Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
PERTARUNGAN GEOPOLITIK INDIA DAN CINA Oleh Indra Wardhana
14 Maret 2018 6:51 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari 090271 Rush tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
PERTARUNGAN GEOPOLITIK INDIA DAN CINA MEMPEREBUTKAN Rajapaksa International Airport di SRILANGKA, TERKAIT PROGRAM GLOBAL CHINA yang disebut BRI-BELT AND ROAD INITIATIVE CHINA
ADVERTISEMENT
By : Indra Wardhana
#sayaMCA #tangkapSAYA!!!
#aktivis 90
PERSAINGAN GEOPOLITIK ANTARA KEKUATAN BESAR, JUSTRU MENGHASILKAN KEGADUHAN BESAR
Megaproyek One Belt One Road (OBOR) YANG sekarang telah berganti nama menjadi BRI. Istilah One Belt, One Road (OBOR) sebagai representasi kekuatan maritim China dalam konsep jalur sutra maritim-nya, saat ini diganti menjadi Belt and Road Initiative (BRI). Pengumuman itu dilakukan oleh Presiden Xi Jinping di Beijing.
Menurut pengamat maritim dari The National Maritime Institute, Siswanto Rusdi, perubahan istilah itu untuk menepis kesalahan intepretasi yang selama ini melekat pada OBOR.
“Misalnya, kata ‘one’ (satu) dalam singkatan tersebut. publik cenderung mempersepsikan bahwa hanya satu jalan maritim dan satu sabuk daratan. Dengan persepsi ini terbangun pula kompetisi yang tidak sehat,” ulas Siswanto di Jakarta (10/5-maritimnews.com).
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, dengan hanya satu jalur ini maka hegemoni China terhadap negara-negara yang dilewati jalur tersebut dianggap sangat tinggi. Sehingga dikhawatirkan terjadi penolakan di antara negara-negara yang menjadi mitra China dalam konsep Maritime Silk Road (MSR).
atau diperkirakan akan menjadi salah satu bukti bagaimana China terus berusaha memperluas pengaruh ekonomi maupun politiknya di dunia.
Besarnya potensi megaproyek tersebut dapat dilihat dari luas wilayah yang dicakup dan besaran dana investasi yang disediakan.
China Centre for International Economic Exchanges dalam laporannya menyebutkan motif ekonomi dari proyek OBOR justru hanya bersifat sekunder. Adapun, kepentingan politik justru menjadi motif primer.
Namun, para pengamat menilai bahwa proyek OBOR ini terlampau ambisius. Pasalnya, pelaksanaan proyek tersebut terkesan dipakasakan di sejumlah negara.
ADVERTISEMENT
Salah satunya di Sri Lanka, di mana proyek yang berkaitan dengan OBOR mendapat penolakan dari masyarakat lokal. Pasalnya, proyek tersebut memaksa pemerintah setempat harus menggusur warganya karena diperuntukkan untuk pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh China.
Selain itu, di Pakistan pelaksanaan proyek tersebut harus berbenturan dengan kepentingan aksi gerilyawan Islam. Adapun, proyek OBOR ini juga menyebabkan hubungan antara China dan India memanas, lantaran rute pembangunan melewati kawasan yang sedang bersengketa di Kashmir.
Perkembangan terakhir dalam persaingan strategis yang berkembang di seluruh wilayah Samudra Hindia adalah pembelian India atas Mattala Rajapaksa International Airport. Bandar Udara Internasional Mattala Rajapaksa (dikenal juga sebagai Bandar Udara Internasional Hambantota) adalah bandar udara internasional yang melayani kota Hambantota di tenggara Sri Lanka. Mattala Rajapaksa merupakan bandar udara terbesar kedua di Sri Lanka setelah Bandar Udara Internasional Bandaranaike. Bandar udara ini didasarkan pada nama keluarga Rajapaksa.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, Rajapaksa memang dikenal pro China sebelum akhirnya dikalahkan Maithripala Sirisena pada Pilpres 2015 silam. Kalahnya Rajapaksa dinilai sebagian kalangan karena isu kedekatannya dengan China tercium publik negara tersebut.
Namun belakangan, pemerintahan baru yang mulai berkuasa pada Januari 2015 silam justru mencoba untuk melakukan negosiasi ulang soal persyaratan pinjaman dalam berbagai investasi yang ditawarkan China.
