Konten dari Pengguna

Misteri Bau Busuk: Mengungkap Proses Dekomposisi Bangkai

Salma Layla Anisa Dewanti
Mahasiswa Aktif Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta - Program Studi Tadris Biologi Semester 2
1 Juni 2024 13:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Salma Layla Anisa Dewanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi oleh penulis
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi oleh penulis
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu merasa terganggu dengan bau menyengat yang berasal dari bangkai hewan atau manusia yang membusuk? Fenomena ini sering kali membuat kita tidak nyaman dan membuat kita bertanya - tanya, apa penyebab munculnya bau busuk ini dan mengapa baunya begitu kuat?. Ketika kehidupan berakhir proses pembusukan pada bangkai akan dimulai. Mari kita mendalami tentang misteri bau busuk yang menyengat di sekitar bangkai. Misteri yang tidak hanya menarik, akan tetapi juga mengandung banyak ilmu pengetahuan.
ADVERTISEMENT
Awal dari Proses Pembusukan
Ketika detak jantung telah berhenti, tubuh mulai memasuki fase yang dikenal sebagai rigor mortis, di mana otot-otot menjadi kaku. Ini adalah tanda pertama dari adanya kematian, pada saat yang sama suhu tubuh mulai menurun mengikuti suhu lingkungan sekitarnya. Setelah tubuh menjadi kaku, proses autolisis pun dimulai. Ini adalah tahap di mana sel-sel tubuh mulai merusak diri mereka sendiri dengan enzim yang dilepaskan dari lisosom. Kemudian enzim-enzim inilah yang menguraikan dinding sel, sehingga menyebabkan cairan sel bocor keluar. Pada titik ini bakteri yang biasanya hidup di dalam tubuh mulai memakan jaringan yang mati, sehingga melepaskan gas dan menyebabkan pembengkakan. Pada saat inilah bau yang tidak sedap pun mulai tercium
ADVERTISEMENT
Proses Pembusukan Oleh Bakteri
Bau busuk mulai tercium karena adanya proses pembusukan pada bangkai, yang disebabkan oleh mikroorganisme, terutama bakteri. Bakteri ini berperan sebagai pengurai yang memakan sisa-sisa organik dari bangkai. Nah, selama proses ini, mereka mengeluarkan senyawa-senyawa kimia yang baunya menyengat, seperti amonia, merkaptan, dan indol.
Begitu makhluk hidup mati, tubuhnya tidak lagi mempunyai perlindungan, dan bakteri mulai berkembang biak dan memakan jaringan yang sudah mati. Dalam proses ini, protein kompleks, lemak, dan karbohidrat dipecah menjadi senyawa lebih sederhana. Salah satu produk sampingannya adalah senyawa sulfur seperti hidrogen sulfida, yang baunya sangat busuk. Senyawa ini, bersama dengan senyawa organik lainnya, menghasilkan aroma yang kuat dan tidak sedap. Ada juga senyawa seperti skatol dan putresin yang menjadikan bau bertambah tidak sedap.
ADVERTISEMENT
Peran Penting Bakteri dalam Proses Pembusukan dan Aplikasinya
Bakteri merupakan mikroorganisme yang sangat kecil, akan tetapi mereka memiliki kemampuan luar biasa. Mereka dapat mendeteksi dan mengarahkan gerakan mereka ke sumber makanan menggunakan berbagai mekanisme. Ada yang memakai sinyal kimia untuk mendeteksi zat di lingkungan mereka. Ada pula yang mengeluarkan senyawa tertentu untuk membantu dalam mendeteksi dan bergerak ke arah makanan.
Kemampuan bakteri ini tidak hanya penting dalam pembusukan, tetapi juga memiliki banyak aplikasi lain. Misalnya dalam ilmu lingkungan, bakteri digunakan untuk mendeteksi pencemaran tanah atau air tanah. Mereka juga bisa digunakan dalam teknologi medis untuk mendeteksi konsentrasi zat tertentu dalam tubuh manusia yang bisa menjadi indikator penyakit atau masalah kesehatan lainnya.
ADVERTISEMENT
Contoh bakteri yang sering ditemukan dalam proses pembusukan adalah Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Kedua bakteri ini ditemukan lebih dominan dibandingkan bakteri lainnya, karena S. aureus banyak terdapat di kulit, dan pH awal yang tinggi bisa mempercepat pertumbuhannya. Sementara itu, E. coli biasanya terdapat di saluran pencernaan dan bisa mencemari air di sekitarnya.
Faktor - faktor yang Mempengaruhi Proses Dekomposisi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses dekomposisi, seperti:
1. Jenis Organisme: Bangkai hewan dan manusia mengalami dekomposisi yang berbeda, menghasilkan bau busuk yang berbeda pula.
2. Lingkungan: Suhu, kelembaban, dan ketersediaan oksigen bisa mempengaruhi laju dekomposisi.
3. Lama Waktu: Semakin lama bangkai berada di suatu tempat, semakin kuat bau busuknya.
ADVERTISEMENT
4. Bakteri: Jenis bakteri yang terlibat dalam proses dekomposisi juga mempengaruhi bau akhirnya.
Bau busuk dari bangkai ini bisa menjadi indikator adanya potensi bahaya kesehatan, seperti penyebaran penyakit atau kontaminasi. Untuk itu kita perlu menghadapinya dengan beberapa langkah pencegahan yang bisa kita lakukan, seperti pengelolaan limbah dan menjaga kebersihan. Menjaga kebersihan lingkungan, pengelolaan limbah yang baik, dan penghapusan bangkai yang tepat waktu dapat mengurangi bau busuk, serta mencegah adanya penyebaran bakteri.