Konten dari Pengguna

Marwanto Harjowiryono: Pemimpin Humble di Balik Reformasi Birokrasi

Fanny Yolan Tamba
Seorang mahasiswi akuntansi aktif di Politeknik Keuangan Negara STAN
27 Juni 2024 9:18 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fanny Yolan Tamba tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Diolah Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Diolah Penulis
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
DR Marwanto Harjowiryono, M.A. lahir di Yogyakarta, 6 Juni 1959. Beliau merupakan seorang pemimpin dan tokoh utama dalam Widyaiswara Ahli Utama Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anggaran dan Perbendaharaan Kementerian Keuangan, 22 Juli 2019-sekarang. Marwanto pernah menjadi Ketua Pelaksana Harian (Kalakhar) Tim Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan, Direktur Eksekutif Asian Development Bank, menjabat Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, dan Direktur Jenderal Perbendaharaan. Jauh sebelum itu, Marwanto adalah sosok penting pemimpin di balik layar penyusunan APBN pada masa krisis Asia. "Marwanto adalah tokoh utama di balik layar APBN. Krisis Asia 1997-1998 berawal dari krisis moneter dan berubah menjadi krisis fiskal. Pada masa krisis tersebut, Indonesia tidak punya uang tapi tidak boleh ngutang. Pada masa sulit, Marwanto dan timnya menyusun postur APBN. Dia pekerja keras, humble, dan dapat diandalkan. Saya melihat sendiri dapurnya. Marwanto dan timnya bekerja keras sampai larut malam," kata Robert Pakpahan, yang pada masa itu merupakan seorang Kasubdit Perencanaan Penerimaan, Direktorat Jenderal Pajak.
ADVERTISEMENT
Fuad Rahmany, selaku Direktur Jenderal Pajak tahun 2011-2014 menyatakan bahwa bapak Marwanto memiliki dua sifat penting menjadi seorang pemimpin yang baik, yakni mampu menjaga komunikasi yang baik dan merupakan seorang eksekutor yang baik. Bapak Fuad akrab memanggil Bapak Marwanto dengan sebutan Cak Wanto. “Saya merasa nyaman bekerja sama dengan Cak Wanto. Dia memiliki karakter dan kepribadian yang baik. Kami tidak pernah mengalami masalah dalam komunikasi. Kami saling percaya dan tidak ada yang disembunyikan, sehingga ego sektoral hilang dengan sendirinya. Banyak pekerjaan yang dilakukan oleh Cak Wanto membuat tugas saya di Ditjen Pajak menjadi lebih mudah. Komunikasi antara Dirjen Pajak dan Dirjen Perbendaharaan berjalan dengan baik, yang juga berdampak positif pada komunikasi di tingkat bawah di kedua ditjen ini. Mahasiswa STAN yang membaca buku ini perlu mengetahui bahwa koordinasi yang baik antar-pimpinan akan membawa dampak positif bagi semua pihak. Cak Wanto sebelumnya berpengalaman sebagai ketua pelaksana harian tim reformasi birokrasi Kemenkeu. Kami sama-sama terlibat dalam penyusunan roadmap Kemenkeu yang diawali oleh Menkeu Sri Mulyani, dilanjutkan oleh Agus Martowardojo, dan diselesaikan oleh M. Chatib Basri. Cak Wanto berperan sebagai koordinator dan konsolidator untuk penerimaan dan pengeluaran semua kementerian dan lembaga pemerintah.”
