Konten dari Pengguna

Flash Fiction: Robohkan Patung Itu!

100 Kata Bercerita
100 Kata yang Bercerita
12 Agustus 2017 17:14 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari 100 Kata Bercerita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pertengkaran sore itu, di antah berantah (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Pertengkaran sore itu, di antah berantah (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
"Robohkan berhala sialan itu! Musnahkan ia dari tanah kebangaan kita yang penuh dengan lindungan Gusti yang Agung!" Salah satu jemaah dari kumpulan sesamanya itu bersuara lebih lantang dibanding kawan yang lain. Bagaikan menyembur bola-bola api, suaranya menyulut panas kawanan yang lain untuk berserapah serupa.
ADVERTISEMENT
"Apa salah patung itu, Bapak-bapak? Lihat, patung itu tidak bergerak. Ia berdiri di situ. Apalagi melukai hadirin sekalian, mana kuasa?" Di seberang kumpulan itu ada sekitar empat pemuda yang sedang gelisah minta ampun karena kumpulan bapak-bapak itu --yang jumlahnya lebih menang banyak dibanding sekadar empat pemuda-- menimbulkan rusuh yang menggoyahkan nyali mereka. Mereka mencoba membela diri meski tahu hasilnya nihil.
"Patung itu lambang nista yang akan menjerumuskan kita pada kebatilan iman dan kepincangan syariat!" seorang bapak-bapak nyamber. Kurang dari satu nanosekon, kawanan bapak yang lain ikut tersulut.
"Kamu tak tahu apa yang patung itu perbuat pada kita, pemuda kufur?"
"Apa?"
"Menyadari kehadiran patung itu di sekitar rumah kami saja sudah bikin keimanan kami ditelanjangi!"
ADVERTISEMENT
"Iya, melihat patung itu saja kami merasa mata kami jadi sipit!" Salah seorang bapak yang lain, yang dulunya matanya belo, kini memang terlihat agak menyipit semenjak patung itu berdiri megah.
"Lihat, karena sudah lama kelamaan patung itu beridir di sana, Pak Badrun jadi murtad!"
Keempat pemuda cengengesan. "Mana bisa patung bikin seseorang jadi pindah agama!"
Pak Badrun maju ke depan barisan kumpulannya, lalu memperlihatkan KTP-nya.
Benar saja. Di kolom agama pada KTP-nya, agama yang selama ini tercantum di sana kini sudah berganti dengan agama baru. "Lihat, nih!" Desas-desusnya, tadi pagi Pak Badrun menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, huruf-huruf di kolom agama pada KTP-nya berubah semenjak patung itu dibangun di sana.
ADVERTISEMENT
Semenjak itu, akhirnya keempat pemuda itu tak mau cari ribut lebih panjang. Mereka setuju untuk merobohkan patung megah yang berdiri saja di sana.
Mereka masih yakin bahwa patung itu tidak bersalah dan tidak membahayakan, tetapi entah kenapa semburan amarah dari bapak-bapak itu meruntuhkan akal sehat mereka.
Sementara waktu, patung megah itu ditutup kain dahulu.