Konten dari Pengguna

Jawaban Celotehan (2) DESI-DENNY SIREGAR:oleh : Indra Wardhana

090271 Rush
Menulis ketika logika sudah tidak lagi berbicara.
6 Februari 2018 7:30 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari 090271 Rush tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jawaban Celotehan (2) DESI-DENNY  SIREGAR:oleh : Indra Wardhana
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
JAWABAN UNTUK CELOTEHAN DESI (2) alias DENNY SIREGAR:
Berjudul : SURAT UNTUK ADEK MAHASISWA YANG SUKA MAEN SEMPRITAN
ADVERTISEMENT
Penulis Denny Siregar Diterbitkan Sabtu, Februari 03, 2018
Link:https://www.dennysiregar.com/2018/02/surat-untuk-adek-mahasiswa-yang-suka.html
Oleh: INDRA WARDHANA
Kepala Biro Data dan Informasi ISMEI – Ikatan Senat Mahasiswa Ek. Indonesia periode 1994
BPM/Badan Perwakilan Mahasiswa, Trisakti periode 1991-
Senat Kepala Biro Kajian Strategis, Trisakti periode 1993-
Jaket Biru, Alumni – Kepala Departemen Pengkajian Ekonomi Internasional dan Politik
Karir, 16 tahun di bidang perminyakan dan 7 tahun di bidang Risk Management
Broadhurst (2014) menulis "Terlepas dari periode waktu, taktik yang digunakan, atau penyebab yang diperjuangkan, satu kesamaan ada di kalangan aktivis mahasiswa: Mereka mencoba mengubah dunia. Dunia itu mungkin sekecil kampus mereka atau seluas kemanusiaan itu sendiri, tapi masing-masing siswa, masing-masing kelompok, masing-masing gerakan, bertujuan untuk menuju peradaban masyarakat yang lebih baik "
ADVERTISEMENT
“Saya putuskan bahwa saya akan demonstrasi.
Karena mendiamkan kesalahan adalah kejahatan”.(SOE HOK GIE, Universitas Indonesia)
PERSEKUSI dalam bentuk celotehan si DESI terhadap MAHASISWA diantaranya sebagai berikut :
1. Sulit ya memberinya kartu hijau? Karena adek-adek hanya memandangnya sebelah mata dengan kedengkian luar biasa tanpa tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi diluar sana.
JAWABAN : JUSTRU KARENA MAHASISWA TAHU APA YANG TERJADI, MAKA MEREKA BERGERAK DENGAN MORAL FORCE YANG MEREKA MILIKI. SEDANG ANDA SENGAJA MEMBUTAKAN DIRI ANDA TERHADAP REALITAS YANG TERJADI KARENA DUDUK DAN DI BAYAR OLEH KEKUASAAN ATAS NAMA KEPENTINGAN KELOMPOK DAN DIRI ANDA SENDIRI BESERTA KOPI YANG SUDAH BASI.
.2. Mahasiswa itu bukan hanya harus pintar dalam pelajaran, adek-adek, tapi juga harus luaskan wawasan.. Jadi mulailah membaca, jangan hanya sibuk protes saja. Apalagi pake share status Jonru yang jelas-jelas fitnahnya.
ADVERTISEMENT
JAWABAN : KARENA MEREKA PINTAR, TENTU SAJA SALAH SATU PENDUKUNG ADALAH LUASNYA WAWASAN MEREKA, SEHINGGA MEREKA TAHU APA SESUNGGUHNYA YANG TERJADI PADA LINGKUNGAN MEREKA SERTA KONDISI BANGSA INI? MEREKA EMBRIO PEMIMPIN BANGSA YANG BERADA DI NAUNGAN SALAH SATU UNIVERSITAS NEGERI TERBAIK DI INDONESIA SILAHKAN ANDA TANYA DENGAN PRESIDEN RI, YANG TELAH MEMBERIKAN PERNYATAAN DAN PENGAKUAN TERHADAP UNIVERSITAS TERSEBUT DI ACARA DIES NATALIS MEREKA, SEDANG ANDA LULUSAN Fakultas Ekonomi SEBUAH UNIVERSITAS SWASTA DI SURABAYA. MAKA TERLIHAT JELAS MANA YANG PINTAR DAN MANA YANG BODOH TAPI BERPURA-PURA PINTAR ? SENSASI ?