MIMPI KOTA HAMBANTOTA melawan Program Ekonomi dan Politik global Cina yang bernama Belt and Road Initiative (BRI)
Hambantota ( Sinhala : හම්බන්තොට , Tamil : அம்பாந்தோட்டை ) adalah kota utama di Kabupaten Hambantota , Provinsi Selatan , Sri Lanka . Daerah terbelakang ini terkena dampak tsunami Samudera Hindia tahun 2004 dan sedang menjalani sejumlah proyek pembangunan besar termasuk pembangunan pelabuhan laut dan bandara internasional baru selesai pada tahun 2013. Proyek-proyek lainnya seperti Stadion Kriket Hambantota dikatakan sebagai bagian dari dari rencana pemerintah untuk mengubah Hambantota menjadi pusat kota utama kedua di Sri Lanka.
ADVERTISEMENT
Pembangunan China terhadap Hambantota ini merupakan rencana sedari awal mereka yang hendak membangun pelabuhan laut di ujung selatan Sri Lanka, yang sekaligus merupakan bagian dari rencana string of pearls Beijing untuk serangkaian pelabuhan yang membentang dari perairannya sampai ke Teluk Persia.
Telah di tulis sebelumnya, bahwa Salah satu kasus yang terjadi dan menjadi VIRAL tentang Keberhasilan CHINA mengambil PELABUHAN LAUT KOLOMBO tentu tak terlepas dari hasil pertemuan di Forum Belt and Road di Beijing beberapa waktu lalu. Dalam forum ini, Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe turut hadir.
Kota nelayan kecil Hambantota, dekat ujung selatan Sri Lanka, telah lama menjadi contoh perlawanan bagi mereka yang khawatir dengan dampak strategis China's Belt and Road Initiative. Hambantota masuk ke dalam isu internasional sekitar satu dekade yang lalu ketika perusahaan-perusahaan China dikontrak untuk membangun pelabuhan baru yang besar, bandara internasional dan, tentu saja, sebuah stadion kriket internasional - semuanya terhubung dengan jalan bebas hambatan multi-jalur China.
ADVERTISEMENT
Itu semua adalah bagian dari sebuah rencana presiden Sri Lanka saat itu, Mahinda Rajapaksa untuk mengajak para pemilihnya untuk menjadikan Srilanka sebagai pusat kegiatan pelabuhan Dunia baru. Dimana para investor CHINA sangat tertarik dengan bisnis tersebut, Rajapaksa pergi ke China untuk membiayai dan membangun proyek tersebut. Meskipun persyaratan komersialnya tidak cukup memadai , proyek tersebut mungkin menghabiskan biaya lebih dari US $ 1,5 miliar, sebagian besar dalam pinjaman dengan bunga relatif tinggi.
Menurut pendukungnya, lokasi pelabuhan baru di sebelah jalur laut tersibuk di Samudera Hindia bagian utara menjadikannya pusat transportasi dan logistik alami. Ini adalah bagian dari rencana ambisius Sri Lanka untuk mengubah dirinya menjadi pusat Samudra Hindia dengan tujuan yang mungkin suatu saat akan menyaingi Singapura.
ADVERTISEMENT
Namun analis keamanan berpendapat bahwa Hambantota mungkin juga tempat yang baik untuk pangkalan angkatan laut China, sebagai bagian dari ' String of Pearls ' Cina di Samudera Hindia. Hal itu, menurut beberapa analis India, merupakan bagian dari rencana besar China untuk mengelilingi India di Samudra Hindia.
Strategi String of Pearls : STRATEGI CHINA untuk mengembangkan kemampuan samudra sebagai basis kekuatan. Strategi global China berbasiskan samudra /laut tersebar luas dari Selat Hormuz ke Selat Malaka. The Economist menjelaskan hal ini sebagai basis komersial murni, yang dipegang oleh China Harbour Engineering Company yang dikelola negara China. Tapi kenyataannya, nampaknya sangat jauh dari 'kepentingan komersial murni'. Pelabuhan yang dibangun oleh China di Mediterania atau Atlantik, meski memiliki kekuatan ekonomi yang kuat, tidak akan pernah menjamin kehadiran angkatan laut China.
ADVERTISEMENT
INDIA LAWAN CHINA
Bandara Internasional Rajapaksa yang mengkilap dan terkesan hampir tidak terpakai, lengkap dengan karyawan dan hanya satu penerbangan internasional dalam seminggu. Terminal kosong dan pekerja yang tampak bosan. Beberapa hunian baru dibangun bahkan disewakan kepada penduduk setempat untuk menyimpan beras.
