Konten dari Pengguna

Mencontek dan Sebuah Kesalahpahaman

Firdausa Yanuar
Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya, Prodi Pendidikan Matematika,dan jurusan Matematika
8 November 2021 18:09 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Firdausa Yanuar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Keadaan ruangan sebuah kelas setelah pembelajaran selesai(Ilustrasi oleh Firdausa)
zoom-in-whitePerbesar
Keadaan ruangan sebuah kelas setelah pembelajaran selesai(Ilustrasi oleh Firdausa)
ADVERTISEMENT
Mencontek merupakan sebuah kebiasaan siswa yang sangat umum ditemui. tetapi, mencontek ini ternyata bagi siswa tertentu dapat berkembang ke arah kesalahpahaman. Kesalahpahaman ini mereka sebut dengan sebuah istilah yaitu “kebersamaan”. Mereka menganggap bahwa siswa lain yang tidak mau memberikan sontekan kepada mereka sebagai seorang yang egois. Lantas apakah hal seperti ini dapat dibenarkan?
ADVERTISEMENT
Untuk memahami hal ini mari kita lihat apa definisi dari kebersamaan dalam KBBI(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Menurut KBBI(Kamus Besar Bahasa Indonesia), arti dari kebersamaan adalah hal bersama. Kita dapat melihat arti dari kata ini menunjukkan tentang sesuatu yang diraih bersama. Namun, apakah dengan menggunakan arti ini, kita dapat mengatakan bahwa anggapan siswa itu benar? Tentu saja tidak. Dalam hal mencontek, tidak ada jaminan yang mengatakan bahwa mencontek itu sendiri akan membawa keuntungan secara mutlak untuk semua orang. Terkadang, malah mecontek ini membawa hal yang dapat merugikan orang lain. Contohnya yaitu siswa A yang sudah belajar dengan giat untuk ujian memberikan sontekan kepada siswa B yang tidak belajar dan hanya mengandalkan sontekan dari teman-temannya. Ternyata nilai siswa B yang mencontek malah lebih tinggi daripada siswa A yang rajin belajar.
ADVERTISEMENT
Siswa tertentu malah menganggap bahwa mencontek itu adalah hal yang wajib. Mereka menganggap bahwa perilaku mencontek adalah sebuah sarana untuk mencapai kelulusan bersama. Padahal dalam pelaksanaan mencontek itu sendiri, kita dapat melihat berbagai macam kesempatan untuk melakukan hal yang bersifat manipulatif.
Ilustrasi Mencontek Foto: Pixabay
Maksud saya yaitu, oknum siswa yang melakukan kegiatan mencontek tersebut dapat dengan mudah meyakinkan temannya untuk memberikan sontekan kepadanya dan akhirnya temannya tersebut dapat dia manfaatkan terus-menerus untuk memberikan keuntungan pada dirinya sendiri. Namun, jika temannya itu tidak memberikan sontekan kepadanya, maka dia akan mengancam dengan memberikan gangguan baik secara fisik maupun mental.
Pemikiran seperti ini tak jarang juga masih dapat dijumpai dalam perkuliahan. Malah terkadang bisa lebih parah. Mahasiswa yang memiliki pemikiran bahwa mencontek adalah wajib dan menganggap perilaku itu sebagai sebuah sarana kelulusan bersama akan lebih merasa tidak terima ketika dia tidak mendapat sontekan dari teman-temannya. Dia akan berperilaku seperti orang yang frustrasi dan mencari perhatian.
ADVERTISEMENT
Contoh dari sikapnya yaitu tiba-tiba dalam sebuah pembicaraan, dia mengangkat topik bahwa temannya tidak pernah memberinya sontekan sama sekali dan dia juga mengatakan bahwa sifat temannya egois. Apakah hal yang dilakukan mahasiswa ini benar? Apakah tidak memberikan sontekan membuat seseorang dapat dikatakan sebagai seorang yang egois? Tentu saja jawabannya tidak. Menyontek sendiri saja sudah tidak jujur, tidak mungkin orang yang mencegah terjadinya ketidakjujuran disebut sebagai orang yang egois.
