Konten dari Pengguna

Membuang Sayang, Mengolah Untung

Fariza Putra Ramadhani
Mahasiswa Universitas Airlangga
5 Desember 2024 13:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fariza Putra Ramadhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tumpukan sampah di TPA Benowo Surabaya. (Foto: Humas Pemkot Surabaya)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tumpukan sampah di TPA Benowo Surabaya. (Foto: Humas Pemkot Surabaya)
ADVERTISEMENT
Sampah telah menjadi masalah umum yang terjadi di berbagai kota yang ada di Indonesia, terutama pada kota kota besar yang memiliki penduduk yang banyak. Dengan banyaknya jumlah penduduk pada suatu wilayah membuat semakin banyaknya sampah yang mereka produksi. Sayangnya masih banyak wilayah yang masih belum optimal dalam mengelola sampah sehingga menimbulkan banyak permasalahan. Penumpukan sampah di TPA yang tidak dikelola dengan baik menimbulkan pencemaran mulai dari tanah, air, dan udara, sehingga berdampak pada lingkungan yang ada di sekitar TPA.
ADVERTISEMENT
Permasalahan sampah juga tidak bisa terlepas dari Kota Surabaya. Kota yang dikenal dengan sebutan kota pahlawan ini juga mengalami permasalahan sampah yang perlu dihadapi bersama. Sebagai salah satu kota besar yang ada di Indonesia, membuat banyak warga yang tinggal di Surabaya. Hal ini membuat banyaknya volume sampah tiap harinya, terhitung setiap harinya Kota Surabaya dapat menghasilkan sampah 1.800 ton, dengan sampah plastik menjadi jenis sampah yang mendominasi. Jika hal ini dibiarkan secara terus-menerus, tidak menutup kemungkinan akan muncul berbagai permasalahan baru yang diakibatkan oleh sampah ini. Perlu adanya tindakan yang dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat maupun pemerintah dalam menangani permasalahan sampah ini.
Salah satu upaya yang dapat diterapkan oleh seluruh masyarakat Kota Surabaya adalah dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai seperti yang tertera pada Perwali Kota Surabaya Nomor 16 Tahun 2022 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik di Kota Surabaya. Dengan adanya perwali ini cukup membantu dalam pengurangan plastik sekali pakai yang dapat menumpuk di TPA. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan memilah sampah, masyarakat dapat memilah sampah yang mereka produksi dengan memilah sampah berdasarkan jenisnya seperti sampah organik dan anorganik. Dengan memilah sampah secara tepat, masyarakat tidak hanya membantu menjaga lingkungan tetapi juga dapat memperoleh keuntungan ekonomi dari sampah ini.
ADVERTISEMENT
Kegiatan pemilahan sampah plastik yang dilakukan oleh warga Pondok Maritim Indah (Sumber: dokumentasi pribadi)
Sebagai contoh konkret kegiatan yang dilakukan oleh warga Pondok Maritim Indah, Kecamatan Wiyung, Surabaya. Warga disana melakukan pemilahan botol plastik yang kemudian dikumpulkan menjadi satu dan disetorkan ke Bank Sampah Induk Surabaya. Dengan menyetorkan kesana warga mendapatkan uang sebagai imbalan atas usaha mereka memilah sampah tersebut. Kegiatan ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi ke masyarakat, tetapi dapat menyadarkan ke masyarakat lain akan pentingnya memilah sampah. Melalui kegiatan ini menyadarkan kita sampah plastik dapat bernilai ekonomis, sehingga cara pandang melihat sampah kini berbeda dari sumber sampah menjadi sumber cuan.
Referensi:
Linda, R. (2016). Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Melalui Daur Ulang Sampah Plastik (studi kasus bank sampah berlian kelurahan tangkerang labuai). Jurnal Al-Iqtishad, 12(1), 1-19.
ADVERTISEMENT
M. Hamim Arifin. (2024, November 15). Produksi Sampah di Surabaya Mencapai 1.800 Ton per Hari, Bisa Berkurang karena Masyarakat Masif Memilah. Diakses December 1, 2024, dari Suarasurabaya.net website: https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2024/produksi-sampah-di-surabaya-mencapai-1-800-ton-per-hari-bisa-berkurang-karena-masyarakat-masif-memilah/
PERWALI Kota Surabaya No. 16 Tahun 2022. (2022). Diakses December 1, 2024, dari Database Peraturan | JDIH BPK website: https://peraturan.bpk.go.id/Details/203089/perwali-kota-surabaya-