainnya.
5. Pengaturan Berat Badan: Kurang tidur dapat mengganggu metabolisme tubuh dan memengaruhi berat badan. Tidur yang cukup membantu menjaga keseimbangan hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang.
6. Sistem Kekebalan Tubuh: Tidur yang cukup membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih mampu melawan infeksi dan penyakit.
ADVERTISEMENT
Memastikan tidur yang cukup dan berkualitas adalah investasi penting untuk kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang.
Mengapa Manusia Sering Susah Tidur?
Banyak orang mengalami kesulitan tidur atau insomnia, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa penyebab umum mengapa manusia sering susah tidur:
1. Stres dan Kecemasan: Masalah sehari-hari, tekanan pekerjaan, atau kekhawatiran pribadi dapat membuat pikiran tetap aktif di malam hari, sehingga sulit untuk memulai tidur.
2. Konsumsi Zat Stimulan: Mengonsumsi kafein, nikotin, atau alkohol, terutama menjelang waktu tidur, dapat mengganggu kemampuan untuk tertidur atau mempertahankan tidur yang nyenyak.
3. Kondisi Medis: Penyakit kronis seperti asma, radang sendi, refluks asam lambung (GERD), atau nyeri kronis dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang mengganggu tidur.
ADVERTISEMENT
4. Gangguan Tidur: Gangguan seperti sleep apnea, di mana pernapasan terhenti sementara selama tidur, atau sindrom kaki gelisah, yang menyebabkan dorongan tak terkendali untuk menggerakkan kaki, dapat mengganggu kualitas tidur.
5. Penggunaan Perangkat Elektronik: Paparan cahaya biru dari layar ponsel, tablet, atau komputer sebelum tidur dapat menghambat produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur, sehingga membuat sulit untuk tertidur.
6. Pola Tidur yang Tidak Teratur: Tidur dan bangun pada waktu yang berbeda setiap hari dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh, membuat sulit untuk tertidur atau bangun pada waktu yang diinginkan.
7. Faktor Lingkungan: Lingkungan tidur yang tidak nyaman, seperti suhu ruangan yang tidak sesuai, kebisingan, atau cahaya yang berlebihan, dapat mengganggu kemampuan untuk tidur nyenyak.
ADVERTISEMENT
Memahami penyebab-penyebab ini dapat membantu dalam mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan kualitas tidur dan mengatasi masalah insomnia.
Tips Tidur Nyenyak Buat Jomblo
Buat yang masih single, jangan khawatir! Ada banyak cara biar bisa tetap tidur nyenyak meskipun nggak ada pasangan buat dipeluk:
1. Pakai guling atau bantal berat – Weighted blanket bisa kasih sensasi nyaman seperti dipeluk.
2. Gunakan aromaterapi – Wangi lavender atau chamomile bisa bikin tubuh lebih rileks sebelum tidur.
3. Kurangi gadget sebelum tidur – Setidaknya 30 menit sebelum tidur, jauhi HP biar produksi melatonin nggak terganggu.
4. Putar white noise atau musik santai – Suara hujan atau gelombang laut bisa bikin lebih cepat tidur.
ADVERTISEMENT
5. Latihan relaksasi – Yoga, meditasi, atau teknik pernapasan bisa bantu tubuh lebih tenang sebelum tidur.
Intinya, tidur cukup itu penting, entah kamu punya pasangan atau nggak. Yang penting, ciptakan suasana tidur yang nyaman dan bikin rileks. Bisa tidur nyenyak itu soal kebiasaan, bukan status hubungan! Yang penting, jangan sampai kurang tidur, apapun alasannya!
Referensi
Universitas Siber Asia. (2023). Kenapa Kita Harus Tidur Cukup? Diakses dari https://unsia.ac.id/kenapa-kita-harus-tidur-cukup/
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. (2023). Mengapa Tidur yang Cukup Sangat Penting bagi Kesehatan? Diakses dari https://dinkes.kalbarprov.go.id/artikel/mengapa-tidur-yang-cukup-sangat-penting-bagi-kesehatan/
Jurnal Ilmiah STIKES Kendal. (2023). Pengaruh Kualitas Tidur terhadap Fungsi Kognitif pada Mahasiswa. Diakses dari https://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM/article/download/1071/747/3573
Universitas Airlangga. (2023). Mengapa Harus Tidur Minimal 8 Jam pada Malam Hari? Diakses dari https://fkm.unair.ac.id/mengapa-harus-tidur-minimal-8-jam-pada-malam-hari/
ADVERTISEMENT
Tudu, F. N. B., Tira, D. S., & Landi, S. (2022). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Insomnia pada Mahasiswa FKM Undana Angkatan 2020 dan 2021. Jurnal Kesehatan, 12(1). Diakses dari https://jurnal.uym.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/226
Sumirta, I. N. (2015). Faktor yang Menyebabkan Gangguan Tidur (Insomnia) pada Lansia di Banjar Mekar Sari Desa Sumerta Kelod. Gema Keperawatan, 8(1). Diakses dari https://poltekkes-denpasar.ac.id/files/JURNAL%20GEMA%20KEPERAWATAN/JUNI%202015/I%20Nengah%20Sumirta.pdf
Nurdin, M. A., Arsin, A. A., & Thaha, R. M. (2017). Kualitas Hidup Penderita Insomnia pada Mahasiswa. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 13(2). Diakses dari https://journal.unhas.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2029
Handayani, S., & Rahmawati, F. (2021). Hubungan Antara Paparan Cahaya Biru dari Perangkat Elektronik dan Gangguan Tidur pada Remaja. Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental, 10(1). Diakses dari https://jurnal.ugm.ac.id/jpkm/article/view/34567
ADVERTISEMENT
Putri, A. R., & Sari, N. P. (2020). Pengaruh Stres Akademik terhadap Insomnia pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Jurnal Psikologi Klinis Indonesia, 8(3). Diakses dari https://journal.ui.ac.id/jpki/article/view/5678