3. Adek-adek mahasiswa yang suka nyemprit dan kasih kartu kuning, jadilah mahasiswa berprestasi Internasional jika ingin terkenal. Sensasi itu murahan adek-adek, seperti beberapa anggota DPR itu yang sibuk berkata tapi minim bekerja.
ADVERTISEMENT
JAWABAN : ANDA SUDAH MEMILIKI PRESTASI INTERNASIONAL? BUKANKAH PRESTASI TERTINGGI ANDA ADALAH MEMPERMALUKAN DIRI ANDA SENDIRI DI MEDIA TELEVISI LOKAL? HARAPAN ANDA BEGITU TINGGI KEPADA MEREKA, ITU PERTANDA PENGAKUAN ANDA TENTANG KEPINTARAN DAN WAWASAN MEREKA, SEMENTARA ANDA SENDIRI? UNTUK LOKAL SAJA ANDA SUDAH SERING MEMPERTONTONKAN KEMALUAN ANDA.
ADIK-ADIK MAHASISWA TERSEBUT DENGAN FAKTA MEMPERLIHATKAN SUMBANGSIH MEREKA TERHADAP NEGERI YANG MEREKA CINTAI, MEREKA SADAR BAHWA MEREKA ADALAH BAGIAN DARI RAKYAT YANG MEMILIKI TANGGUNG JAWAB UNTUK MELAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP PEMERINTAHAN, TENTUNYA DENGAN BEKAL KEPINTARAN DAN WAWASAN YANG LUAS DENGAN CARA TERSENDIRI TENTUNYA, SEMENTARA ANDA DI BAYAR UNTUK BERCELOTEH.
BERAPA USIA ANDA ? TENTU TERPAUT SANGAT JAUH DENGAN MEREKA , SUDAH SELAYAKNYA ANDA MENJADI GURU BAGI MEREKA. TAPI SAYANG, SANGAT DIRAGUKAN KEPINTARAN DAN WAWASAN ANDA. MASALAH MENDASAR DARI DIRI ANDA , ANDA SELALU BERTANYA PADA SECANGKIR KOPI BASI MILIK ANDA, YANG HANYA DIAM TANPA BISA BERBICARA.
ADVERTISEMENT
4. Sekali-kali minum kopilah sama abang sini, biar abang cerahkan. Jadikan dirimu sebagai ahli di jurusanmu, itulah yang terpenting. Jangan seperti beberapa kakak yang dulu kuliah di jurusan pertanian tapi malah tersesat jadi ahli bekam.
JAWABAN : TIDAK PERLU DI JAWAB, TERLALU MEMBOSANKAN ISTILAH DAN GAYA ANDA. SEBAIKNYA TUKAR KOPI ANDA, KARENA TERLALU LAMA ANDA GUNAKAN TANPA PERNAH MENGGANTINYA INI SDUAH TAHUN 2018, AWAS KERACUNAN, KARENA DAPAT MEMATIKAN DIRI ANDA SENDIRI.
BERIKUT TULISAN DI BAWAH YANG MUNGKIN AKAN MEMBANTU ANDA, UNTUK LEBIH MENGENAL MAHASISWA DALAM PERGERAKANNYA, SEMOGA ANDA BANGKIT DARI KEBODOHAN YANG SELALU ANDA PERTUNJUKKAN DI RUANG PUBLIK.
Desi , untuk kesekian kalinya saya akan jawab celotehan sampah anda.
ADVERTISEMENT
Celoteh bukanlah bentuk penulisan, karena sebuah penulisan tentunya harus menyertakan alternatif pemecahan persoalan atau menyertakan harapan, usul atau saran kepada pembaca. Saran dan usul pun harus disertai oleh pengalaman yang sepatutnya di alami oleh si penulis, sehingga tujuan penulisan itu tepat pada sasaran yang dituju, sebutan yang tepat untuk anda TUKANG CELOTEH yang berisi sampah dan kotoran yang tidak ada manfaatnya, sejujurnya 1.000.000 persen, saya menyangsikan anda mengerti apa yang anda CELOTEH-kan, wajar jika semua orang tidak akan pernah emngerti, apalagi anda karena celoteh adalah basa basi belaka tanpa ilmu.
