Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Keunikan Teater dari Unsur Penunjangnya sebagai Bentuk Seni Pertunjukan
26 Oktober 2021 14:22 WIB
Tulisan dari Nurul Fauziyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seni Pertunjukan, Teater, Unsur, Keunikan
ADVERTISEMENT
Teater merupakan salah satu bentuk kesenian berwujud tontonan yang di dalamnya terdapat unsur pembangun berupa sutradara, pemain, naskah serta mengandung banyak sekali manfaatnya mulai dari pengalaman dalam proses latihan hingga cerita yang disampaikan oleh tokohya pada saat pementasan berlangsung.
ADVERTISEMENT
Nano Riantiarno menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Kitab Teater Tanya Jawab Seputar Teater bahwa teater dapat diartikan mencakup gedung, pekerja berupa pemain dan kru panggung, sekaligus kegiatannya berupa isi pentas hingga peristiwanya.
Tentu ada unsur penunjang di balik keberhasilan sebuah pertunjukan. Tulisan ini akan menguraikan tentang 4 unsur penting teater agar sebuah teater dapat berlangsung lancar dalam pementasannya sehingga melahirkan sebuah karya yang memiliki kekhasan tersendiri di antara bentuk kesenian lainnya.
Sutradara
Sutradara dalam sebuah pertunjukan teater merupakan seseorang yang berpengaruh penting dalam kelancaran berlangsungnya pertunjukan dari proses latihan hingga selesai pementasan. Menjadi seorang sutradara sama saja menjadi pemimpin atau pengatur dalam suatu pertunjukan, karena semua unsur yang ada diolah oleh seorang sutradara untuk dipentaskan di atas panggung. Mengenai bagaimana nantinya unsur-unsur tersebut ditampilkan di atas panggung pertunjukan menjadi sebuah bentuk kesenian teater adalah tugas dari seorang sutradara.
ADVERTISEMENT
Naskah
Naskah merupakan sebuah teks atau narasi yang akan dipentaskan di atas panggung oleh para pemeran teater. Biasanya naskah yang dibuat oleh penulis naskah akan mengalami improvisasi terlebih dahulu untuk dipentaskan. Hal ini dilakukan oleh sutradara yang memimpin atau mengatur peran para pemain dalam pementasan teater. Sutradara bebas merombak naskah dari yang sudah ditulis oleh pengarang sedemikian rupa, tapi dengan syarat tidak menghilangkan nama asli pengarangnya.
Hal ini serupa dengan pandangan Motinggo Busye yang mengatakan bahwa sebuah naskah yang telah sampai di tangan sutradara artinya sudah sepenuhnya menjadi milik sutradara dan bebas untuk diolak-alik. Namun, jangan sampai meninggalkan jejak penulis naskahnya dan tidak memperburuk naskah tersebut. Jika melakukan perubahan, seharusnya berusaha agar dapat melahirkan karya (pertunjukan) yang lebih bagus. Ada juga beberapa teater yang melakukan pementasan tanpa menggunakan teks naskah. Jadi, para pemain langsung diberi arahan oleh sutradara dan bebas melakukan improvisasi sendiri di atas panggung saat memainkan peran sekreatif mungkin, misalnya bentuk teater tradisional ketoprak.
ADVERTISEMENT
Pemeran (Aktor)
Aktor merupakan istilah untuk setiap orang yang ikut serta dalam memainkan peran atau tampil di atas panggung pertunjukan teater. Sutradara juga berperan penting dalam pemilihan aktor. Biasanya sutradara yang cerdas dan sudah berpengalaman akan sangat mudah mengetahui kecocokan aktor untuk memerankan tokoh apa tanpa membutuhkan waktu yang lama. Misalnya, yang dilakukan sutradara dalam memilih aktor adalah mengamati satu persatu calon aktor ketika membacakan salah satu naskah pilihan yang akan diperankannya secara bergantian, kemudian dicocokan dengan peran yang terdapat dalam naskah tersebut untuk dimainkan di atas panggung. Sehingga nantinya dapat menghasilkan pementasan yang betul-betul matang.
Latihan (Olah Rasa)
Olah rasa menjadi unsur yang paling penting juga dalam seni pertunjukan khususnya untuk dapat mendalami karakter peran yang hendak dimainkan. Olah rasa menjadi sangat penting bagi para pemain untuk melatih para aktor agar dapat benar-benar masuk ke dalam perannya tanpa terlihat dibuat-buat.
ADVERTISEMENT
Menurut Aristoteles, teater awalnya hanya ada dua aliran yaitu tragedi dan komedi hingga pada abad ke-19 muncul aliran baru bernama melodrama dan berkembang lagi menjadi beberapa aliran lainnya. Di antara aliran tragedi dan komedi ini beberapa pendapat mengatakan bahwa lebih berat untuk memerankan teater komedi. Karena pemain komedi mendapat tantangan yang lebih besar yaitu harus mengulik tentang bagaimana caranya membuat orang lain tertawa lepas. Sedangkan mayoritas penduduk Indonesia jika disuruh antara menangis atau tertawa, lebih mudah untuk menangis. Jadi, agaknya cukup sulit untuk bermain peran dalam drama komedi, tapi tentu akan lebih mudah jika aktor yang bermain peran adalah seorang komedian yang sudah berpengalaman. Inilah sebabnya dalam proses latihan olah rasa memerlukan waktu yang cukup panjang apalagi bagi para pemula.
ADVERTISEMENT
Dalam mementaskan teater kita juga harus bisa memvisualisasikan bentuk yang ada di dalam imajinasi atau bayangan penonton ke dalam aktor yang memerankan suatu tokoh, sungguh unik memang dunia teater. Misalnya pementasan wayang orang yang menceritakan tokoh Gatot kaca. Seperti yang dikenal banyak orang, tokoh Gatot Kaca adalah seorang manusia yang gagah dan berani. Lalu bagaimana dapat terbang dan memiliki tubuh besar? Padahal pemeran tokoh Gatot Kaca juga sebenarnya hanya manusia biasa. Dan ternyata itu adalah bentuk imajinasi dari pikiran penonton yang lahir terhadap tokoh Gatot kaca dan terwujud dalam pementasan lakon Gatot Kaca tersebut, itu artinya pementasan yang dilakukan telah berhasil dan sukses menampilkan tokoh Gatot Kaca sesuai ekspetasi penontonnya.
ADVERTISEMENT
Masing-masing bentuk kesenian tentu memiliki kekuatan dan daya tarik tersendiri dari ciri khas yang dimilikinya. Hal itu tidak luput dari beberapa unsur yang menunjang keberadaan wujud seni tersebut. Karena dari satu kesatuan unsur-unsur itulah yang akan membentuk keunikan atau kekhasan dari suatu bentuk kesenian yang diciptakan, salah satunya adalah seni pertunujkan teater.