Konten dari Pengguna

Wayang Sebagai Bahan Ajar Budaya

Artika Salsabila Ashari
Mahasiswa Universitas Pamulang
14 Desember 2024 12:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artika Salsabila Ashari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Poto dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Poto dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
Wayang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang kaya akan nilai-nilai kehidupan. Sebagai seni pertunjukan tradisional, wayang tidak hanya berperan sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media pendidikan dan penyebaran nilai-nilai luhur. Dalam setiap lakonnya, wayang menyampaikan pesan moral yang relevan bagi kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, wayang memiliki potensi besar untuk dijadikan bahan ajar budaya dalam dunia pendidikan.
ADVERTISEMENT
Ketika wayang dijadikan bahan ajar, siswa diajak untuk menyelami cerita-cerita epik seperti Mahabharata dan Ramayana yang penuh dengan konflik, perjuangan, dan pelajaran hidup. Misalnya, kisah perjuangan Pandawa melawan Kurawa mengajarkan pentingnya keadilan dan keberanian dalam menghadapi ketidakadilan. Sementara itu, tokoh-tokoh seperti Semar dan Petruk memberikan pelajaran tentang kesederhanaan dan kebijaksanaan, meskipun berasal dari kalangan yang dianggap rendah.
Pembelajaran menggunakan wayang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Guru dapat memutar rekaman pertunjukan wayang atau bahkan mengundang dalang untuk memperkenalkan seni ini secara langsung kepada siswa. Selain itu, siswa juga dapat diajak untuk membuat wayang sendiri dari bahan-bahan sederhana seperti kertas atau kardus, yang kemudian digunakan dalam pementasan mini di kelas. Proses ini tidak hanya melatih keterampilan seni, tetapi juga memperkuat pemahaman mereka terhadap karakter dan cerita yang dipelajari.
ADVERTISEMENT
Melalui kegiatan tersebut, siswa tidak hanya belajar tentang seni dan budaya, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Mereka belajar tentang keberanian dari tokoh Arjuna, kesetiaan dari Srikandi, hingga pengorbanan dari Abimanyu. Nilai-nilai ini penting untuk membentuk karakter siswa agar menjadi individu yang berintegritas dan memiliki rasa tanggung jawab sosial.
Wayang juga dapat menjadi pintu masuk untuk mempelajari berbagai aspek lain dalam kehidupan masyarakat tradisional, seperti sistem kepercayaan, adat istiadat, dan filosofi hidup. Dengan memahami wayang, siswa diajak untuk menghargai keberagaman budaya serta melestarikan warisan leluhur yang mulai tergerus oleh modernisasi.
Dalam konteks pembelajaran, wayang mampu menghidupkan suasana kelas. Cerita-cerita penuh intrik dan emosi dalam wayang dapat memancing diskusi yang mendalam, mendorong siswa untuk berpikir kritis dan menganalisis permasalahan dari berbagai sudut pandang. Selain itu, interaksi dengan media wayang juga dapat meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas mereka.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, wayang bukan sekadar pertunjukan seni tradisional, melainkan sebuah alat pembelajaran yang kaya manfaat. Di tengah derasnya arus globalisasi, mengajarkan wayang kepada generasi muda berarti menanamkan akar budaya yang kokoh agar mereka tetap bangga akan identitas bangsa. Wayang, dengan segala kearifan lokal yang dimilikinya, adalah jendela yang membuka wawasan siswa terhadap kekayaan budaya Indonesia, sekaligus menjadi pelita yang menerangi jalan mereka menuju masa depan yang berkarakter.