Saya akan kisahkan sedikit sejarah DUNIA PERGERAKAN MAHASISWA DI DUNIA yang terakui dalam tinta sejarah yang pernah ada di permukaan BUMI ini, karena saya tahu anda ahistoris, bersyukurlah anda, karena saya mau membantu anda menjadi pintar dalam realitas dan Ilmu, ini pun berlaku untuk seluruh penggemar Denny Siregar si “RAJA CELOTEH”.
ADVERTISEMENT
Gerakan Mahasiswa di Seluruh Dunia
"Lihatlah, mentega kami berbau busuk! - Beri kami mentega yang tidak berbau !" - seruan tersebut diucapkan di belakang demonstrasi mahasiswa pertama di Amerika (Nuh B, 2011). Diprakarsai oleh Mahasiswa bernama Asa Dunbar pada tahun 1766 (mahasiswa bernama Asa Dunbar adalah kakek dari Henry David Thoreau) . Peristiwa di atas di sebut dengan Peristiwa “PEMBERONTAKAN MENTEGA” , yang berlangsung di Harvard University pada tahun 1766, adalah demonstrasi pelajar Harvard yang tercatat pertama kali di negara yang bernama Amerika Serikat . Peristiwa itu terjadi sebelum Revolusi Amerika , dan resesi ekonomi yang membuat perolehan makanan segar sulit di Harvard.
---- Henry David Thoreau adalah seorang penulis dan filsuf asal Amerika Serikat. Dia anggota dari kelompok para penulis bernama New England Transcendentalist dan pengarang buku Walden; or, Life in the Woods, sebuah buku terkenal di Amerika Serikat yang diterbitkan pada tahun 1854---------
ADVERTISEMENT
, Asa Dunbar, Mahasiswa Universitas Harvard adalah orang pertama yang memprotes, kualitas makanan yang disajikan di ruang makannya. Presiden College Edward Holyoke sangat marah dengan tindakan pembangkangan ini.
Pada tanggal 4 Mei th 1919, mahasiswa dan para intelektual melakukan demonstrasi di gerbang Tianan, Cina untuk memprotes kegagalan diplomatik pemerintah China selama Perjanjian negosiasi Versailles (Lee, 2009). Pergerakan yang dimulai di Beijing akhirnya menyebar ke Shanghai dan bagian lain China serta memiliki efek langsung pada pemerintahan China untuk tidak menandatangani perjanjian damai pada tahun 1919. Namun, hal yang jauh lebih penting, ini menandai pertama kalinya warga biasa, terutama mahasiswa bersatu karena alasan politik. Pemikiran para intelektual China yang dianggap radikal ini akhirnya mengarah pada penciptaan Partai Komunis di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Penutupan Universitas Nanterre pada bulan Mei 1968, Paris menghasilkan serangkaian kejadian dramatis yang dimulai oleh demonstrasi mahasiswa yang hampir menjatuhkan pemerintah Prancis (Barker, 2008). Aksi protes mahasiswa mengarah ke pihak berwenang Prancis yang menutup universitas tersebut, namun kebrutalan selanjutnya ditunjukkan oleh polisi terhadap para pemrotes yang dianggap sebagai siswa revolusioner. Tindakan para siswa akhirnya menggiring bola ke sebuah demonstrasi di negara yang melibatkan hampir seperempat pekerja di Prancis untuk melakukan pemogokan yang berakibat aktivitas ekonomi terhenti. Presiden De Gaulle pada akhirnya menyerukan pemilihan umum lebih awal serta menegosiasikan upah minimum yang lebih tinggi yang berhasil memadamkan "revolusi" tersebut (Maurin & McNally, 2008).
Beberapa kejadian penting ini hanyalah beberapa contoh demonstrasi mahasiswa yang secara langsung atau tidak langsung membentuk sejumlah gerakan politik, sosial dan budaya dalam dua abad terakhir. Tahun 1960an misalnya, mewakili periode fluks sosial dan budaya utama di seluruh dunia Barat dan gelombang protes mahasiswa merupakan inti dari perubahan ini. Gerakan mahasiswa selama periode tersebut sampai pada garis depan media dan perhatian publik untuk pertama kalinya (Altbach, 1989). Diskusi akademis mengenai protes mahasiswa dan revolusi juga telah banyak berfokus pada gerakan di tahun 1960an. Era Pasca-Perang Dunia ke-2 masyarakat Barat ditandai oleh ekspansi yang tajam dari universitas dan jenjang pendidikan tinggi (Broadhurst, 2014). Generasi siswa ini tidak puas dengan cita-cita untuk memperketat gerakan mahasiswa dari para pendahulu mereka, peraturan kampus yang ketat dan ketidaksetaraan cerita sejarah yang dihadapi oleh banyak orang.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian gerakan ini menjadi sumber atau cermin dari perubahan struktur sosial pada saat itu. Di Amerika Serikat, gerakan hak-hak sipil dan pembangkangan selama Perang Vietnam menjadi pendorong utama demonstrasi mahasiswa selama periode tersebut.
