Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Peran Generasi Milenial Terhadap Seni Pertunjukan Virtual
24 Oktober 2021 14:09 WIB
Tulisan dari Nurul Fauziyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seni dapat diartikan sebagai suatu keindahan baik berupa karya atau apapun itu yang diciptakan dari hasil perbuatan tangan-tangan manusia dengan kreativitas yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
Lalu di masa sekarang ini apakah seni hanya sebatas buatan tangan manusia saja? Jawabannya tentu tidak, karena maraknya penggunaan alat teknologi di seluruh penjuru dunia. Hal ini cukup berpengaruh juga pada industri seni pertunjukan di Indonesia. Salah satunya adalah seni pertunjukan drama, jenis drama yang pertunjukannya masih diminati hingga saat ini adalah teater, akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga pada jenis drama lainnya seperti monolog dan yang lainnya.
Pandangan Terkait Seni Pertunjukan
Menurut Murgiyanto, seni pertunjukan merupakan sebuah tontonan yang memiliki seni yang mana tontonan ini akan ditampilkan sebagai pertunjukan di atas panggung. Akan tetapi, hal ini agaknya sudah minim terjadi dan seperti yang dirasakan saat ini berbeda sekali dengan masa sebelum adanya media elektronik dimana kita hanya dapat menyaksikan pertunjukan dengan mendatangi suatu tempat dan melihat para pemerannya berlaga di atas panggung.
ADVERTISEMENT
Pandangan lain berasal dari salah seorang sastrawan Indonesia, Sapardi Djoko Damono yang menyampaikan bahwa seni pertunjukan merupakan salah satu cabang seni yang didalamnya terdapat 3 diantaranya, pemain, penonton dan sutradara. Campur tangan dari para generasi milenial yang memiliki jiwa dan kesadaran akan seni sangat berpengaruh dalam proses produksi hingga penayangan suatu seni pertunjukan yang digarap. Tidak hanya ketiga unsur penting seperti pemain, penonton, dan sutradara, kemampuan para generasi milenial dalam mengolah perangkat elektronik yang menunjang keberhasilan projek pertunjukan virtual juga menjadi penunjang atau gebrakan seni pertunjukan saat ini.
Peran Milenial yang dapat dilakukan untuk Seni Pertunjukan Virtual
Jiwa milenial sangat berperan penting untuk masa depan seni pertunjukan di Indonesia saat ini dan masa mendatang. Karena seni pertunjukan dapat menjadi wadah untuk mengembangkan dan mengasah bakat atau kemampuan para kaum milenial yang telah tertanam pada jiwa-jiwa mereka.
Misalnya, kemampuan untuk membuat dan mengolah naskah, melakukan pengeditan, penataan artistik, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan seni pertunjukan. Misalnya kemampuan yang umum dimiliki oleh para generasi milenial saat ini adalah melakukan proses editing. Kemampuan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi perannya dalam melakukan pengeditan video pertunjukan yang diambil saat proses pertunjukan berlangsung agar dapat dipertontonkan oleh masyarakat luas menjadi sebuah pertunjukan virtual.
Selain itu, mereka juga dapat mengadakan kegiatan nonton bareng dan seminar atau saat ini lebih marak dengan istilah webinar untuk melakukan diskusi terkait pertunjukan yang telah ditampilkan. Diskusi tersebut nantinya akan membahas unsur-unsur dari sebuah seni pertunjukan, seperti dari segi intrinsik maupun ekstrinsiknya. Tentunya dengan menghadirkan para aktor maupun tim prosuksi yang terlibat dalam pembuatan pertunjukan tersebut. Semua hal itu dapat dilakukan dengan memanfaatkan media elektronik dan platform video konferensi.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Apapun wujudnya, sebuah seni pertunjukan tidak akan berjalan lancar dan sukses tanpa adanya peran penting dan kerja sama dari setiap unsur di dalamnya. Apalagi seni pertunjukan virtual yang memerlukan sinergi dan totalitas dari para tim produksi maupun artistiknya. Karena dalam pertunjukan virtual, tentu melewati proses yang lebih panjang dan agaknya lebih rumit dibanding pertunjukan secara langsung, misalnya saja tahap pengeditan yang membutuhkan waktu lebih banyak. Sementara untuk pertunjukan langsung di atas panggung tidak memerlukan proses tersebut. Hal ini justru menjadi pacuan untuk para penggiat teater dari kaum milenial agar dapat menghasilkan sebuah karya berupa pertunjukan virtual, misalnya saja yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah drama musikal 'Siti Nurbaya' yang sudah banyak diakses melalui media sosial bernama YouTube. Semakin banyak karya yang dihasilkan, tidak menutup kemungkinan akan menambah peminat untuk menonton pertunjukan virtual. Maka akan semakin besar pula peluang untuk menggaungkan seni teater virtual sebagai pembaharuan dari seni pertunjukan di Indonesia saat ini.
ADVERTISEMENT