Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Post Concert Depression: Konser Usai, Galau Datang
23 Mei 2024 12:24 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Hanisah Shindi Makhasa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Apakah kamu termasuk orang yang suka mendengarkan musik atau menonton konser musik? Coba ingat-ingat lagi kapan terakhir kamu menghadiri konser musik.
ADVERTISEMENT
Bagi kamu yang sering menonton konser pasti tidak asing dengan kata ‘PCD’ atau Post Concert Depression (Depresi Pasca Konser).
Bagaimanakah perasaan kamu setelah bertemu dengan idolamu saat konser? Apakah senang atau malah menjadi sedih ketika konser itu telah selesai. Jika kamu mengalami perasaan yang murung atau sedih setelah konser maka kamu mengalami PCD. Yuk, kenali dan cari tahu bagaimana menghadapi PCD.
Post Concert Depression
Depresi Pasca Konser (PCD) adalah perasaan sedih atau depresi yang terjadi setelah seseorang menonton konser.
Seseorang yang mengalami PCD bercerita biasanya mereka merasa hampa dan sedih usai menghadiri konser idolanya yang telah lama dinantikan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menetapkan PCD sebagai gangguan mental. Selaras dengan yang pernah dibahas pada suatu penelitian yang dilakukan pada ARMY (sebutan bagi penggemar boyband BTS) pada 2020.
ADVERTISEMENT
Mengacu pada buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5), PCD masih terbilang wajar dan belum termasuk gangguan jiwa. Tetapi bukan berarti perasaan sedih atau depresi seseorang setelah menonton konser idolanya menjadi tidak valid.
Lalu, mengapa rasa sedih tersebut dapat muncul?
Jika diamati dari sisi psikologi khususnya Psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmun Freud, ciri-ciri dari seseorang sedang mengalami PCD adalah bentuk mekanisme pertahanan yaitu penyangkalan atau denial. Menurut Baumeister, Dale & Sommer (1998) penyangkalan (denial), adalah sekedar menolak mengakui adanya stimulus yang menimbulkan kecemasan.
Orang yang sedang mengalami PCD akan menyangkal kenyataan bahwa konser yang sudah ditunggu-tunggu itu telah berakhir. Pikiran pun kemudian dibayang-bayangi apakah bisa mendapat kesempatan kembali bertemu sang idola secara langsung. Rasa senang yang sebelumnya mendominasi saat berada di dalam konser seketika menghilang begitu saja. Hal ini akhirnya membuat mereka merasa sedih atau bahkan depresi.
ADVERTISEMENT
Misalnya seperti kasus yang baru-baru ini terjadi, di mana salah satu pengguna X memposting foto setelah menonton konser NCT Dream : The Dream Show 3 dengan caption
“Sumpah sih menurutku PCD tds 3 ini jauh lebih berasa somehow, bener2 aku hari ini kayak langsung berasa ada yang kurang gitu. Padahal aku di tribun dan tergolong jauhhh dari stage tapii bener-bener stadium concert kali ini kayaknya bakal jadi one of the most unforgettable concert ever buat aku🥺🫶
Pas fansign kemarin aku ngomong sama mereka buat sering-sering dateng ke indonesia yaa. Dan mereka jawab pastiii! kita pasti bakal sering kesini!!
Thankyouu @NCTsmtown_DREAM
Hope to see you guys again vvv soon🩷” ungkap @inhayoo pada 20 Mei 2024.
ADVERTISEMENT
Dalam cuitan tersebut terlihat bahwa pengguna mengalami PCD dan merasakan kehampaan usai bertemu dengan idolanya.
Pada dasarnya, PCD adalah fase di mana seseorang beradaptasi dari rasa kegembiraan menghadiri konser dan bertemu idolanya kemudian harus kembali ke dalam ‘realita’ kehidupan untuk melanjutkan kegiatan sehari-hari.
Seperti apa perasaan saat mengalami PCD?
Menurut sebuah penelitian pada ARMY (2020), PCD dapat dibedakan dari bentuk depresi lainnya berdasarkan frekuensi perasaan, pikiran, dan emosi negatif.
Jika orang dengan depresi klinis terkadang mengalami gejala stres terus-menerus, orang yang mengalami PCD mungkin hanya mengalaminya sesekali.
Berdasarkan penelitian tahun 2020, kurang dari seperlima responden survei (17,1%) melaporkan mengalami gejala depresi sepanjang hari, hampir setiap hari selama 2 minggu. Sebagian besar melaporkan mengalami gejala sekali atau dua kali seminggu atau dua hari sekali.
ADVERTISEMENT
Dan lebih dari dua pertiga (68,3%) responden melaporkan perasaan mereka berlangsung selama lebih dari 2 minggu. Namun perasaan ini lebih cenderung datang dan pergi setelah sekitar satu bulan daripada tetap ada terus-menerus.
Mengurangi rasa sedih dan cemas saat PCD
Walaupun PCD merupakan fenomena yang wajar dialami oleh seseorang setelah menonton konser, terutama jika kamu sudah menantikan konser tersebut selama bertahun-tahun dan tidak termasuk gangguan jiwa, kesedihan setelah menonton konser yang dibiarkan terus berlarut bisa menimbulkan masalah kesehatan mental yang lebih serius.
Agar PCD tidak menjadi kondisi yang membahayakan, kamu bisa melakukan beberapa cara berikut.
Listen Your Favourite Song
Mendengarkan musik juga dapat membantu mengurangi rasa sedih dan cemas. Streaming musik atau mendengarkan rekaman mungkin tidak sama dengan menonton konser idola kamu secara langsung. Tapi karena musik bisa berdampak positif terhadap kesehatan mental. Sudah banyak sekali penelitian yang menjelaskan keterkaitan antara mendengarkan musik dan kualitas hidup yang lebih baik. Morinville dkk (2013) menjelaskan bahwa hubungan positif telah ditemukan antara musik dan kebahagiaan bagi orang-orang yang mendengarkan musik.
ADVERTISEMENT
Discuss ‘It’ with Your Friend
Membicarakan konser tersebut dengan teman atau orang yang juga hadir di konser mungkin dapat membantu kamu dalam menghidupkan kembali pengalaman positif tersebut. Selain itu, jika mereka juga merasa depresi, mendiskusikannya dengan mereka mungkin akan bermanfaat bagi kalian berdua. Bahkan berbicara dengan penggemar lain secara online atau memposting tentang konser tersebut di media sosial juga dapat membantu.
Baumeister, Roy F., Karen Dale and Kristin L. Sommer. “Freudian Defense Mechanisms and Empirical Findings in Modern Social Psychology: Reaction Formation, Projection, Displacement, Undoing, Isolation, Sublimation, and Denial.” Journal of Personality 66 (1998): 1081-1124.
Morinville, A., Miranda, D., & Gaudreau, P. (2013). Music listening motivation is associated with global happiness in Canadian late adolescents. Psychology of Aesthetics, Creativity, and the Arts, 7(4), 384–390. doi:10.1037/a0034495
ADVERTISEMENT
Yap LK. (2020). ARMYs post-concert depression as a clinical phenomenon. https://www.researchgate.net/publication/343222715_ARMYs_Post-Concert_Depression_as_A_Clinical_Phenomenon
Dingle GA, et al. (2021). How do music activities affect health and well-being? A scoping review of studies examining psychosocial mechanisms. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8455907/