Di Prancis, meningkatnya militansi kelas pekerja dikombinasikan dengan penggunaan kekerasan yang berlebihan oleh polisi terhadap pemrotes mahasiswa menyebabkan pemberontakan tersebut terjadi pada tahun 1968 (Maurin & McNally, 2008). Di Italia, pernikahan antara kelas pekerja dan pemrotes mahasiswa adalah yang paling menonjol seperti Ginsborg (1990) menulis "gerakan protes Italia adalah yang paling mendalam dan bertahan lama di Eropa. Ini menyebar dari sekolah dan universitas berlanjut ke pabrik-pabrik, dan terus ke masyarakat secara keseluruhan '.
Jerman, Polandia, Meksiko,Sementara gerakan ini hanya berlangsung selama beberapa bulan dan dalam beberapa kasus hanya memiliki sedikit dampak jangka panjang, mereka menunjukkan kemampuan maha siswa untuk membentuk gerakan dan gagasan. Sebenarnya dapat dikatakan bahwa hasil utama gerakan pada 1960-an tidak terasa begitu cepat, namun dirasakan melalui dampak terhadap kesadaran budaya (Altbach, 1989).
ADVERTISEMENT
Selain itu, gerakan di tahun 1960 juga berpengaruh pada lembaga pendidikan itu sendiri. Klemenčič (2014) mengemukakan "Salah satu hasil penting dari demonstrasi ini adalah konsolidasi perwakilan mahasiswa di dalam pengambilan keputusan universitas." Struktur kepemimpinan mahasiswa menjadi bagian penting dari universitas yang bersifat demokratis. Gerakan ini juga berdampak pada proses di lingkungan perguruan tinggi. Di Prancis, demonstrasi tahun 1968 menghasilkan sistem pemeriksaan yang lebih lunak yang membuat lebih banyak mahasiswa mencapai kredensial akademis (Maurin & McNally, 2008).
Pergerakan mahasiswa di Negara berkembang juga turut andil dalam lintasan sejarah Pergerakan Mahasiswa Dunia, para mahasiswa telah memainkan peran utama dalam perjuangan kebebasan mereka. Mereka yang menciptakan gagasan umum tentang kebangsaan dan identitas kolektif bersama yang tidak mungkin dilakukan tanpa keterlibatan aktif dari para mahasiswa. Mahasiswa di negara-negara seperti Kenya, India, Burma, Indonesia dkk memainkan peran aktif di negara-negara tersebut untuk mengatasi penguasa kolonial mereka (Altbach, 1989). Namun, terlepas dari perjuangan kebebasan dan beberapa contoh yang disebutkan di atas, pergerakan mahasiswa sepanjang sejarah telah bersifat sporadis. Hal ini terutama karena pada hakikatnya, sulit mempertahankan momentum gerakan mahasiiswa karena para pemimpin mahasiswa tidak tinggal di kampus untuk waktu yang lama. Selain itu, mereka juga "jarang memiliki pengetahuan, pengalaman, dan jaringan substansial dan prosedural yang dibutuhkan untuk tahap politik yang lebih besar." (Altbach & Klemenčič, 2014). Meskipun demikian, mereka dapat memainkan peran kunci dalam mengarahkan dan memberi dorongan pada gerakan sosial dan politik.
ADVERTISEMENT
Kemudian gerakan pelajar dan mahasiswa di era 2000-an seperti Revolusi Payung di Hongkong serta masih banyak di engara-negara lainnya, di seluruh dunia.
