Konten dari Pengguna

Kisah Nur, Sang Perempuan Tembakau

Fajar putra sulthoni
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadyah Yogyakarta
4 Januari 2024 19:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fajar putra sulthoni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penjual tembakau perempuan, Nur sedang menunjukan tembakau besuki di ruko miliknya. Berbagai jenis tembakau tersedia disini. Foto : Fajar Putra Sulthoni/Mahasiswa Ilkom UMY
zoom-in-whitePerbesar
Penjual tembakau perempuan, Nur sedang menunjukan tembakau besuki di ruko miliknya. Berbagai jenis tembakau tersedia disini. Foto : Fajar Putra Sulthoni/Mahasiswa Ilkom UMY
ADVERTISEMENT
Aroma harum tembakau mulai tercium saat memasuki pintu warna hijau sebuah ruko bernama Toko Hikmah. Terlihat seorang perempuan memakai masker berada di antara tumpukan rajangan tembakau.
ADVERTISEMENT
Adalah Nur, seorang perempuan asal Rembang Jawa Tengah dengan segala lika-liku dalam menjalankan usaha tembakau demi memastikan masa depan tiga anaknya.
Seperti berkunjung ke toko parfum. Begitulah suasana di dalam ruko tersebut. Pasalnya, wangi dari berbagai jenis tembakau berbaur menjadi satu.
Dengan senyuman ramahnya, Nur bertanya ingin mencari tembakau jenis apa. Bagi pemula yang baru ingin mencoba tembakau pasti bingung menjawabnya. tak perlu khawatir, Nur akan mempersilakan untuk mencoba satu persatu jenis tembakau. Bahkan ia juga membantu melintingkan.
Satu jenis tembakau yang katanya menjadi primadona di sana adalah Gayo Ijo. Tanpa basa-basi, ia mengambil sejumput tembakau tersebut dan mulai melinting dengan selembar kertas rokok atau yang biasa disebut papir di tempatnya.
ADVERTISEMENT
Setelah mencoba beberapa isap, Nur akan bertanya bagaimana rasa tembakau tersebut. Ternyata itu cara dia mengetahui tipikal setiap jenis tembakau yang ia jual.
Memang, salah satu kesulitan utama yang dihadapinya adalah menjelaskan rasa tembakau satu persatu kepada pelanggan tanpa pernah merasakannya sendiri.
“Saya ingin memberikan pengalaman terbaik kepada pelanggan saya, Meskipun tidak merokok, saya dapat mengetahui rasa setiap jenis tembakau dengan bergantung pada pengetahuan dan cerita dari pelanggan setia saya,” ujar Nur.
Di awal usahanya, Nur sempat tak mendapat izin dari keluarganya untuk menjalankan usaha ini. keluarganya menganggap bahwa seorang penjual tembakau sudah pasti merokok. Hal itu merupakan hal tabu di keluarganya. Tetapi saat ini keluarga sudah Mulai mendukungnya.
Keputusan untuk menjual tembakau juga tidak luput dari sorotan dan pertanyaan skeptis dari masyarakat sekitar. Banyak yang meragukan kemampuanya sebagai seorang wanita untuk menjalankan bisnis tembakau.
ADVERTISEMENT
Salah satu pelanggan setianya yaitu Solkan mengatakan “Saya awalnya skeptis melihat seorang wanita berjualan tembakau, tapi setelah mencoba produknya, saya kagum dengan kualitasnya dan ketika saya mendengar alasan dibalik bisnisnya saya semakin mendukung.”
Ternyata dibalik senyum ramahnya Nur memiliki beban berat. Ia terpaksa menjalankan usaha ini untuk memastikan ketiga anaknya dapat melanjutkan pendidikan. “Saya tidak pernah bermimpi menjadi penjual tembakau, tapi keadaan membuat saya harus bertahan. Semua ini untuk anak anak saya,” ucapnya.
Walaupun hasil dari jualan tembakau tidak besar, ia telah menetapkan prioritasnya yang jelas. Semua pendapatan yang ia dapat di prioritaskan untuk biaya sekolah ketiga anaknya.
Darinya, dapat diambil pelajaran bahwa keberanian dan tekad dapat membuka pintu keberhasilan, bahkan dalam bidang yang dianggap tidak mungkin. Meskipun tidak mudah, Nur terus berjuang untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi ke tiga anaknya.
ADVERTISEMENT
Di samping itu hal ini juga untuk mengubah pandangan masyarakat tentang peran perempuan dalam dunia bisnis. Ia berharap kisahnya dapat menginspirasi perempuan lain untuk mengambil langkah serupa dan membuktikan bahwa kekuatan dan ketangguhan tidak mengenal jenis kelamin.