Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Kepada Bayi yang Meninggal di Dekapan
10 September 2017 20:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari 100 Kata Bercerita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi bayi (Foto: photographytalk.com)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1497587000/wnej7ijfa0tdoo9fukwz.jpg)
ADVERTISEMENT
Tubuh itu ada pada dekapanku. Mungil, dingin, dan kaku.
Kepalaku memutar kembali hari-hari lalu, saat aku masih mendekapnya erat sambil memberinya air susu.
ADVERTISEMENT
Namun, ingatan itu semakin buyar. Bukan karena desing kendaraan di sekitar sepeda motor yang kunaiki ini begitu memekik telinga. Tetapi, terbayang olehku suara-suara penolakan itu: aku paksa mereka membawamu ke tempat yang lebih baik. Tetapi apa digdaya, lembar duit di kocek ibu dan ayah tak mencukupi harga perawatan itu.
Penyesalanku kini ada dua, Nak. Pertama, aku tak menyaksikan se-syahdu apa napas terkahirmu berembus.
Kedua, aku terlambat memberi pesan penting kepadamu, kalau orang seperti kita ini dilarang sakit.