Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hidup Lebih Baik di Ujung Sana
5 November 2023 12:59 WIB
Tulisan dari James Hanjaya Poei tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh sawah hijau dan pegunungan, hiduplah seorang pemuda bernama Adi. Adi adalah anak tunggal dari keluarga petani yang sederhana. Meskipun hidup dalam keterbatasan, Adi selalu bermimpi untuk merantau dan mencari kehidupan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Sejak kecil, Adi sering mendengarkan kisah-kisah perantau dari para tetangga dan kerabatnya yang telah meraih kesuksesan di kota besar. Semua cerita itu memenuhi imajinasinya dengan harapan akan hidup yang lebih cerah di tempat lain. Ia merasa desanya adalah tempat yang terlalu kecil untuk mengejar mimpinya.
Suatu pagi, Adi mendekati ayahnya, Bapak Surya, yang sedang bekerja di sawah. Dengan berat hati, ia berkata, "Ayah, aku ingin pergi merantau. Aku ingin mencari kehidupan yang lebih baik di kota."
Bapak Surya meletakkan cangkulnya dan memandang anaknya dengan wajah penuh pertimbangan. "Adi, aku mengerti impianmu, tapi merantau bukanlah perkara mudah. Kehidupan di kota besar keras, dan banyak yang harus diperjuangkan. Kamu siap?"
Adi memandang ayahnya dengan tekad. "Saya akan belajar dan bekerja keras, Ayah. Saya ingin membuktikan bahwa saya bisa berhasil."
ADVERTISEMENT
Setelah mendengar tekad anaknya, Bapak Surya akhirnya memberikan restunya. Mereka berdua berbicara tentang persiapan Adi untuk pergi. Adi belajar keterampilan baru dari ayahnya, dan ibunya, Ibu Ratna, memberinya uang yang mereka tabung selama bertahun-tahun.
Dengan ransel kecil dan hati yang penuh harapan, Adi meninggalkan desanya. Ia naik bus menuju kota besar, yang jaraknya terasa sangat jauh. Namun, tekadnya yang kuat membuatnya bertekad untuk terus maju.
Di kota, Adi menghadapi banyak tantangan. Ia harus mencari pekerjaan, belajar hal-hal baru, dan beradaptasi dengan lingkungannya yang berbeda. Namun, setiap kesulitan yang ia hadapi, Adi selalu ingat kata-kata ayahnya tentang kerja keras dan tekad.
Waktu berlalu, dan Adi mulai meraih kesuksesan. Ia bekerja sebagai seorang teknisi komputer dan memiliki apartemen kecil yang ia panggil "rumah." Ia juga mendirikan keluarga kecil, menikahi wanita yang ia temui di kota.
ADVERTISEMENT
Suatu hari, Adi pulang ke desanya dengan mobil mewah dan baju rapi. Ia berjalan di tengah ladang padi yang menguning dan bertemu dengan ayahnya, Bapak Surya, yang masih bekerja di sawah.
Bapak Surya tersenyum bangga, dan mata mereka bertemu. "Selamat, Adi," kata Bapak Surya. "Kau telah membuktikan bahwa dengan kerja keras dan tekad, kita bisa mencapai apa pun."
Adi tersenyum dan memeluk ayahnya. Ia merasa bangga dan bersyukur telah mengikuti mimpinya. Meskipun merantau bukanlah perjalanan yang mudah, Adi mengerti bahwa ia telah menemukan hidup yang lebih baik di ujung sana, dan ia tidak akan pernah melupakan desanya yang menjadi akar dari perjalanan hidupnya.