Konten dari Pengguna

Terima Kasih Pak Ahmad Aidit

Fandi Achmad Fahrezi
Fandi Achmad Fahrezi FKIP Pendidikan Sejarah Universitas Jember
10 Juli 2024 6:31 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fandi Achmad Fahrezi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pixabay.com/ bukan pak ahmad aidit
zoom-in-whitePerbesar
pixabay.com/ bukan pak ahmad aidit
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ahmad Aidit Pak Tua yang Setia
" Ya, memang tak ada yang selamanya sebab semua ada masanya" Ujar pak Ahmad Aidit. Aku menyapa pak hait saat ia sedang membenamkan diri di kursi yang terletak di depan teras rumahnya. Seperti layaknya tentangga yang baik, Pak Hait melemparkan senyum kepadaku dan menawariku untuk mampir ke rumahnya.
ADVERTISEMENT
Pak Ahmad Aidit atau yang kerap dikenal Pak Hait ini adalah seorang pria tua dengan rambut yang hampir memutih di setiap helainya, tegak dan gagah tubuhnya dan mendapat gelar Pak Tua yang Setia.
Gelar itu diberikan oleh orang-orang terdekatnya sebab Pak Hait telah menjadi duda sejak umur 30 tahun setelah ditinggalkan oleh sang pujaan hati saat usia 10 tahun pernikahan dan kini ia berusia 68 tahun.
Tak terbayangkan bayangkan, 10 tahun tahun memadu kasih, tentunya jiwa dan raga sudah sama-sama melekat dan akan menimbulkan luka yang begitu perih di hati.
Teka-teki mulai muncul dalam pikiranku, bagaimana bisa seseorang yang telah hidup bersama selama 10 tahun lamanya, kemudian berpisah puluhan tahun lamanya. Namun, tetap sehat dan kuat jiwa raganya kendatipun memutuskan untuk menjadi duda seumur hidup?
ADVERTISEMENT
"Pak, 10 tahun berpisah dan tak menikah lagi, apakah bapak tidak merasa berat."
setelah usai meneguk teh yang sebelumnya ia letakkan di meja teras rumahnya, ia menjawab: "Berat diawal nak. Namun, mau bagaimana lagi, yang namanya maut merupakan keterbatasan saya dan tidak menikah lagi merupakan pilihan yang saya, sama seperti pagi ini yang nantinya akan berganti dengan malam, semua itu kan diluar kendali saya, saya cuma memutuskan untuk beraktivitas di pagi hari dan istirahat saat malam hari."
"Selain itu, Almarhumah istri saya itu orangnya luar biasa mas... Dulu, kami bertemu di pasang malam, mau masuk ke rumah hantu... Saat itu, Rambutnya hitam terurai, kuning manis kulitnya terus wajahnya cantik banget mas dengan bulu mata panjang yang turut menghiasi matanya yang indah, hitam dan menenangkan bila di pandang."
ADVERTISEMENT
"Terus mas, Dayana itu orangnya rajin sholat, mengaji dan membaca berbagai buku... jadi, obrolan kami sebelum tidur itu tidak membosankan, ehh satu lagi mas... masakanya enak bener... hal-hal seperti itu yang membuat cinta saya untuk dayana mendalam dan enggan jika ada yang baru."
Kebiasaan orang tua, ditanya apa, jawabnya panjang banget. Ujar batinku
Aku pun terdiam sejanak, memikirkan kembali hal-hal yang telah Pak Hait katakan sampai akhirnya aku tersadar akan sesuatu bahwa Pak Hait bisa bertahan sebab ia menemukan konsep diri dan motivasi yang begitu kuat.
Pak Hait mengaktualisasikan dirinya sebagai seseorang yang memiliki batasan lalu mencoba memfokuskan diri dengan hal-hal yang bisa dikendalikan. Perihnya perpisahan Pak Hait peras dan menyisakan ingatan-ingatan manis bersama istrinya sebagai motivasi untuk tetap teguh dengan pilihanya.
ADVERTISEMENT
"Lalu pak, apakah bapak tidak letih menjalankan kehidupan sendiri." tanyaku.
"Ketika bapak sudah membuat pilihan, maka bapak membuat rencana kedepanya nak, bapak yang awalnya tidak bisa memasak akhirnya belajar memasak, bapak juga mulai belajar menata pakaian sendiri, pokoknya hal-hal yang dulu dayana lakukan buat bapak harus bapak pelajari lagi... memang sulit diawal, tapi lama-lama ya biasa aja."
Sepuluh tahun hidup bersama, tentunya sudah membuat Pak Hait bergantung terhadap istrinya untuk menjalankan kehidupan sehari-hari. Namun, nyatanya rasa ketergantungan tersebut dapat dikalahkan dengan motivasi yang kuat, rencana, aksi dan konsistensi.
Perbincangan dengan Pak Hait begitu melekat dalam ingat sehingga terbentur oleh ingatan lain yang turut ku simpan. Ingatan bahwa teman-teman sejawat begitu bergantung dengan pasangan sehingga merasa dunia telah kiamat apabila ditinggalkan seminggu atau bahkan diputuskan sekalipun.
pixabay.com
Jalani Saja
ADVERTISEMENT
Putus cinta kerap menimbulkan depresi bagi individu tersebut. Hal ini tentunya menyumbangkan angka depresi di Indonesia. Laporan Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) menunjukkan bahwa 1 dari 3 remaja Indonesia usia 10-17 tahun memiliki masalah kesehatan mental. Sementara 1 dari 20 remaja Indonesia memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir (2022).
Dilansir dari laman Universitas Gadjah Mada (UGM), angka tersebut setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja.
Remaja dalam kelompok tersebut adalah remaja yang terdiagnosis dengan gangguan mental sesuai dengan panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi Kelima (DSM-5) yang menjadi panduan penegakan diagnosis gangguan mental di Indonesia. Adapun gangguan mental yang paling banyak diderita oleh remaja adalah gangguan cemas, gabungan antara fobia sosial dan gangguan cemas menyeluruh sebesar 3,7%.
ADVERTISEMENT
Depresi sendiri merupakan suatu gangguan kesehatan mental yang mempengaruhi perasaan, cara berpikir dan cara bertindak seseorang. Depresi karena putus cinta bisa saja terjadi sebab ketergantungan antar individu tersebut sehingga bisa memunculkan perasaan tidak mampu untuk menjalani kehidupan seperti sedia kala. Paling tidak, individu tersebut akan jatuh di fase depresi mayor dengan perasaan sedih yang berlarut-larut sehingga kehilangan minat untuk beraktivitas paling tidak selama 2 Minggu atau lebih. Kemudian, jika menyentuh fase kronis atau depresi distimia bisa menjadi 2 tahun.
Tentunya pembentukan mental yang kuat tak lepas dari peran keluarga dan lingkungan sekitar. Mental yang kuat dapat dibangun dengan memberikan pertimbangan dalam setiap keputusan yang akan diambil. Contoh, Ketika seseorang memutuskan untuk mempunyai seorang pacar, maka terdapat beberapa hal yang harus diberikan seperti waktu, perhatian dan kasih sayang serta konsekuensi terburuk dari hubungan itu sendiri yaitu sebuah perpisahan.
ADVERTISEMENT
Pak Ahmad Aidit telah memberikan suatu pelajaran bahwa seorang indivindu dibentuk oleh masa lalu dan masa depan yang ia rencanakan dan untuk menjalani rencana tersebut diperlukan konsistensi.
.