Semua peneliti sosial tersebut pada hakekatnya sependapat tentang tiga hal pokok, yaitu:
1. Mahasiswa menunjukkan keaktifannya yang sangat menonjol
2. Adanya kepekaan nurani dari gerakan mahasiswa terhadap perubahan sosial dan politik;
3. Akar dari semua gerakan mahasiswa adalah menyangkut keseluruhan masyarakat dan apa yang dirasakan oleh mahasiswa. Situasi sosial dan ekonomi, ketidakadilan sosial, kebijakan luar negeri yang tidak adil dan politik yang tidak demokratis merupakan akar dari gerakan mahasiswa.
Sejarah Pergerakan Mahasiswa Indonesia
Pergerakan Mahasiswa di Indonesia di bagi dalam beberapa periode, sebagai berikut :
ADVERTISEMENT
1. Gerakan Mahasiswa Pada Masa Kolonial
2. Gerakan Mahasiswa Pada Masa Orde Lama
3. Gerakan Mahasiswa pada Masa Orde Baru
4. Gerakan Mahasiswa Reformasi / Angkatan 1998, kejatuhan Soeharto
GERAKAN MAHASISWA PADA MASA KOLONIAL :
Sebelum Negara Republik Indonesia berdiri pada tanggal 17 Agustus 1945 atau tepatnya pada masa penjajahan Belanda di wilayah Hindia Belanda tercatat ada dua gerakan mahasiswa yang sangat populer, unik dan monumental, yaitu:
1. Pergerakan mahasiswa tahun 1908 atau yang dikenal dengan Angkatan 08 yang dimotori oleh Boedi Oetomo.
2. Pergerakan mahasiswa tahun 1928 yang terkenal Angkatan 28, yang dimotori oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) dan para pemuda pelajar dari berbagai perguruan tinggi di Hindia Belanda, seperti Jong Ambon, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Islamieten Bond, Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Pemuda Kaum Betawi, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Gerakan mahasiswa Angkatan 08 dan Angkatan 28 disebut unik, karena meskipun kedua gerakan pemuda pelajar tersebut tidak dapat dipisahkan dari anasir primordialisme; kesukuan, kedaerahan dan agama, namun tetap berbasiskan pada gerakan dengan semangat kemerdekaan untuk sebuah bangsa (nation) dan negara (state), sehingga sangat kental dengan nuansa nasionalismenya. Begitu uniknya gerakan ini sehingga Angkatan 08 dan Angkatan 28 selalu dan selamanya dilihat oleh para pemuda pelajar sebagai tonggak sejarah persatuan nasional. Juga dianggap paling monumental, karena gerakan-gerakan mahasiswa angkatan-angkatan selanjutnya bukan saja tetap menjadikan nasionalisme sebagai dasar moralnya, tetapi juga selalu menjadikan gerakan kaum terpelajar Angkatan 08 dan Angkatan 28 sebagai rujukannya.
Di satu sisi kedua Angkatan itu merupakan produk dari kebijakan politik etis Belanda, tapi di lain sisi kedua produk itu justru kontra produktif dari gagasan politik etis Belanda. Kontra produktif karena politik etis Belanda berasumsi bahwa ganti rugi atas penderitaan masyarakat selama di bawah pemerintahan kolonial Belanda akan membuat masyarakat diam tanpa perlawanan, sehingga melalui politik etisnya Belanda ingin memperlihatkan diri memerintah atas dasar moral. Kontraproduktif karena ganti rugi penderitaan masyarakat Hindia Belanda telah pula melahirkan legitimasi politik bagi masyarakat untuk menolak dan melawan berbagai bentuk kolonialisme yang dilancarkan oleh Belanda.
