Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Keringnya Pusaran Komunikasi Perubahan Iklim
28 Desember 2024 18:32 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Muhamad Ferdy Firmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim merupakan masalah global yang sangat berdampak bagi kelangsungan hidup manusia. Berbagai kebijakan telah dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim, namun secara substansif peran masyarakat sangat kuat dalam mengontrol dorongan kebijakan untuk menjadi lebih efektif. Pikiran manusia tidak dirancang untuk segera bereaksi terhadap ancaman yang tampaknya muncul di masa depan yang tidak dapat diprediksi, seperti perubahan iklim. Hal ini menyebabkan banyak keterbatasan dan perdebatan yang harus dihadapi dalam upaya menemukan strategi komunikasi perubahan iklim utamanya mendorong aksi berbasis masyarakat yang berdampak. Di kalangan ilmuwan, sudah mulai adanya peningkatan yang signifikan dalam penelitian 'perubahan iklim' yang populer terutama membahas mengenai komunikasi perubahan iklim. Komunikasi perubahan iklim sudah mulai mengalami kenaikan tren nyata yang membuktikan bahwa kesadaran masyarakat diharapkan akan sejalan dengan perhatian lebih yang dilakukan oleh ilmuwan.
ADVERTISEMENT
Gap Komunikasi di Masyarakat
Secara normatif, untuk mengatasi masalah perubahan iklim ini membutuhkan seluruh aktor masyarakat. Namun, berbagai kondisi membuat narasi komunikasi perubahan iklim masih belum dirasakan oleh masyarakat, terutama karena sikap meremehkan dan ketidaktahuan yang ada di masyarakat. Kondisi psikologis ini menjadi ancaman yang dapat menyebabkan menurunnya kesejahteraan mental masyarakat dalam peduli pada perubahan iklim. Saat ini, sebagian besar masyarakat selalu menganggap perubahan iklim sebagai ancaman yang jauh dan tidak relevan dengan kondisi pribadinya. Namun, hal ini dapat dibantah dengan meningkatnya tren aktivisme yang dipimpin dan berpusat pada kaum muda yang telah mengambil momentum perubahan iklim dalam beberapa dekade terakhir.
Masyarakat lebih mungkin untuk terlibat dalam tantangan terkait kompleksitas perubahan iklim di tingkat lokal ketika mereka telah memahami perspektif berkelanjutan. Dua hal yang cukup unik adalah semakin banyak emosi negatif yang muncul di masyarakat (seperti rasa takut, ketidakberdayaan, dan rasa bersalah) menjadi motivasi untuk menjadi aktif, dan lebih lagi, kesan positif yang dimiliki masyarakat (seperti harapan, kebanggaan, dan kebersamaan) akan menstimulasi masyarakat untuk bertahan tetap terlibat aktif dalam berbagai gerakan.
ADVERTISEMENT
Motivasi yang besar dalam mendorong upaya darurat iklim bersama dengan gerakan nasional maupun lintas batas telah memberikan ruang baru bagi pemerintah setempat dalam mengembangkan perspektif masyarakat lokal mengenai perubahan iklim. Meskipun anak muda masih dianggap terlalu muda untuk melakukan serangkaian perubahan kebijakan, namun dengan melakukan mobilisasi di seluruh dunia, mereka dapat menyuarakan kebijakan yang lebih baik untuk menghadapi apa yang terjadi di dunia saat ini. Di antara sejumlah gerakan aktivis yang dikenal luas sebagai aktivisme anak muda adalah Fridays For Future (FFF).
Belajar dari Fridays for Future
Fridays For Future (FFF), merupakan gerakan anak muda yang menuntut aksi atas isu perubahan iklim dan krisis iklim di mana para pelajar melakukan protes dengan berbagai cara dengan lebih dari 14 juta partisipan yang tersebar di 214 negara sejak tahun 2018. Dalam perjalanannya, aktivis FFF menggunakan metode advokasi dan peningkatan kesadaran melalui media sosial untuk memobilisasi serangkaian acara penyadaran perubahan iklim di ruang daring dan luring. Kepedulian terhadap komunikasi iklim yang melibatkan partisipasi politik telah menghasilkan sebuah jawaban tentang bagaimana gerakan di tingkat lokal dapat menjadi sebuah partisipasi besar kaum muda yang dimulai oleh FFF.
ADVERTISEMENT
FFF menekankan pentingnya para politisi untuk mendengarkan ilmu pengetahuan dan mengikuti Perjanjian Paris. Gerakan ini memiliki beberapa protes terus-menerus yang melibatkan beberapa elemen yang mendukung pembangkangan dan tindakan melanggar aturan dalam masalah lingkungan yang krusial. FFF menggunakan pengetahuan ilmiah untuk melegitimasi klaim mereka. Aktivis FFF dapat dilihat sebagai agen perubahan, menyalahkan perusahaan dan negara karena bersikap pasif dan tidak mendukung kebijakan iklim yang lebih ketat. FFF secara khusus menunjukkan aspek generasi dari keadilan iklim, di mana generasi muda akan menderita jika tidak ada tindakan yang diambil. Saat ini, dengan pengguna media sosial yang sangat pesat, generasi muda yang memiliki akses terbatas terhadap media arus utama dapat memberikan guncangan mobilisasi yang besar terhadap masyarakat dan mengkolaborasikan tuntutan untuk melakukan aksi sosial.
ADVERTISEMENT
Tantangan Promosi Aksi Berbasis Masyarakat
Hingga saat ini, masih ada keterbatasan dan tantangan untuk mempromosikan aksi berbasis masyarakat dalam komunikasi perubahan iklim. Masyarakat yang proaktif muncul karena adanya penyampaian pesan komunikasi yang tepat melalui proses pembingkaian tertentu. Dalam kajian komunikasi perubahan iklim, analisis bingkai digunakan dalam berbagai pola dan juga dapat dilakukan melalui konten pesan berupa nada suara yang tepat
Menciptakan masyarakat yang proaktif dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti menekankan pada peningkatan kesadaran melalui pendidikan sains dan seni yang terintegrasi hingga penggunaan internet dan media massa dalam mengkomunikasikan perubahan iklim. Media massa dipandang sebagai saluran komunikasi yang cukup masif dan dapat diandalkan untuk digunakan dalam mengkomunikasikan isu yang kompleks ini kepada masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Meskipun terdapat dilema antara hasil ilmiah yang menyatakan bahwa perubahan iklim memang benar terjadi, masyarakat relatif sudah mulai mengambil sejumlah tindakan awal. Hal ini memberikan secercah harapan dari generasi muda. Lonjakan minat akademis saat ini terhadap aktivisme iklim anak muda terinspirasi oleh pendekatan yang berpusat pada anak muda baik sebagai aktivis sekaligus pemimpin. Aktivis lingkungan memiliki sejarah panjang yang telah ditunjukkan dengan berbagai cara seperti perilaku pro-lingkungan, protes, kampanye, hingga partisipasi politik. Dengan hal ini tidak ada salahnya bagi generasi mulai memimpin promosi aksi berbasis masyarakat namun harus tetap dalam koridor yang mengedepankan kegiatan persuasif dan menjauhi aktivitas represif.