Konflik Rusia-Ukraina: Dependensi Ekonomi Jerman Terhadap Gas Rusia

Muhammad Syaika Gilang Fanani
Seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Program Studi Hubungan Internasional
Konten dari Pengguna
5 Januari 2023 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Syaika Gilang Fanani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar oleh: Jürgen diambil dari Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Gambar oleh: Jürgen diambil dari Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa waktu belakangan kerap terjadi peristiwa besar seperti pandemi, bencana alam dan peristiwa-peristiwa lain. Belum lagi, dunia yang belum pulih sepenuhnya dari pandemi dihadapkan oleh peristiwa yang cukup besar, yaitu konflik (perang). Apabila membahas soal perang, dalam hal ini salah satu contohnya adalah perang antara Rusia dengan Ukraina yang salah satu alasan Rusia melakukan penyerangan terhadap Ukraina ialah agar Ukraina tidak menjadi anggota NATO karena Rusia menganggap apabila Ukraina menjadi anggota NATO maka hal tersebut dapat mengancam Rusia dalam hal keamanan nya dan agar Ukraina bisa kembali menjadi sekutu Rusia. Di sisi lain, dengan adanya intervensi yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina mengakibatkan Rusia diberi sanksi oleh sejumlah negara seperti Amerika Serikat serta organisasi internasional seperti Eropa di mana sanksi tersebut menyebabkan ekonomi Rusia cukup tertekan.
ADVERTISEMENT
Namun, terdapat sisi lain dari perang atau intervensi Rusia terhadap Ukraina ialah dampak yang terjadi kepada negara-negara di Eropa salah satunya ialah Jerman. Rusia merupakan salah satu negara penyuplai gas bagi Eropa dan Eropa sangat bergantung dengan suplai gas Rusia. Data dari Eurostat (Kantor Statistik Komunitas Eropa) menyebutkan bahwa setidaknya 24 persen dari sumber energi Eropa ialah gas dan hampir dari setengahnya merupakan hasil impor dari Rusia. Dalam hal ini, Jerman merupakan salah satu negara di Eropa yang sangat bergantung dengan gas di mana gas tersebut digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan listrik industri bahkan gas tersebut digunakan untuk pembangkit listrik yang dapat menyalurkan energi listrik lebih dari 20 Juta rumah warga di Jerman.
ADVERTISEMENT
Konflik yang terjadi antara Rusia-Ukraina mengakibatkan Jerman masuk ke dalam posisi sulit di mana Jerman dituntut untuk pro terhadap Uni Eropa dengan tidak membiarkan Rusia terus melaksanakan intervensi nya terhadap Ukraina. Namun, di sisi lain Jerman sangat membutuhkan Rusia dalam hal ini, yaitu gas milik Rusia guna mengakomodasi kebutuhannya baik industri maupun rumah tangga. Dalam hal ini Jerman telah menghadapi situasi krisis di mana Rusia menerapkan kebijakan mengenai suplai gas milik nya kepada Eropa. Kebijakan Rusia tersebut dilakukan guna mempertahankan, melindungi kepentingan dan menjaga keseimbangan di Eropa itu sendiri di mana Rusia akan tetap berupaya untuk mencegah terjadinya western encirclement, yaitu sebuah kondisi di mana suatu negara dikepung oleh kelompok negara yang beranggotakan negara-negara yang pro terhadap barat.
ADVERTISEMENT
Kebijakan yang ditetapkan oleh Rusia adalah kebijakan pembatasan pasokan gas ke Eropa. Jerman sangat bergantung dengan gas milik Rusia dan strategi kebijakan Rusia untuk memutus aliran gas melalui pipa gas Nord Stream 1 yang dibawahi oleh perusahaan Gazprom memicu adanya kekhawatiran serta meroketnya harga kebutuhan masyarakat Jerman yang kemudian hal tersebut mengancam Jerman masuk ke dalam resesi ekonomi. Dengan kata lain, resesi ekonomi Jerman disebabkan oleh keterbatasan dalam bidang energi. Sehingga industri-industri dan juga kebutuhan-kebutuhan masyarakat di Jerman menjadi sulit. Hal tersebut mengakibatkan banyaknya industri di Jerman yang kemudian mengalami kerugian karena harus membayar kebutuhan energi nya lebih mahal. Sehingga hal tersebut mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi Jerman yang kemudian membawa Jerman harus dihadapkan dengan resesi ekonomi. Dengan kata lain kebijakan yang diterapkan oleh Rusia mengenai pembatasan suplai gas membawa Jerman masuk ke dalam resesi.
ADVERTISEMENT
Disisi lain, perekonomian Jerman kemudian diperparah dengan pasokan gas yang jauh lebih rendah daripada dari Rusia, lonjakan harga yang terus-menerus dalam bidang energi, kebutuhan dan rantai pasokan yang mengalami gangguan. Hal tersebut yang membuat ekonomi Jerman dapat mengalami stagnasi.
Pengaruh gas alam milik Rusia sangat berdampak. Selain Jerman dihadapkan oleh resesi atau perputaran ekonomi yang melambat di sisi lain Jerman harus dihadapkan oleh inflasi di mana harga energi yang terus-menerus naik menjadi salah satu penyebab Jerman harus mengalami inflasi di mana pada bulan september 2022 Jerman mengalami inflasi setinggi 10 persen.
Dapat disimpulkan bahwasanya perekonomian Jerman sangat dipengaruhi oleh gas milik Rusia sehingga ketika pasokan gas tersebut dibatasi atau bahkan diputus maka akan sangat berdampak bagi negara Jerman di mana Jerman memiliki ketergantungan untuk menjalankan industri dan juga menjalankan pembangkit listrik bagi kebutuhan masyarakat di Jerman. Dengan kebijakan gas yang ditetapkan oleh Rusia membuat Jerman harus pindah menggunakan energi lain yang jauh lebih mahal sehingga banyak industri-industri Jerman mengalami kerugian akibat dari perpindahan energi tersebut. Sehingga dari perpindahan penggunaan energi yang dilakukan oleh industri-industri di Jerman dan juga pembangkit listrik tenaga gas yang tidak dapat beroperasi secara maksimal membuat meningkatnya harga-harga kebutuhan dan di sisi lain dengan kerugian yang diterima oleh industri-industri di Jerman mengakibatkan banyaknya warga Jerman yang di PHK.
ADVERTISEMENT
Dapat disimpulkan bahwasanya negara Jerman sangat bergantung dengan gas milik Rusia sehingga apabila Rusia menerapkan kebijakan pembatasan atau bahkan penutupan gas maka hal tersebut sangat merugikan perekonomian Jerman.