Konten dari Pengguna

Clinomania : Rebahan Bukan Sembarang Rebahan

Fanny Yolan Tamba
Mahasiswi Politeknik Keuangan Negara STAN
14 Februari 2025 11:25 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fanny Yolan Tamba tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis
ADVERTISEMENT
Waktu tidur ideal untuk orang dewasa adalah 7-8 jam per hari. Namun, ketika kondisi fisik merasakan lelah yang luar biasa, seseorang biasanya membutuhkan jam istirahat yang berlebih. Tidur dalam rentang waktu 10-12 jam setelah menyelesaikan proyek besar dalam pekerjaan ataupun sekolah, misalnya. Di sisi lain, beberapa orang cenderung suka menghabiskan waktu bersantai untuk tidur atau sekadar berbaring di ranjang. Nah, apakah kamu merupakan salah satu tipe orang yang suka “rebahan”. Istirahat memang perlu tapi rebahan yang berlebihan juga berbahaya loh. Yuk, kenali gejala clinomania, fenomena rebahan bukan sembarang rebahan.
ADVERTISEMENT
Definisi Clinomania, Awas Rentan Bagi Anak Muda
Clinomania berasal dari bahasa Yunani, clin yang berarti tempat tidur dan mania yang berarti kecanduan. Dalam dunia medis, fenomena ini merupakan keadaan dimana seseorang cenderung memiliki obsesi untuk berada di tempat tidur sepanjang hari, baik untuk tidur ataupun hanya sekadar berbaring. Menurut Senior Medical Editor di Alodokter, Merry Dame Christy Pane, terdapat perbedaan antara rebahan sebagai bentuk dari bersantai dan clinomania sebagai gangguan kesehatan. Sehingga, rebahan tak selalu berarti mengalami clinomania. Rebahan cenderung bersifat sementara dan dilakukan dengan tujuan untuk beristirahat. Sedangkan, clinomania memunculkan rasa cemas akibat obsesi berlebihan jika jauh dari tempat tidur. Faktanya, penelitian menemukan bahwa clinomania rentan dialami oleh anak muda lho..
ADVERTISEMENT
Alasan Clinomania Rentan Bagi Anak Muda
1. Perubahan Pola Tidur pada Remaja
Penelitian: Menurut studi yang dipublikasikan dalam Journal of Adolescent Health (Crowley et al., 2018), remaja mengalami pergeseran ritme sirkadian (jam biologis) yang membuat mereka cenderung tidur lebih larut dan bangun lebih siang.
Alasan: Perubahan hormonal selama masa pubertas memengaruhi produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur. Hal ini membuat remaja merasa lebih sulit untuk bangun pagi dan lebih nyaman untuk tetap berbaring di tempat tidur.
2. Gaya Hidup Modern dan Penggunaan Teknologi
Penelitian: Sebuah studi dalam Sleep Medicine Reviews (Exelmans & Van den Bulck, 2016) menunjukkan bahwa penggunaan gadget sebelum tidur, terutama media sosial, dapat mengganggu kualitas tidur dan meningkatkan keinginan untuk tetap di tempat tidur.
ADVERTISEMENT
Alasan: Anak muda sering terpapar layar gadget yang memancarkan cahaya biru, yang menghambat produksi melatonin. Akibatnya, mereka merasa lelah dan lebih ingin berbaring lama.
3. Masalah Kesehatan Mental
Penelitian: Menurut World Health Organization (WHO), remaja dan dewasa muda rentan terhadap masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan, yang dapat memicu keinginan untuk mengisolasi diri dan tetap di tempat tidur.
Alasan: Gejala depresi seringkali termasuk kelelahan, kurangnya motivasi, dan keinginan untuk menghindari aktivitas sosial atau fisik, yang dapat memanifestasikan diri sebagai clinomania.
4. Tekanan Akademik dan Sosial
Penelitian: Sebuah studi dalam Journal of Youth and Adolescence (Conley et al., 2013) menemukan bahwa tekanan akademik dan sosial dapat menyebabkan kelelahan kronis pada remaja, membuat mereka lebih ingin berbaring lama.
