Konten dari Pengguna

Sekam Padi yang Kurang Efektif di PLTU

WILLY HIMMATUS SULTHAN
seorang mahasiswa jurusan Teknik Rekayasa Pembangkit Energi di Politeknik Negeri Jakarta.
28 Mei 2024 13:17 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari WILLY HIMMATUS SULTHAN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Pendahuluan

ADVERTISEMENT
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan salah satu sumber utama energi listrik di banyak negara, termasuk Indonesia. Dalam upaya mencari sumber energi yang lebih ramah lingkungan dan terbarukan, berbagai bahan bakar alternatif telah dieksplorasi. Salah satu bahan bakar yang cukup menarik perhatian adalah sekam padi. Namun, penggunaan sekam padi di PLTU belum sepenuhnya efektif. Artikel ini akan mengulas tantangan yang dihadapi dalam penggunaan sekam padi sebagai bahan bakar di PLTU.
ADVERTISEMENT

Sekam Padi sebagai Bahan Bakar Alternatif

Sekam padi adalah limbah pertanian yang dihasilkan dari proses penggilingan padi. Setiap tahun, Indonesia menghasilkan jutaan ton sekam padi, yang sebagian besar tidak dimanfaatkan dengan optimal. Potensi ini mendorong penelitian dan pengembangan penggunaan sekam padi sebagai bahan bakar alternatif di PLTU.
Gambar SawDust, sekam padi dan, batu bara yang disatukan dalam penggiling/Mill. Sumber : Willy Himmatus Sulthan / Milik Pribadi

Tantangan dalam Penggunaan Sekam Padi di PLTU

Kandungan Kalor Rendah

Sekam padi memiliki kandungan kalor yang relatif rendah dibandingkan dengan batubara atau bahan bakar fosil lainnya. Kandungan kalor sekam padi berkisar antara 3000-4000 kkal/kg, sementara batubara memiliki kandungan kalor lebih dari 5000 kkal/kg. Hal ini berarti sekam padi menghasilkan energi yang lebih sedikit per satuan berat, sehingga diperlukan jumlah yang lebih banyak untuk menghasilkan energi yang setara dengan batubara.

Kandungan Abu yang Tinggi

Sekam padi menghasilkan abu dalam jumlah yang signifikan saat dibakar, dengan kandungan abu mencapai sekitar 15-20%. Abu ini dapat menyebabkan masalah pada peralatan PLTU, seperti peningkatan frekuensi pembersihan boiler dan penurunan efisiensi pembakaran. Selain itu, abu sekam padi mengandung silika yang tinggi, yang dapat menyebabkan abrasi dan kerusakan pada peralatan.
ADVERTISEMENT

Masalah Logistik dan Penyimpanan

Sekam padi memiliki densitas yang rendah, sehingga membutuhkan ruang penyimpanan yang besar dan biaya logistik yang lebih tinggi. Pengangkutan sekam padi dalam jumlah besar dari tempat produksi ke PLTU juga menjadi tantangan tersendiri, mengingat volume yang besar namun kandungan energi yang rendah.

Stabilitas Pasokan

Pasokan sekam padi tidak selalu stabil sepanjang tahun. Hal ini tergantung pada musim panen padi yang biasanya terjadi dua atau tiga kali setahun. Ketidakstabilan pasokan ini menyulitkan PLTU untuk mengandalkan sekam padi sebagai bahan bakar utama secara konsisten.

Masalah dalam Penggilingan dan Transportasi Internal

Sekam padi juga memiliki masalah tersendiri di PLTU, yaitu seringkali bagian dari sekam padi tidak bisa terbawa oleh udara di bagian penggiling. Hal ini menyebabkan sekam padi tidak dapat terbakar dengan sempurna dan akhirnya malah masuk kebagian pembuangan
ADVERTISEMENT

Kesimpulan

Meskipun sekam padi memiliki potensi sebagai bahan bakar alternatif di PLTU, terdapat berbagai tantangan yang harus diatasi untuk memaksimalkan efektivitasnya. Dengan pengembangan teknologi yang tepat, manajemen pasokan yang baik, dan strategi pencampuran dengan bahan bakar lain, penggunaan sekam padi di PLTU dapat menjadi lebih efisien dan berkelanjutan. Upaya ini tidak hanya akan membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga memberikan solusi pengelolaan limbah pertanian yang lebih baik.