Manusia dan Kegalauannya!

Khasiatun Amaliyah
- Social Science Education 2020, Universitas Negeri Semarang - Mahasantri di Pesantren Riset Al-Muhtada
Konten dari Pengguna
21 November 2022 8:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khasiatun Amaliyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/id-id/foto/pemandangan-danau-yang-indah-saat-matahari-terbenam-2749481/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/id-id/foto/pemandangan-danau-yang-indah-saat-matahari-terbenam-2749481/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Manusia dan kegelisahannya. Dalam aktivitas keseharian yang kita lakukan, kita tidak lepas dari yang namanya amal. Seringkali kita mengalami faktor lupa pada hal yang telah kita lakukan. Jarang sekali, kita melakukan intropeksi pada waktu 24 jam yang telah dilakukan. Dalam waktu sehari tersebut, apakah kita sudfah melukai perasaan orang lain tanpa sadar? Apakah kita sudah berperilaku yang menyimpang dari ajaran agama?Apakah hari itu kita sudah berbuat baik dengan sebenar-benarnya kebaikan? Bukan sebatas untuk mendapatkan validasi dan perhatian.
ADVERTISEMENT
Islam mengajarkan kita untuk senantiasa beramal baik, bahkan terhadap hal yang tidak kita senangi dalam konteks itu adalah kebaikan dan kebeneran dari Allah. Sebagai contoh, tidak selalu yang terjadi dalam hidup kita sekarang adalah hal yang kita suka. Kita merasa kesal, mengeluh, bahkan bertanya, kenapa ini harus terjadi? Kenapa harus aku? Segala sesuatu yang terjadi pasti atas izin dan kehendak-Nya. Meskipun hal itu tidak kita senangi, kita haruslah senantiasa berbaik sangka kepada Allah dan senantiasa berbuat baik.
Contoh lain adalah bagaimana kita sebagai manusia bersikap, berperilaku, dan memandang hidup di dunia yang sedang dijalani. Di keseharian saja, kita akan mendapati barangkali sikap orang lain melukai kita atau sebaliknya, kita tanpa sadar telah melukai orang di sekitar. Baik dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Bagaimana cara kita berperilaku, apakah sesuai dengan syariat dan sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW atau malah menyimpang dari nilai-nilai ke Islaman. Bagaimana kita memandang dan merespon hidup. Apakah orientasi hanya pada dunia atau bagaimana agar segala hal yang telah kita korbankan, usahakan, dan upayakan Allah ridho dan perbuatan tersebut bisa menjadi bekal di akhirat,
ADVERTISEMENT
Allah SWT tidaklah pernah menyiakan setiap perbuatan baik yang telah kita lakukan, meskipun itu sangat kecil. Artinya, ini adalah suatu kesempatan dan peluang berharga bagi kita, berlomba-lomba dalam melakukan dan berbuat kebaikan. Semata-mata untuk mendapatkan ridho dan keberkahan dari Allah SWT. Namun, sebagai manusia tentu kita perlu melakukan usaha agar dapat bertahan hidup. Segala sesuatu telah diatur oleh Allah, namun bukan berarti kita hanya berpangku tangan dan tidak berusaha apa-apa. Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka berusaha untuk mengubah keadaan mereka sendiri. Berarti di sini Allah juga ingin melihat seberapa serius, kesungguhan, dan besar kita pada apa-apa yang kita tuju?
Lalu amal seperti apa dan bagaimana yang bisa membawa kepada keberhasilan? Bukan keberhasilan konteks duniawi saja namun juga menjadi bekal diakhirat? Secara halus Allah mengingatkan kita dalam firman-Nya di Qur’an surah ke-83 Al-Mutaffifin Ayat 18-20 “Sekali-kali tidak! Sesungguhnya catatan orang-orang yang berbakti benar-benar tersimpan dalam illiyin.”. “ Dan tahukah engkau apakah illiyin itu?” “(yaitu) kitab yang berisi catatan (amal).”
ADVERTISEMENT
Sebagai manusia biasa, seringkali dalam proses upaya yang kita lakukan ada saja tantangan. Bukan hanya itu, seringkali ada saja orang yang tidak sejalan dengan niat baik yang kita lakukan. Seringkali kita merasa sedih dan kecewa terhadap apa-apa yang hadir dalam hidup. Barangkali tidak seperti yang kita ekspetasikan untuk manusia seperti kita yang gemar berekspetasi sampai kadang menyakiti diri sendiri.
Allah mengabarkan kepada kita dalam Al-Quran bahwa ada tiga hal yang dapat membuat hati kita menjadi tenang, jauh dari kerisauan atau kegalauan, ketakutan, dan semakin bersyukur dalam menjalani hidup dengan kebaikan-kebaikan. Apa itu?
Pertama, bersegeralah kamu mencari ampunan Tuhanmu (Allah) dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa (Q.S 3 Al-Imran, Ayat 133)
ADVERTISEMENT
Kedua, siapa orang itu? Ialah orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan (Q.S 3 Al-Imran, Ayat 134)
Ketiga, selain itu, juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri bersegera dalam mengingat Allah, mohon ampun atas dosa-dosanya, dan tidak melanjutkan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui ((Q.S 3 Al-Imran, Ayat 135)
Janganlah kamu merasa (lemah), dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.
Dengan demikian, semoga kita bisa dan diberikan kemudahan untuk memulai dalam melakukan pengamalannya di kehidupan sehari-hari.