Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Desa Sumbertangkil: Desa Penghasil Kopi yang Kaya Potensi
17 September 2024 17:05 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Naufal Demelzha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumbertangkil, sebuah desa di ujung Kabupaten Malang, merupakan perpaduan antara “sumber” (mata air) dan “tangkil” (tanaman melinjo). Desa ini berbatasan dengan Kecamatan Dampit dan Kecamatan Ampelgading, serta dikenal sebagai penghasil kopi yang tergabung dalam brand Kopi Amstirdam, yang mencakup daerah Ampelgading, Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo, dan Dampit.
ADVERTISEMENT
Berkenaan dengan potensi desa tersebut, Kelompok 51 Gelombang 1 Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Mitra Dosen Universitas Muhammadiyah Malang melaksanakan penelitian dan pengabdian berjudul “Analisis Situasi untuk Perencanaan Eduwisata Kopi Desa Sumbertangkil, Kecamatan Tirtoyudo”. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Kelompok penelitian tersebut beranggotakan Hillbra Naufal Demelzha Gunawan (Koordinator), Gerry Maulana Satriani (Sekretaris), Vickey Wahyuneng Tiyas (Bendahara), dan Raul Gonzalez (Humas) yang diarahkan oleh Havidz Ageng Prakoso, S.IP, M.A selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).
Untuk merancang sarana wisata kopi yang edukatif, diperlukan analisis yang tajam mengenai potensi, pengadaan infrastruktur, pemberdayaan sumber daya manusia (SDM), serta pemberdayaan kebijakan strategis dan praktis. Oleh karena itu, kelompok PMM ini terjun langsung ke lapangan untuk menggali data baik dari stakeholder, kelompok tani, karang taruna, dan warga setempat melalui wawancara mendalam, pengisian kuesioner, dan observasi lapangan.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik potensi yang menjanjikan tersebut, terdapat sejumlah tantangan serius yang perlu dicermati. Pertama, meskipun Sumbertangkil dikenal sebagai penghasil kopi, keberlanjutan industri kopi di desa ini seringkali terkendala dengan masalah pemasaran. Curah hujan yang tinggi dan fluktuasi harga pasar pun turut menjadi permasalahan yang dihadapi oleh para petani kopi. Para petani, yang mengandalkan kopi sebagai sumber pendapatan utama, sering kali terjebak dalam siklus ketidakpastian yang mengancam kelangsungan hidup mereka. Situasi diperburuk dengan suplai dan harga pupuk yang tidak menentu.
Masyarakat tentu berperan krusial dalam perencanaan eduwisata kopi Desa Sumbertangkil ini. Tanpa partisipasi aktif masyarakat, rencana ini dapat berujung pada sekadar proyek tambal sulam yang tidak berkelanjutan. Oleh karena itu, program ini bukan hanya sekadar kepentingan akademis, melainkan juga program pengabdian yang benar-benar melibatkan warga lokal dalam proses decision making.
ADVERTISEMENT
Kesenjangan akses terhadap pupuk dan pelatihan/pendidikan bagi petani kopi juga turut menjadi momok mengerikan yang dihadapi oleh para petani kopi Sumbertangkil. Tanpa pengetahuan dan keterampilan yang memadai, upaya keberlanjutan hanya menjadi omon-omon belaka.
Terakhir, pengadaan infrastruktur tidak hanya sekadar pembangunan fisik, melainkan juga mencakup penciptaan kebijakan strategis yang mendorong kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat. Tanpa kebijakan yang mendukung, semua upaya ini berpotensi gagal. Oleh karena itu, keberhasilan program ini bergantung pada komitmen semua pihak untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan di Sumbertangkil.
Dengan pendekatan yang kritis dan kolaboratif, harapannya, desa ini tidak hanya akan menjadi tujuan wisata edukatif yang menarik, namun juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara holistik.
ADVERTISEMENT