ADVERTISEMENT
GERAKAN MAHASISWA PADA MASA ORDE LAMA :
Pengaruh Angkatan 08 dan Angkatan 28 terhadap angkatan berikutnya terus berlanjut hingga berdirinya Negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Pengaruh Angkatan 08 dan Angkatan 28 terhadap Angkatan 45 adalah kristalisasi nilai-nilai perjuangan kemerdekaan yang menjadi dasar dari perjuangan Angkatan 45. Implementasi nilai-nilai itu dapat dilihat dari peran Angkatan 45 seperti yang tampak dalam Peristiwa Rengasdengklok menjelang tanggal 17 Agustus 1945. Peristiwa Rengasdengklok adalah gerakan kelompok bawah tanah yang dipimpin oleh dua tokoh Angkatan 45 yang sangat terkenal, yaitu Chairul Saleh dan Soekarni. Dengan kristalisasi nilai-nilai perjuangan kemerdekaan yang ada pada dirinya membuat Chairul Saleh, Soekarni dan kawan-kawannya harus menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan. Setelah Republik Indonesia berdiri, sebagian tokoh-tokoh penting Angkatan 08, Angkatan 28 dan Angkatan 45 bergabung ke dalam kekuasaan. Soekarno dan Hatta, misalnya, masuk ke dalam bagian pemerintahan dengan menjadi pucuk pemerintahan. Sementara yang lainnya lagi, seperti Soekarni dan Chairul Saleh memilih berada di luar lingkaran kekuasaan. Meskipun tidak dipilih melalui Pemilihan Umum (Pemilu), Soekarno pada awal-awal periode kekuasaannya memerintah dengan legitimasi yang sangat kuat. PPKI yang mengangkatnya secara aklamasi menjadi Presiden Republik Indenesia pertama dan kemudian diperkuat oleh Ketetapan MPRS menjadi ‘Presiden Seumur Hidup’ seperti tidak pernah ragu bahwa Soekarno dapat mewujudkan semua cita-cita politik yang ada dalam UUD 1945. Namun seiring dengan berjalannya waktu, selama periodesasi kekuasaan Soekarno, yaitu masa Orde Lama (1945-1966) berbagai bentuk penyimpangan dilakukan hingga memicu ketidakpuasan berbagai pihak termasuk pihak mahasiswa. Kemunculan gerakan mahasiswa pada tahun 1966 atau yang populer dengan Angkatan 66 adalah sebagai akibat dari penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan yang dinilai menyimpang dari cita-cita dasar yang menjadi tujuan dari perjuangan melawan kolonial, yaitu kemerdekaan untuk kemakmuran rakyat. Bentuk-bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh Soekarno, misalnya dengan membubarkan Parlemen dan menetapkan Konstitusi di bawah Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959. Selain itu, Soekarno juga menyatakan diberlakukannya kembali Undang-Undang Dasar 1945 lewat semboyan "Kembali ke UUD' 45" setelah membubarkan Konstituante yang bertugas untuk menyusun UndangUndang Dasar baru. Bahkan Soekarno memperkuat kekuasaannya dengan cara memberi posisi penting bagi militer terutama TNI AD dan memadukan tiga unsur paham atau ideologi radikal ke dalam orientasi politiknya, yaitu: Nasionalisme, Agama dan Komunisme (Nasakom).
ADVERTISEMENT
GERAKAN MAHASISWA PADA MASA ORDE BARU :
Angkatan 1974 dan Angkatan 1977
Sementara pada masa Orde Baru, rezim Demokrasi Pancasila yang dipimpin oleh Soeharto juga muncul gerakan mahasiswa Angkatan 1974, Angkatan 1977 dan Angkatan 1998. Gerakan mahasiswa Angkatan 1998 inilah kemudian yang menumbangkan rezim Soeharto. Sebelum gerakan mahasiswa 1974 meledak, bahkan sebelum menginjak awal tahun 1970-an, sebenarnya para mahasiswa telah
melancarkan berbagai kritik dan koreksi terhadap praktek kekuasaan rezim Orde Baru, seperti: Golput yang menentang pelaksanaan pemilu pertama di masa Orde Baru pada tahun 1972 karena Golkar dinilai curang. Gerakan menentang pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada tahun 1972 yang menggusur banyak rakyat kecil yang tinggal di lokasi tersebut. Diawali dengan reaksi terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), aksi protes lainnya yang paling mengemuka disuarakan mahasiswa adalah tuntutan pemberantasan korupsi. Lahirlah, selanjutnya apa yang disebut gerakan "Mahasiswa Menggugat" yang dimotori Arif Budiman yang program utamanya adalah aksi pengecaman
ADVERTISEMENT