ADVERTISEMENT
Selain itu, menurut Bapak Fuad, Bapak Marwanto merupakan seorang eksekutor yang baik. Ia berkata, “Cak Wanto adalah seorang eksekutor hebat, tepat pada posisinya. Road map yang telah dibuatnya di Kemenkeu dapat diwujudkan dengan baik. Sebagai seseorang yang tidak hanya berbicara tetapi juga bertindak, Cak Wanto selalu mampu mewujudkan konsep menjadi nyata. Pengalaman sebagai ketua pelaksana harian tim reformasi birokrasi Kemenkeu, serta keterlibatannya dalam penyusunan roadmap di bawah berbagai Menkeu, memperlihatkan kemampuannya sebagai koordinator dan konsolidator dalam mengelola penerimaan dan pengeluaran kementerian dan lembaga pemerintah. Saya pernah menjadi Komisaris Bank BRI selama lima tahun, dan digitalisasi di Kemenkeu sudah lebih dahulu dilaksanakan, berkat peran sentral Cak Wanto. Sistem digitalisasi yang dibangunnya, seperti MPN G2 (Modul Penerimaan Negara Generasi ke-2) dan SPAN, memungkinkan pemantauan penerimaan negara secara real-time dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap Ditjen Pajak dan Kemenkeu.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Cak Wanto juga berhasil menerapkan konsep modern dalam treasury management dan accrual basis yang membuat LKPP meraih Opini WTP tiga tahun berturut-turut. Keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan rating Indonesia, tetapi juga kepercayaan internasional, memungkinkan penerbitan obligasi dengan bunga rendah. Karakter Cak Wanto yang lebih banyak mendengar dan bekerja daripada berbicara menjadi kunci suksesnya. Dia mampu menjalin hubungan baik dengan pihak-pihak lain di eselon I dan membuat orang lain nyaman dengan gaya santunnya. Dia tidak ambisius dan selalu menjalani tugas dengan ikhlas, seperti saat dipindahkan menjadi Kepala Biro Humas. Generasi muda Kemenkeu seharusnya meneladani sikap Cak Wanto yang tidak mengejar jabatan, tetapi fokus pada tugas dan tanggung jawabnya. Dengan banyaknya pejabat eselon I yang berkualitas, salah satu yang terbaik adalah Marwanto Harjowiryono, yang telah berkontribusi besar pada Kemenkeu dan mendapat pengakuan internasional.”
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pernyataan di atas, tipe kepemimpinan Pak Marwanto atau Cak Wanto lebih cocok dengan kepemimpinan melayani (servant leadership) dan kepemimpinan transformasional (transformational leadership). Berikut adalah alasan untuk masing-masing tipe:
Kepemimpinan Melayani (Servant Leadership):
1. Fokus pada orang lain: Pak Marwanto lebih banyak mendengar daripada berbicara, menunjukkan bahwa dia menghargai pandangan dan kebutuhan orang lain.
2. Kerjasama dan komunikasi yang baik: Dia mampu menjaga komunikasi yang baik dan membuat orang lain nyaman, serta menghilangkan ego sektoral, yang merupakan ciri khas pemimpin yang melayani.
3. Tidak ambisius: Pak Marwanto tidak mengejar jabatan dan menjalankan tugas dengan ikhlas, ciri khas seorang pemimpin yang melayani yang memprioritaskan kepentingan tim atau organisasi di atas kepentingan pribadi.
ADVERTISEMENT
4. Memberdayakan orang lain: Dia mampu membuat koordinasi dan kolaborasi yang baik, yang berdampak positif pada semua pihak yang terlibat.
Kepemimpinan Transformasional (Transformational Leadership):
1. Kemampuan eksekusi dan visi: Pak Marwanto mampu menerapkan roadmap yang telah dibuat dengan baik, menunjukkan bahwa dia memiliki visi yang jelas dan kemampuan untuk mengeksekusi visi tersebut.
2. Transformasi digital: Kontribusinya dalam digitalisasi Kemenkeu menunjukkan kepemimpinan yang berfokus pada perubahan dan inovasi untuk kemajuan organisasi.
3. Motivasi dan inspirasi: Dia berperan dalam penyusunan roadmap dan reformasi birokrasi yang signifikan, menunjukkan bahwa dia mampu menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.
4. Meningkatkan kepercayaan publik: Keberhasilan dalam menerapkan sistem yang meningkatkan kepercayaan publik terhadap Ditjen Pajak dan Kemenkeu menunjukkan pengaruh transformasionalnya dalam organisasi.
ADVERTISEMENT
Dengan menggabungkan elemen-elemen dari kedua tipe kepemimpinan tersebut, Pak Marwanto atau Cak Wanto menunjukkan karakteristik kepemimpinan yang berfokus pada pelayanan kepada orang lain serta mampu menginspirasi dan memimpin perubahan positif dalam organisasi.