ADVERTISEMENT
Alasan: Anak muda sering menghadapi tuntutan tinggi dari sekolah, pekerjaan, atau kehidupan sosial, yang dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental.
5. Kurangnya Aktivitas Fisik
Penelitian: Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), remaja yang kurang aktif secara fisik cenderung mengalami gangguan tidur dan kelelahan.
Alasan: Kurangnya olahraga dapat mengurangi energi dan motivasi, membuat mereka lebih memilih untuk tetap berbaring.
6. Kecenderungan Menunda (Procrastination)
Penelitian: Sebuah studi dalam Psychological Science (Steel, 2007) menunjukkan bahwa procrastination sering terjadi pada remaja dan dewasa muda, yang dapat menyebabkan mereka menghabiskan lebih banyak waktu di tempat tidur.
Alasan: Menunda tugas atau tanggung jawab dapat membuat mereka merasa kewalahan, sehingga memilih untuk "melarikan diri" dengan tetap berbaring.
ADVERTISEMENT
Yuk Kenali Bahaya dan Gejalanya
Clinomania, atau keinginan kuat untuk terus berbaring dalam waktu lama, dapat berbahaya bagi kesehatan fisik, mental, dan sosial. Secara fisik, kebiasaan ini dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah, meningkatkan risiko pembekuan darah (seperti deep vein thrombosis), dan melemahkan otot akibat kurangnya aktivitas (CDC, 2020). Selain itu, pola tidur yang terganggu dan risiko obesitas juga menjadi ancaman serius.
Dari segi mental, clinomania sering dikaitkan dengan depresi dan kecemasan, di mana seseorang menggunakan tempat tidur sebagai pelarian dari stres atau tekanan emosional (WHO, 2021). Gejala clinomania meliputi keinginan terus-menerus untuk tetap di tempat tidur, kesulitan bangun meski sudah cukup tidur, dan menghindari tanggung jawab atau aktivitas sehari-hari. Dampak sosialnya pun signifikan, seperti isolasi dari lingkungan dan penurunan produktivitas, yang dapat memperburuk kualitas hidup secara keseluruhan (Exelmans & Van den Bulck, 2016).
ADVERTISEMENT
Bagaimana penanganannya?
Clinomania, atau keinginan kuat untuk terus berbaring, dapat ditangani dengan pendekatan holistik yang melibatkan perubahan gaya hidup, dukungan psikologis, dan bantuan medis. Pertama, atur pola tidur yang teratur dengan menghindari gadget sebelum tidur dan lakukan aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki atau yoga untuk meningkatkan energi (Exelmans & Van den Bulck, 2016; CDC, 2020). Selain itu, terapkan diet seimbang dan hindari kafein sebelum tidur. Jika clinomania terkait dengan stres atau masalah emosional, terapi kognitif-behavioral (CBT) atau konseling dapat membantu mengatasi pola pikir negatif dan menemukan akar masalah (Beck Institute, 2021).
Bantuan medis diperlukan jika clinomania disertai gejala fisik seperti kelelahan ekstrem atau gangguan tidur. Dokter dapat melakukan evaluasi kesehatan untuk mengecek kondisi seperti anemia, hipotiroidisme, atau sleep apnea. Dalam kasus yang terkait dengan depresi atau kecemasan, obat-obatan seperti antidepresan mungkin diresepkan, tetapi harus diawasi oleh profesional (Mayo Clinic, 2021). Dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok support juga penting untuk memotivasi dan membantu membangun rutinitas positif.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2020). Physical Activity Basics. Diakses dari https://www.cdc.gov/physicalactivity/basics/index.htm
Exelmans, L., & Van den Bulck, J. (2016). "Bedtime Mobile Phone Use and Sleep in Adults." Sleep Medicine Reviews, 24, 1-9. doi:10.1016/j.smrv.2015.01.001
Beck Institute for Cognitive Behavior Therapy. (2021). What is Cognitive Behavioral Therapy (CBT)? Diakses dari https://beckinstitute.org/about/intro-to-cbt/
Mayo Clinic. (2021). Seasonal Affective Disorder (SAD): Light Therapy. Diakses dari https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/light-therapy/about/pac-20384604
World Health Organization (WHO). (2021). Mental Health: Depression. Diakses dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/depression