Konten dari Pengguna

Puisi Tidak Hanya Dibacakan, Tapi Bisa Juga Mengungkapkan

Mas Agung
Mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Pamulang
4 Mei 2025 12:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mas Agung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi orang sedang membacakan puisi (sumber https://www.istockphoto.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang sedang membacakan puisi (sumber https://www.istockphoto.com)

Puisi

ADVERTISEMENT
Puisi selama ini identik dengan kegiatan membacakan bait-bait indah di atas panggung. Namun, jauh lebih dari sekadar dibacakan, puisi adalah seni yang mampu mengungkapkan perasaan, pemikiran, dan pengalaman terdalam manusia melalui kata-kata yang padat makna dan penuh keindahan. Setiap puisi lahir dari gejolak jiwa penyairnya. Di dalamnya, tersimpan emosi yang kadang sulit diungkapkan secara langsung dalam percakapan sehari-hari. Puisi menjadi media ekspresi yang unik-ia bisa menjadi jendela bagi pembaca atau pendengarnya untuk menyelami perasaan cinta, rindu, bahagia, luka, bahkan amarah yang dialami sang penyair. Melalui pilihan kata yang cermat, metafora, dan imaji yang kuat, puisi mampu membangkitkan imajinasi dan mengajak siapa pun yang menikmatinya untuk ikut merasakan dan merenung. Membacakan puisi memang memiliki daya tarik tersendiri. Dengan intonasi, ekspresi wajah, dan penghayatan, pesan dalam puisi bisa sampai lebih kuat kepada audiens. Namun, puisi juga bisa “berbicara” tanpa harus dibacakan lantang. Ketika seseorang menulis puisi, ia sedang menuangkan isi hatinya, merefleksikan pengalaman, bahkan mungkin sedang berusaha memahami dirinya sendiri. Puisi yang ditulis dan dibaca dalam hati pun tetap memiliki kekuatan untuk mengungkapkan, menenangkan, dan menyembuhkan. Lebih dari itu, puisi juga menjadi alat refleksi sosial. Banyak karya puisi yang lahir dari kegelisahan terhadap isu-isu kemanusiaan, keadilan, dan perubahan sosial. Dalam bentuknya yang singkat dan padat, puisi bisa menjadi suara protes, harapan, atau kritik yang tajam namun tetap indah. Pada akhirnya, puisi bukan sekadar karya sastra yang dibacakan di hadapan orang banyak. Ia adalah seni mengungkapkan, merangkai kata menjadi jembatan antara perasaan penyair dan hati pembacanya. Puisi mengajarkan kita bahwa tidak semua perasaan harus diteriakkan-kadang, cukup diungkapkan lewat kata-kata yang sederhana, tapi penuh makna. Jadi, mari kita rayakan puisi bukan hanya sebagai tontonan, tapi juga sebagai ruang ekspresi dan pengungkapan diri. Karena setiap bait puisi adalah suara hati yang ingin didengar, dipahami, dan dirasakan-meski hanya dalam keheningan. Bunga Hanifah Nufus Firlia Fani Azzahra Muhammad Agung Praditio Sarah Aqilah Universitas Pamulang
ADVERTISEMENT