Mahasiswa yang memiliki sifat luwes dan pengertian tentunya tidak akan memaksakan pendapat seperti itu. Sebenarnya pemikiran seperti ini sangat memungkinkan seseorang untuk selalu memiliki pikiran negatif. Dia saja berpikir bahwa orang yang tidak memberikan sontekan sebagai orang yang egois, lalu bagaimana pikirannya tentang orang yang giat belajar? Tentu saja dia akan berpikir bahwa mereka yang rajin belajar hanyalah seseorang yang kompetitif dan individualis. mengapa? Karena dia merasa bahwa dirinya adalah korban ketidakadilan.
ADVERTISEMENT
Temannya itu tidak memberikan sontekan kepadanya. Karena tidak terima dan merasa sakit hati, Akhirnya pikirannya langsung merespons perasaan tersebut dengan mengatakan bahwa temannya itu adalah orang yang individualis dan tidak memiliki kebersamaan sama sekali. Biasanya siswa dengan pemikiran seperti ini sangat keras kepala dan susah untuk berdiskusi. Siswa memiliki sifat seperti itu karena merasa hidupnya lebih berat daripada yang lain.
Padahal seharusnya tidak boleh seperti itu. Setiap orang memiliki masalah dalam hidup mereka masing-masing. Kita tidak bisa menganggap masalah yang ada dalam hidup kita sebagai masalah paling berat dan kita juga tidak bisa menggunakan hal itu sebagai sebuah pembenaran untuk memaksakan tindakan dan pemikiran kita yang kurang tepat.
Kita mungkin berpikir bahwa dampak negatif dari kegiatan mencontek ini hanya sebatas memiliki pemikiran negatif. Sayangnya tidak. Dengan melakukan perilaku mencontek, secara tidak sadar kita telah menumbuhkan sifat ketergantungan pada diri kita. Ketergantungan ini akan sangat berbahaya jika dibiarkan berkembang secara terus-menerus. Jika ketergantungan berupa sontekan tidak terpenuhi maka akan dapat memunculkan perilaku tidak sehat berupa suka menghina teman dan juga bersikap sinis kepada sesama.
ADVERTISEMENT
Maksud saya dengan sikap sinis ini adalah dia tidak pernah berpikir bahwa temannya itu pasti ada alasan mengapa tidak memberikan sontekan kepadanya dan malah berpikir bahwa teman yang tidak memberikan sontekan itu adalah orang yang belum tentu memiliki masa depan yang cerah. Selain itu dia tidak dapat membedakan yang mana sindiran dan yang mana saran untuk melakukan wawas diri.
Ketika dia diingatkan untuk memikirkan perbuatannya, bukannya dia menerima tetapi malah menghina dan menyindir teman yang memberi tahu. Dia malah mengatakan bahwa temannya tidak tahu apa-apa tentang dirinya dan malah melontarkan kata-kata sindiran dengan mengatakan bahwa temannya itu sempurna dan dirinya orang bodoh.
Jadi, dapat kita lihat bahwa sebenarnya pemikiran mencontek yang diikuti dengan kesalahpahaman dapat menumbuhkan berbagai macam perbuatan dan perilaku serta sifat yang buruk. Kita sebagai seorang manusia tentu sadar akan kekurangan kita dan sadar bahwa kita hidup dalam lingkungan yang bersifat sosial. Hidup dengan cara memaksakan pendapat kita tidak akan membawa kita ke mana-mana.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang manusia, kita harus memahami satu sama lain dan menyadari bahwa setiap orang itu adalah individu yang berbeda-beda. Jika kita merasa diri kita tidak bisa maka jangan mencontek. Solusi yang dapat kita ambil adalah membenahi diri kita dan berusaha untuk belajar serta mengerti apa yang kita tidak bisa.
Kita harus berpikir secara positif, karena belum tentu orang yang tidak memberikan sontekan kepada kita adalah orang yang egois. Karena bisa saja mereka itu tahu kita pintar dan akhirnya ingin memacu diri kita untuk menggapai kemampuan tertinggi yang kita miliki.