Konten dari Pengguna

Kekerasan Seksual

Shabrina Amalia Islami
Mahasiswi Agribisnis Politeknik Negeri Banyuwangi kelas 1B Agribisnis
9 Oktober 2024 13:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shabrina Amalia Islami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber desain canva oleh Shabrina Amalia Islami
zoom-in-whitePerbesar
sumber desain canva oleh Shabrina Amalia Islami
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kekerasan Seksual, sayangnya, masih banyak orang yang meremehkan dan menyalahkan korban kasus kekerasan seksual. Mereka mungkin berpikir bahwa korban hanya "mengeluh" atau bahwa kasus ini tidak serius. Mereka mungkin juga tidak memahami bahwa kekerasan seksual bukan hanya tentang fisik, melainkan juga tentang emosi dan psikologis. Korban kekerasan seksual seringkali mengalami depresi, kecemasan, dan gangguan kecemasan pasca-trauma (PTSD) yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Pandangan seseorang terhadap korban kekerasan seksual seringkali menunjukkan dua kutub yang berbeda: mendukung dan menyalahkan. Pandangan mendukung biasanya dipenuhi dengan empati, mengakui bahwa korban bukanlah orang yang bersalah, melainkan korban dari tindakan kekerasan yang tidak beralasan. Mereka memahami bahwa trauma kekerasan seksual bukanlah hal yang dapat diatasi dengan mudah dan memerlukan waktu yang lama untuk pemulihan.
ADVERTISEMENT
Kekerasan seksual, namun, ada juga pandangan yang meremehkan dan menyalahkan korban, seringkali dengan alasan yang tidak berdasar seperti pakaian yang dipakai atau perilaku yang dianggap "provokatif." Pandangan ini sangat merugikan karena tidak hanya mengabaikan hak-hak korban, tetapi juga memperburuk situasi mereka dengan menambahkan rasa bersalah dan malu. Ada beberapa alasan mengapa banyak orang meremehkan kekerasan seksual. Salah satu alasan utama adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang isu ini. Banyak orang tidak pernah mengalami kekerasan seksual secara langsung, sehingga mereka tidak dapat membayangkan betapa seriusnya pengalaman korban. Selain itu, stigma dan tabu yang masih ada di masyarakat juga dapat membuat orang meremehkan kasus ini. Mereka mungkin berpikir bahwa jika korban tidak melaporkan kekerasan, maka itu bukanlah masalah yang serius.
ADVERTISEMENT
Kekerasan seksual, merupakan masalah sosial yang kompleks dan sensitif. Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan, masih banyak orang yang meremehkan kasus ini. Untuk mengatasi kekerasan seksual, kita perlu meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang isu ini. Pendidikan seks harus diperkenalkan di semua tingkatan pendidikan agar semua orang tahu batasan pribadi dan pentingnya persetujuan dalam hubungan interpersonal. Media juga harus berperan dalam membentuk persepsi publik. Berita tentang kekerasan seksual harus disampaikan dengan sensitif agar tidak memperkuat stigma terhadap korban. Pemerintah harus membuat kebijakan perlindungan yang baik bagi korban, sehingga mereka merasa aman untuk melapor tanpa takut akan stigma sosial. Dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kekerasan seksual, kita dapat membuat perubahan yang signifikan dalam masyarakat kita. Mari kita bersama-sama menghadapi realitas ini dengan lebih baik dan menciptakan dunia yang lebih adil dan aman bagi semua orang.
ADVERTISEMENT