Saat tagihan hutang sudah jatuh tempo, pemerintah tidak bisa membayarnya kembali. tanpa Mahinda Rajapaksa, dengan terpaksa menyerahkan pelabuhan laut di sewa oleh para Taipan China yang pada dasarnya bertujuan untuk mengambil kepemilikan pelabuhan sesuai dengan debt-for-equity swap. Meskipun Sri Lanka mengklaim telah mempertahankan kontrol atas pengelolaan pelabuhan, tetapi tidak dapat membuktikan hal itu . China sekarang memiliki rencana untuk membangun Zona Ekonomi Khusus yang besar di sekitar Hambantota. Hal ini pada akhirnya dapat mendorong beberapa permintaan untuk pengiriman, namun sulit untuk melihat MIMPI SRILANKA akan menjadi pusat pelayaran global yang pernah disebut-sebut.
ADVERTISEMENT
Bagi beberapa analis , Hambantota adalah contoh sempurna dari apa yang bisa terjadi ketika pemimpin yang otoriter, tidak tunduk dan tidak demokratis, mendapat fasilitas dan bantuan dari perusahaan China yang mungkin memiliki motif tersembunyi. Proyek ini dianggap sebagai bukti bahwa Belt and Road sering melibatkan proyek-proyek ekonomi yang tidak direncanakan di negara-negara berkembang dengan pinjaman yang tidak dapat dilunasi. Menurut para kritikus, proyek-proyek ini hanya akan merusak pembangunan ekonomi jangka panjang dan membuat banyak negara berhutang secara politik ke Beijing.
Klaim serupa dibuat mengenai Koridor Ekonomi China-Pakistan yang saat ini sedang dibangun di Pakistan dengan biaya sekitar US $ 40-100 miliar, dengan beberapa kekhawatiran akan menciptakan ' perangkap hutang ' yang sama untuk Pakistan.
ADVERTISEMENT
ANGKATAN LAUT CINA DAN AIRPORT
Pengambilalihan pelabuhan Hambantota oleh China hanya meningkatkan kekhawatiran pihak INDIA bahwa mereka akan menjadi pusat Samudera Hindia untuk angkatan laut China. Kedekatannya dengan India akan membuatnya sangat rentan terhadap serangan udara jika terjadi konflik antara kedua negara., Dalam perang pendek Hambantota akan dijadikan titik logistik yang bagus untuk kehadiran angkatan laut China yang diperluas. Meskipun Kolombo berulang kali mengklaim bahwa tidak ada fasilitas angkatan laut China yang diizinkan di Sri Lanka, New Delhi khawatir bahwa pengaruh China suatu saat akan mencapai titik di mana pemerintah Sri Lanka tidak dapat mengatakan tidak.
Di sinilah Hambantota airport terlibat. India mengusulkan untuk menghabiskan sekitar US $ 300 juta untuk membayarkan hutang Sri Lanka ke China dengan imbalan sewa selama 40 tahun di atas bandara Hambantota. Tapi rencana masa depan India untuk bandara tersebut masih kabur.
ADVERTISEMENT
Elemen kunci yang perlu dipikirkan oleh INDIA adalah adanya pangkalan angkatan laut luar negeri, fasilitas logistik, mudah diakses melalui udara untuk orang-orang dan persediaan. Sebuah pangkalan angkatan laut juga membutuhkan kemampuan pengawasan udara maritim. Pengendalian atas bandara Hambantota akan memberi India kontrol yang cukup besar atas pelabuhan laut tersebut digunakan. Sulit untuk membayangkan angkatan laut China mengembangkan fasilitas yang signifikan di Hambantota tanpa mengendalikan bandara. Singkatnya, India menghabiskan 300 juta dolar AS untuk membeli sebuah bandara dengan tujuan untuk memblokir pangkalan angkatan laut China.
Sengketa Hambantota yang panjang dan RUMIT merupakan simbol persaingan strategis yang berkembang di kawasan Samudera Hindia, yang sebagian besar berfokus pada kepemilikan dan akses terhadap infrastruktur. Di tahun-tahun mendatang, kita cenderung melihat lebih banyak lagi persekongkolan antara India, China dan negara-negara lain di Samudera Hindia mengenai kontrol pelabuhan, bandara dan infrastruktur penting lainnya - dan mungkin penguasaan terhadap pemerintah.
ADVERTISEMENT
Akankah hal ini akan dapat terjadi di Indonesia? Semoga Tidak….