terhadap kenaikan BBM, dan korupsi. Menyusul aksi-aksi lain dalam skala yang lebih luas, pada 1970 pemuda dan mahasiswa kemudian mengambil inisiatif dengan membentuk Komite Anti Korupsi (KAK) yang diketuai oleh Wilopo. Terbentuknya KAK ini dapat dilihat merupakan reaksi kekecewaan mahasiswa terhadap tim-tim khusus yang disponsori pemerintah, mulai dari Tim Pemberantasan Korupsi (TPK), Task Force UI sampai Komisi Empat. Berbagai borok pembangunan dan demoralisasi perilaku kekuasaan rezim Orde Baru terus mencuat. Menjelang Pemilu 1971, pemerintah Orde Baru telah melakukan berbagai cara dalam bentuk rekayasa politik, untuk mempertahankan dan memapankan status quo dengan mengkooptasi kekuatan-kekuatan politik masyarakat antara lain melalui bentuk perundang-undangan. Misalnya, melalui Undang-Undang yang mengatur tentang pemilu, partai politik, dan MPR/DPR/DPRD. Muncul berbagai pernyataan sikap ketidakpercayaan dari kalangan masyarakat maupun mahasiswa terhadap sembilan partai politik dan Golongan Karya sebagai pembawa aspirasi rakyat. Sebagai bentuk protes akibat kekecewaan, mereka mendorong munculnya Deklarasi Golongan Putih (Golput) pada tanggal 28 Mei 1971 yang dimotori oleh Arif Budiman, Adnan Buyung Nasution dan Asmara Nababan. Dalam tahun 1972, mahasiswa juga telah melancarkan berbagai protes terhadap pemborosan anggaran negara yang digunakan untuk proyek-proyek eksklusif yang dinilai tidak mendesak dalam pembangunan, misalnya terhadap proyek pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di saat Indonesia haus akan bantuan luar negeri. Memasuki tahun 1974 kemandirian ekonomi Indonesia mulai dipertanyakan. Membanjirnya produk Jepang menciptakan hegemoni baru. Pasar Indonesia mutlak dikuasasi Jepang sehingga memancing kemarahan mahasiswa untuk bertindak. Dari bulan Juli 1943 sampai bulan Januari 1974 terjadi demonstrasi hampir setiap hari di berbagai kota. Kedatangan PM Jepang Tanaka ke Indonesia disambut mahasiswa dengan demonstrasi. Isu yang diangkat berkisar hutang luar negeri, penjajahan modal asing dan penghapusan jabatan Asisten Pribadi Presiden. Kerusuhan meledak di Jakarta, ratusan mahasiswa ditangkap karena dituduh membuat makar. Peristiwa kerusuhan ini dikenal sejarah sebagai peristiwa Lima Belas Januari (Malari)
ADVERTISEMENT
Tren global
Terlepas dari penyebab percikan tindakan mereka, kebangkitan aktivisme politik mahasiswa di seluruh dunia telah menunjukkan bahwa siswa dapat dan terus menjadi kekuatan yang efektif dalam mewujudkan perubahan sosial dan politik. Seperti Broadhurst (2014) menulis "Terlepas dari periode waktu, taktik yang digunakan, atau penyebab yang diperjuangkan, satu kesamaan ada di kalangan aktivis mahasiswa: Mereka mencoba mengubah dunia. Dunia itu mungkin sekecil kampus mereka atau seluas kemanusiaan itu sendiri, tapi masing-masing siswa, masing-masing kelompok, masing-masing gerakan, bertujuan untuk menuju peradaban masyarakat yang lebih baik "
Refrences :
Cummins, Joseph. “The Book of Harvard.” 1766. Harvard University Archives.
Lane, William Coolidge. The Rebellion of 1766 in Harvard College. Cambridge:
ADVERTISEMENT
University Press, 1906.
Morison, Samuel Eliot. Three Centuries of Harvard, 1636-1936. Harvard University Press, 1986.
Roberts, Richard Owen (ed.) “Proceedings in Congress Relative to the Fast.” Wheaton, Illinois:
International Awakening Press, 2003. Accessed via web at: http://members.cox.net/aa1973/fast.html 18
November 2009.
Robson, David W. Educating Republicans: The College in the Era of the American Revolution, 1750-1800.
Greenwood: Santa Barbara, 1985.
Sibley, John Langdon. Sibley’s Harvard Graduates: 1764-1767. (Cambridge, MA: Charles William Sever,
University Bookstore, 1885) Accessed at: Harvard University Archives.
Altbach, P. G. (1968). Student Politics and Higher Education in India. Students and Politics, 254-263.
Altbach, P. G. (1989). Perspectives on Student Political Activism. Comparative Education, 97-110.