Konten dari Pengguna

Fenomena Daddy Issue: Hilangnya Peran Emosional Sosok Ayah Pada Seorang Anak

Amira Raisa Luthfia Gigantara
Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Pembangunan Nasional ''Veteran" Yogyakarta
14 April 2025 20:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amira Raisa Luthfia Gigantara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi "hubungan emosional ayah yang buruk kepada anak". Kredit foto: Amira Raisa Luthfia Gigantara (dok: Freepik)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi "hubungan emosional ayah yang buruk kepada anak". Kredit foto: Amira Raisa Luthfia Gigantara (dok: Freepik)
ADVERTISEMENT
umum dilihat di lingkungan sekitar mengenai kedekatan seorang anak kepada ibunya. Kedekatan tersebut dapat dilihat dari bagaimana cara mereka menghabiskan waktu di antara mereka berdua, bahkan kedekatan juga kerap ditunjukan melalui bagaimana hubungan emosional yang muncul antara ibu dan anak. Namun lain halnya mengenai hubungan antara ayah dan anak, tidak jarang muncul permasalahan yang menunjukan kurangnya kedekatan seorang anak dengan ayah mereka.
ADVERTISEMENT
Terkadang kurangnya hubungan dekat antara anak dan ayah memberikan kesan canggung antara kedua belah pihak. Merasa jauh dan tidak pernah memiliki rasa emosional antara mereka membuat hal tersebut salah satu hal yang umum membuat adanya jarak antara anak dan ayah. Apakah kehadiran fisik seorang ayah cukup, atau pun kehadiran emosional juga di butuhkan oleh seorang anak?. Akibat adanya Permasalahan ini memunculkan masalah psikologi yang umum dikenal dengan sebutan daddy Issue, yang dimana hal ini merujuk kepada sebuah permasalahan yang psikologi yang dialami oleh seorang anak yang disebabkan hubungan buruk tersebut.
Adanya permasalahan itu biasanya disebabkan oleh seorang ayah yang hanya memfokuskan peran dirinya hanya kepada kebutuhan keluarga dan kedisiplinan di lingkungan keluarga. Tanpa memikirkan untuk meningkatkan hubungan emosional dengan anak. Kurangnya komunikasi yang mendalam antara kedua belah pihak juga dapat menjadikan salah satu munculnya daddy Issue di hidup seorang anak. Kurangnya membangun komunikasi emosional seorang anak sejak kecil, membuat dimasa yang akan dating membuat sulitnya bagi anak untuk mengekspresikan perasaan yang dimiliki kepada ayahnya.
ADVERTISEMENT
Hal ini memiliki dampak buruk dimasa yang akan datang yang akan dirasakan oleh mereka yang mengalami hal tersebut. Dikutip dari Tim Medis Siloam Hospital, dikatakan bahwa dampak yang dirasakan dari mereka yang memiliki daddy issue akan merasakan kesepian dan selalu haus akan kepastian dan perhatian. Tidak hanya itu mereka pun lebih memilih pasangan yang lebih tua yang cenderung dapat menjadi figur ayah.
Masalah psikologis ini memiliki hubungan antara teori komunikasi yaitu teori komunikasi interpersonal dalam keluarga. Salah satu contoh yang terjadi yaitu kurangnya dukungan emosional saat anak sedang gagal, membuat tidak ditunjukan validasi emosi dan empati, hanya memberikan kritik. Cara komunikasi yang terbentuk sejak kecil antara anak dan ayah cenderung akan terbawa hingga memasuki hubungan saat dewasa dan dapat mempengaruhi bagaimana cara bersosialisasi saat dewasa.
ADVERTISEMENT
Dari permasalahan yang ada dapat dikatakan bahwa membangun hubungan emosi antara ayah dan anak perlu dilakukan sejak kecil. Agar kedepannya dapat mencegah munculnya permasalahan psikologis anak kedepannya. Perlu juga edukasi kepada ayah-ayah agar mereka paham bagaimana cara mengekspresikan emosi antara ayah dan anak, serta sadar bagaimana peran ayah dan anak.