Konten dari Pengguna

Ekonomi Biru Indonesia: Menjawab Tantangan Pangan di Tengah Krisis Iklim Global

Annisa Rauli Mailinda
Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
6 Januari 2025 11:49 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annisa Rauli Mailinda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi 5 konsep ekonomi biru untuk laut indonesia oleh kementerian kelautan dan perikanan. (Tangkapan layar kkp.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi 5 konsep ekonomi biru untuk laut indonesia oleh kementerian kelautan dan perikanan. (Tangkapan layar kkp.go.id)
ADVERTISEMENT
Setiap tahunnya, banyak negara di belahan dunia sedang menghapi krisis pangan yang semakin serius. Menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FOA) tahun 2021 , sekitar lebih dari 820 juta jiwa di dunia mengalami kelaparan akut dan sekitar 3,1 miliar orang tidak memiliki makanan yang sehat dan layak. Angka-angka ini akan terus meningkat bersama dengan dampak yang ditimbulkan dari perubahan iklim global. Krisis pangan dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Republik Indonesia nomor 19 tahun 2023 didefinisikan sebagai suatu kondisi kelangkaan pangan yang dialami sebagian besar masyarakat di suatu wilayah yang disebabkan oleh, antara lain, kesulitan distribusis pangan, dampak perubahan iklim, bencana alam dan lingkungan, dan konflik sosial termasuk perang. Hal ini menandakan bahwa isu krisis pangan tidak akan hanya dapat mengancam ketahanan pangan global, tetapi juga stabilitas sosial dan ekonomi, terutama di negara-negara berkembang termasuk negara Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebagai negara maritim dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya laut yang melimpah seperti ikan, terumbu karang, rumput laut, dan hasil laut lainnya. Potensi ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional. Namun, cara yang dilakukan dalam memanfaatkan sumber daya laut sering kali diterapkan tanpa memperhatikan prinsip keberlanjutan lingkungan, yang dapat berpotensi mengancam kelestarian ekosistem laut. Dalam konteks inilah, konsop ekonomi biru hadir sebagai solusi inofatif yang menekankan pada pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan. Ekonomi biru tidak hanya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan, tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja dan menjaga keseimbangan kesehatan ekosistem laut (Bappenas, 2023). Dengan mengoptimalkan ekonomi biru, Indonesia dapat menangani tantangan pangan di tengah krisis iklim global.
ADVERTISEMENT
Ekonomi biru dapat meningkatkan kemandirian pangan nasional dengan meningkatkan sektor kelautan dan perikanan. Kementrian Kelautan dan Perikanan menyampaikan bahwa konstribusi perikanan terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia (PDB) mencapai 2,25% hingga triwulan III pada tahun 2024. Angka ini merupakan tertinggi yang terjadi dalam lima tahun terakhir. Dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya laut, yang merupakan salah satu sumber ketahanan pangan paling kuat, Indonesia dapat memehuhi kebutuhan sumber protein melalui produk perikanan. Hal ini dapat tercapai melalui program-program penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan budidaya laut yang berkelanjutan, serta perluasan kawasan konvensi laut. Program-program ini sesuai dengan lima implementasi kebijakan ekonomi biru yang diterapkan di Indonesia. Dengan strategi ini, Indonesia dapat meningkatkan produksi ikan dan sumber daya protein lainnya secara berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Penjagaan ekosistem laut, seperti mangrove, terumbu karang, dan padang lamun sangat penting dalam memitigasi dan mengurangi dampak dari perubahan ilkim global. Ekosistem laut berfungsi sebagai penyangga alami dalam penyerapan karbon dioksida, yang dapat membantu mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim terhadap produksi pangan. Misalnya, mangrove yang tidak hanya berfungsi sebagai habitat bagi berbagai spesies ikan dan hewan laut, tetapi juga melindungi garis pantai dari erosi dan badai. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ekosistem sehat yang dapat meningkatkan ketahanan pangan dengan cara penyediaan sumber daya yang melimpah dan berkelanjutan. Dengan menjaga dan memulihkan ekosistem laut, kita tidak hanya dapat melindungi keanekaragaman hayati tetapi juga mendukung keberlanjutan sektor perikanan. Melalui pengelolaan yang baik dan benar, ekosistem ini akan memberikan manfaat ekonomi sekaligus lingkungan.
ADVERTISEMENT
Menurut Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO), pengelolaan sumber kelautan yang efektif dapat membantu Indonesia sebgai negara kepulauan yang maju. Kerja sama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan FAO dalam proyek Development of Effective and Inclusive Food Value Chains in ASEAN Member States, hal ini menunjukkan bahwa penerapan ekonomi biru yang dapat dijadikan sebagai strategi efektif dalam meningkatkan ketahanan pangan di tengah tantangan perubahan iklim. Proyek ini berfokus dalam hal peningkatan rantai pangan, pengembangan kapasitas dan inovasi, serta keberlanjutan lingkungan. Selain itu, dukungan kebijakan dan strategi yang efektif, serta dampak positif dari sosial dan ekonomi, menjadi bagian dari inisiatif proyek ini. Dengan demikian, proyek ini memberikan konstribusi yang sangat signifikan dalam memberikan solusi nyata terhadap krisis pangan global dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
ADVERTISEMENT
Penerapan konsep ekonomi biru di Indonesia merupakan solusi inovatif yang tepat sebagai langkah strategis dalam menangani krisis pangan di tengah krisis global. Dengan memanfaatkan potensi sumber daya laut secara berkelanjutan, meningkatkan sektor kelautan dan perikanan, menjaga dan melindungi ekosistem laut, serta Indonesia dapat mengembangkan pengelolahan sektor kelautan yang efektif. Dalam menghadapi tantangan pangan yang semakin komplek ini, ekonomi biru bukan hanya sekedar pilihan bagi Indonesia, tetapi sebuah keharusan yang harus dilakukan untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan sekaligus dengan melindungi ekosistem yang vital bagi kehidupan masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu dibutuhkan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mewujudkan visi ekonomi biru yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan menguntunngkan secara ekonomi dan sosisal. Melalui kolabrasi ini, berbagai inisiatif yang dapat diimplementasikan, mulai dari pengembangan teknologi ramah lingkungan dalam budidaya kelautan hingga program edukasi untuk masyarakat tentang pentingnya menjaga dan melindungi ekosistem laut. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya dapat meningkatkan ketahanan pangannya, tetapi juga dijadikan contoh bagi negara-negara lain dalam menghadapi krisis pangan dan krisis iklim secara bersamaan.
ADVERTISEMENT