Konten dari Pengguna

Teknologi EEG Sebagai Pendeteksi Sinyal Gelombang Otak Pada Pasien Depresi

RACHEL LUSY KARENZA
Mahasiswa Institut Teknologi Telkom Purwokerto
26 Juli 2022 20:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari RACHEL LUSY KARENZA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Electroencephalogram|Sumber : Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Electroencephalogram|Sumber : Shutterstock
ADVERTISEMENT
Di dalam tubuh manusia ada berbagai organ tubuh yang mampu membuat manusia bertahan hidup. Organ tubuh manusia di antaranya, jantung, hati, otak, ginjal, paru-paru, dan lain-lain. Kelima organ tersebut merupakan organ yang paling penting bagi hidup manusia. Otak yakni organ tubuh manusia yang vital pertama. Otak untuk mengontrol atau mengendalikan, mengatur gerakan otot, memperoleh dan mengintegrasikan sensasi, pengucapan, penyimpanan memori, memproduksi, dan menggambarkan serta mengartikan pikiran dan emosi.
ADVERTISEMENT
Otak manusia ini salah satu sistem paling kompleks di alam semesta dan terdiri dari miliaran sel otak atau yang dikenal dengan neuron. Pusat koordinasi tubuh manusia untuk berkomunikasi satu sama lain kita kenal dengan sebutan neuron. Seiring berjalannya waktu, teknologi terus menerus berkembang. Termasuk teknologi dalam bidang kesehatan atau medis juga mengalami perkembangan. Saat ini, terdapat berbagai teknik untuk merekam sinyal gelombang pada otak dan EEG adalah salah satunya.
Teknologi EEG, teknik pemrosesan sinyal otak yang digunakan untuk mendeteksi gelombang otak yang tidak normal. Mudahnya, EEG ini untuk merekam aktivitas listrik otak. EEG ini menggunakan elektroda yang dipasang di kulit kepala. Data yang dideteksi berupa kondisi mental pasien, kesehatan, tingkat aktivitas, lingkungan perekaman, gangguan listrik dari organ lain, rangsangan eksternal, dan usia pasien. Dengan melihat keadaan otak, teknologi ini dianggap sebagai data kondisi fisik terbaik yang dapat digunakan sebagai alat untuk mendeteksi, menganalisa, serta mendiagnosis gangguan depresi.
ADVERTISEMENT
Dalam depresi, lobus otak tempat elektroda berada adalah lobus oksipital dan parietal otak. Kualitas sinyal ditingkatkan dengan adanya penghapusan dan pengurangan kebisingan. Apabila seseorang menderita depresi, dapat ditentukan dengan rekaman EEG yang fokus pada analisis gelombang alfa. Pengukuran yang dilakukan untuk mengidentifikasi pola gelombang tingkat depresi seseorang adalah salah satu bentuk pengukuran sinyal EEG.
Depresi termasuk gangguan mental yang berkembang di seluruh dunia yang secara langsung memengaruhi kinerja otak. Depresi memengaruhi semua orang tanpa memandang usia, jenis kelamin, lokasi geografis, dan seringkali lebih banyak menyerang wanita daripada pria. Itulah mengapa diagnosis di awal perlu dan penting untuk dilakukan. Depresi juga menjadi penyakit bahaya yang menempati posisi kedua setelah penyakit kardiovaskular.
ADVERTISEMENT
Depresi|Sumber : Shutterstock
Banyak orang yang menganggap remeh depresi dan percaya bahwa depresi hal sepele dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun pada kenyataannya, depresi lebih dari sekedar perubahan emosi yang bersifat sementara. Depresi, gangguan suasana hati yang dapat menyebabkan kesedihan berlarut, kehilangan minat dan semangat hidup, serta permasalahan daya ingat serta konsentrasi. Orang yang normal memiliki frekuensi dasar sebesar 8 Hz atau lebih.
Penderita depresi mengalami gangguan pola tidur, yaitu insomnia, tidur berlebihan, penurunan tingkat aktivitas seperti gejala penyakit fisik dan sakit kepala terus-menerus, masalah pencernaan, dan sakit kronis, kadang-kadang merasakan sensasi berat pada anggota badan, kelelahan, serta konsentrasi yang buruk. Rasa sedih, takut, putus asa, rasa bersalah, tidak berguna, tidak bersemangat, ingin mati, mudah tersinggung, dan tidak percaya diri. Depresi dapat membebani pikiran dan itu dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Kejadian bunuh diri juga salah satu akibat depresi yang paling sering terjadi.
ADVERTISEMENT
Berbagai masalah dan hambatan dalam hidup pasti dialami oleh semua orang. Jika seseorang mudah putus asa dalam hidupnya dan tidak cukup kuat untuk menghadapi masalah hidupnya, mungkin bisa mengalami depresi dan bahkan stres. Jika memiliki riwayat keluarga yang mengalami depresi, maka mereka juga cenderung mengalami depresi. Sebenarnya, depresi dapat dicegah dengan bersikap realistis tentang apa yang diinginkan dan tidak menyalahkan diri sendiri atau orang lain karena kegagalan.
Alangkah lebih baik jika tidak membandingkan diri dengan orang lain atau kehidupan orang lain, mempertimbangkan untuk menunda keputusan besar sampai pulih dari depresi. Bercerita kepada teman, seorang profesional atau orang terdekat, berolahraga secara teratur, dan terlibat dalam kegiatan di luar ruangan. Tidak perlu khawatir, jangan terlalu menyesali kejadian, bersikap tenang, membangun harga diri, bersikap positif, berpikir bahwa tidak sendirian, harus lebih banyak bersosialisasi, serta lebih religius.
ADVERTISEMENT
Perekaman EEG pada kasus depresi ini berfokus pada gelombang alfa dan analisis hasil perekaman EEG dilakukan berdasarkan pola standar sinyal EEG. Waktu yang digunakan untuk melakukan perekaman EEG tidak lama, hanya kurang lebih 180 detik saja. Hasil uji EEG apabila normal berarti kedua belahan otak menunjukkan pola aktivitas listrik yang sama, gelombang otak menunjukkan lebih banyak gelombang alfa daripada gelombang beta, dan tidak ada gelombang abnormal. Jika pasien dirangsang dengan cahaya selama pengujian, hasil gelombang akan tetap normal.
Abnormal, hasil EEG menunjukkan gelombang cepat atau lambat yang tidak normal, dengan pola aktivitas listrik yang berbeda di kedua sisi otak. Hal ini dapat disebabkan oleh tumor otak, infeksi atau peradangan, cedera, stroke atau epilepsi. Berbagai kondisi dapat memengaruhi gambar EEG. EEG abnormal dapat disebabkan oleh kelainan otak yang tidak terbatas pada area otak tertentu, seperti infeksi otak. EEG menunjukkan gelombang delta atau theta dewasa yang terjaga. Hasil ini menunjukkan adanya kerusakan otak dan tidak ada aktivitas listrik di otak yang datar atau lurus. Menandakan bahwa fungsi otak telah berhenti. Ini biasanya karena kekurangan aliran darah atau oksigen ke otak.
ADVERTISEMENT