Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Etika Berbicara dengan Orang Tuna Rungu: Mengedepankan Empati dan Pengertian
10 April 2025 14:19 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Mas Agung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Etika Berbicara dengan Orang Tuna Rungu: Mengedepankan Empati dan Pengertian
ADVERTISEMENT
Berkomunikasi adalah kebutuhan dasar manusia. Namun, ketika berinteraksi dengan penyandang disabilitas, seperti teman-teman tuna rungu, sering kali kita tanpa sadar melakukan hal-hal yang kurang tepat atau bahkan menyulitkan mereka. Padahal, memahami etika berbicara dengan orang tuna rungu bukan hanya soal kesopanan, tapi juga wujud empati dan inklusivitas.
1. Pahami bahwa "berbicara" tidak selalu berarti dengan suara
Orang tuna rungu mungkin tidak bisa mendengar dengan jelas, tapi itu tidak berarti mereka tidak bisa "berbicara" atau memahami komunikasi. Bahasa isyarat, gerakan tubuh, tulisan, hingga ekspresi wajah adalah bentuk komunikasi yang sangat penting.
2. Tatap wajah dan jaga kontak mata
Saat berbicara dengan orang tuna rungu, sangat penting untuk menatap wajah mereka secara langsung. Jangan berbicara sambil menoleh, menunduk, atau membelakangi, karena banyak dari mereka yang mengandalkan gerak bibir (lip-reading) dan ekspresi wajah untuk memahami maksud kita.
ADVERTISEMENT
3. Bicara secara jelas dan perlahan, tanpa berteriak
Banyak orang mengira bahwa berbicara keras akan membantu, padahal tidak selalu demikian. Yang lebih penting adalah berbicara perlahan, artikulatif, dan tidak terburu-buru. Hindari pula menutupi mulut atau mengunyah saat berbicara, karena ini menyulitkan proses membaca gerak bibir.
4. Gunakan alat bantu jika perlu
Jika lawan bicara menggunakan alat bantu dengar, pastikan lingkungan sekitar tidak terlalu bising. Bila perlu, sediakan alat tulis atau gunakan ponsel untuk menulis pesan sebagai alternatif komunikasi.
5. Pelajari dasar-dasar bahasa isyarat
Memahami beberapa isyarat dasar seperti "halo", "terima kasih", atau "maaf" dapat membuat orang tuna rungu merasa dihargai dan diterima. Ini menunjukkan bahwa kita berusaha untuk memahami dunia mereka, bukan hanya menuntut mereka menyesuaikan diri dengan kita.
ADVERTISEMENT
6. Sabar dan jangan cepat menyerah
Dalam komunikasi, akan selalu ada celah kesalahpahaman. Namun, kesabaran dan niat baik akan menciptakan ruang nyaman untuk saling memahami. Jangan ragu untuk mengulangi pesan dengan cara berbeda jika belum dimengerti.
7. Hindari sikap meremehkan atau memperlakukan mereka seperti anak-anak
Orang tuna rungu adalah individu yang cerdas dan mampu. Jangan menggunakan nada merendahkan atau memperlakukan mereka seolah-olah tidak mampu mengerti. Komunikasikan dengan penuh rasa hormat, sebagaimana kita ingin diperlakukan.
Etika berbicara dengan orang tuna rungu bukanlah tentang "menyesuaikan diri karena mereka berbeda", tetapi tentang menciptakan komunikasi yang manusiawi dan setara. Saat kita memperlakukan mereka dengan pengertian dan respek, kita juga sedang membangun masyarakat yang lebih inklusif dan peduli.
ADVERTISEMENT
Karena komunikasi bukan hanya tentang apa yang diucapkan, tapi bagaimana kita membuat orang lain merasa dipahami.
Muhammad Agung Praditio
Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Pamulang