Konten dari Pengguna

Mengikuti Tren Dunia Usaha

Vera Riawati Ritonga
Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara
4 Maret 2022 15:07 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vera Riawati Ritonga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Freepik.com
ADVERTISEMENT
Kewirausahaan atau dunia usaha tidak asing lagi dalam budaya masyarakat khususnya Indonesia. Bentuk kegiatan yang berbau dengan dunia usaha kian menjamur setelah adanya kemajuan dalam bidang komunikasi.
ADVERTISEMENT
Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menunjukkan bahwa rasio jumlah kewirausahaan tercatat pada level 3,74 persen. Walaupun rasio ini masih dibawah rata-rata rasio negara maju yang mencapai 12 persen. Tetapi perlu disadari bahwa setiap tahunnya ada kenaikan rasio jumlah wirausaha di Indonesia.
Pemerintah pun turut andil dalam meningkatkan iklim dunia usaha dengan mengusahakan pembentukan Perpres Kewirausahaan yang ditargetkan akan selesai pada tahun 2024.
Begitu juga dengan penciptaan kurikulum terkait kewirausahaan dalam dunia pendidikan merupakan usaha memperkenalkan lebih dalam agar kaum muda lebih mengenal dengan harapan mampu beradaptasi ditengah kemajuan iklim globalisasi.
Apa itu Kewirausahaan?
Richard Cantillon seorang ekonom yang pertama kali mengenalkan istilah kewirausahaan yaitu pada era ekonomi modern. Dengan prinsip bekerja sendiri atau self employment. Cantillon (1775) menyerukan bahwa seorang wirausaha membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Dari pandangan inilah terbentuk adanya kewirausahaan saat ini.
ADVERTISEMENT
Pengertian wirausaha menurut J B Say (1803) adalah pengusaha yang mampu mengelola sumber-sumber daya yang dimiliki secara ekonomis (efektif dan efisien) dan tingkat produktivitas yang rendah menjadi meningkat. Menurut Peter F Drucker (1959) kewirausahaan menyangkut pada kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru, berbeda, dan khas.
Dengan demikian pengertian kewirausahaan berkaitan pada konsep pola pikir yang kreatif dalam menciptakan suatu inovasi yang kemudian memiliki nilai guna dan nilai lebih.
Tantangan kewirausahaan
Tren kewirausahaan seakan menyimpan misteri yang membawa kita pada pertanyaan bagaimana dunia usaha mampu bertahan ditengah banyaknya tantangan jaman, misalnya di masa pandemi. Ditengah keterpurukan ekonomi, pelaku kegiatan usaha (entrepreneur), baik UMKM maupun perusahaan korporasi turut merasakan dampak yang signifikan.
ADVERTISEMENT
Penurunan daya beli masyarakat yang disebabkan oleh berkurangnya pendapatan berdampak pada turunnya permintaan akan barang dan jasa. Akibatnya banyak wirausaha mengalami kerugian karena omzet yang menurun.
Terlebih di masa pandemi adanya perubahan kebiasaan yang mengharuskan konsumen membeli segala sesuatunya secara online. Wirausaha dihadapkan pada pilihan untuk lebih berinovasi dan mengerti pasar yang mulai berubah. Dalam hal ini, kewirausahaan mampu beradaptasi baik seiring perkembangan jaman dengan merubah suatu ancaman menjadi manfaat.
Pentingnya analisis pasar dalam dunia kewirausahaan
Analisis yang sering digunakan dan mudah untuk diterapkan adalah analisis SWOT yang meliputi Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (Peluang) dan Threats (ancaman). Dari keempat hal ini, wirausaha bisa mengenali kekuatan usahanya serta mampu memperkirakan peluang yang akan dimanfaatkan namun tetap memandang kelemahan serta ancaman yang mengganggu ketahanan usaha.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Entrepreneurship for Everyone yang ditulis oleh Robert Mellor. Terdapat suatu pandangan terkait alat dalam menganalisis pasar yang dikemukakan oleh Porter (1980) yaitu Porters Five Forces meliputi :
1. Alternative product or service
Produk atau jasa alternatif mengacu pada kemampuan pengganti untuk mengurangi keuntungan.
2. Customers purchasing power
Daya beli pelanggan mengacu pada kemampuan pembeli untuk bernegosiasi tentang pembelian harga. Jelas jika pembeli kuat, maka mereka mungkin memeras harga dan keuntungan.
3. Suppliers position in the market
Posisi pemasok di pasar mengacu pada kemampuan pemasok untuk menegosiasikan harga, atau bahkan, jika ada sangat sedikit pemasok, hentikan pasokan.
4. Potential competition
Mengacu pada persaingan usaha setelah memasuki pasar.
5. Rivals or competitors already in the market
ADVERTISEMENT
Industri cenderung tidak menarik jika terdiri dari banyak saingan, mudah masuk, beberapa dekat pengganti, pembeli dan pemasok yang kuat.
Jadi, dengan menggunakan kedua analisis ini bisa membantu wirausaha lebih dalam mengenali usaha yang dikembangkannya, serta mengerti pasar yang dituju sehingga lebih mudah untuk menjalankan usaha serta mampu bertahan di dalam pasar.