Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Analisis Determinan Eksternal Kebijakan Korea Selatan terhadap Pemasangan THAAD
21 Oktober 2023 16:16 WIB
Tulisan dari Ni Nyoman Pasek Amanda Nariswari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Korea Selatan merupakan negara yang terletak di Semenanjung Korea dan berbatasan dengan banyak negara. Di sisi timur ada Jepang, sisi utara ada Korea Utara dan sisi barat ada Republik Rakyat Tiongkok. Letak Korea Selatan ini dianggap secara geografis sangat strategis karena berdekatan beberapa negara besar sehingga memaksa Korea Selatan untuk menghadapi ancaman yang ada dengan membuat kebijakan terhadap pertahanan dan keamanan negara mereka. Setelah Perang Dunia II, Semenanjung Korea dikuasi oleh dua negara adikuasa yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet yang pada akhirnya memecah Semenanjung Korea menjadi dua bagian. Perpecahan ini menghasilkan pembagian perbatasan 38 derajat garis paralel Semenanjung Korea (Leofarhan & Azzqy, 2013).
ADVERTISEMENT
Pasca Perang Korea, masing-masing negara mulai meningkatkan pertahanan keamanannya. Korea Utara memiliki senjata pemusnah massal dan mengembangkan senjata nuklir yang sering diujicobakan. Di tahun 2016, Korea Utara melakukan uji coba misil balistik sebanyak 24 percobaan misil balistik dan dari uji coba tersebut hanya 5 misil yang mengalami kegagalan (CNN, 2016). Peningkatan senjata Korea Utara membuat negara tetangganya yakni Korea Selatan merasa terancam dan perlu meningkatkan pertahanan keamanan negaranya. Salah satu upaya yang dilakukan Korea Selatan adalah menjalin kerja sama dengan Amerika Serikat memasang sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD). THAAD adalah elemen Balistic Missile Defense System (BDMS) dengan kemampuan mencegah dan menghancurkan misil balistik baik di dalam atmosfer maupun di luar atmosfer (Wibisono, 2017). Pemasangan ini bertujuan sebagai alat pertahanan keamanan Korea Selatan dalam menghalau rudal milik Korea Utara memasuki wilayahnya.
ADVERTISEMENT
Konsep Determinant of Foreign Policy
Tulisan ini akan menggunakan konsep dari Alex Mintz mengenai Determinant of Foreign Policy. Alex Mintz mengungkapkan suatu negara dalam memutuskan sebuah kebijakan luar negeri berasal dari faktor eksternal (internasional) dan faktor internal (domestik). Mintz membagi faktor eksternal dalam keputusan kebijakan luar negeri meliputi deterrence, arms races, strategic surprise, alliance formation, dan regime type of the adversary sedangkan faktor internal meliputi economic conditions, economic interest, public opinion, electoral cycles, dan two level games.
Faktor eksternal pertama yaitu deterrence atau disebut strategi penggentaran merupakan sebuah upaya untuk mencegah pihak musuh untuk melakukan suatu tindakan tertentu yang dapat merugikan kita (Bowen, 2002). Kedua, arms races atau perlombaan senjata merupakan pertarungan yang kompetitif dalam pembelanjaan pertahanan dan pembangunan kemampuan militer antar negara atau blok negara seperti semasa Perang Dingin (Mintz & DeRouen, 2010). Ketiga, strategic surprise atau strategi kejutan menurut John Lewis Gaddis merupakan strategi yang datang di waktu dan tempat yang tidak terduga dengan tujuan untuk mencapai apa yang tidak dapat dilakukan oleh metode perang yang lebih konvensional. Keempat, alliance formation merupakan salah satu pengambilan keputusan kebijakan luar negeri yang terpenting. Griffiths dan Terry berpendapat bahwa aliansi adalah suatu kesepakatan antara dua atau lebih negara untuk bekerjasama dalam masalah keamanan secara timbal balik (Prawiro, 2018). Terakhir, regime type of the adversary atau jenis rezim musuh dapat menjadi faktor yang berpengaruh. Menurut Maoz dan Russet, semakin demokratis negara maka kemungkinan dalam perselisihan militer semakin rendah.
ADVERTISEMENT
Determinan Eksternal dalam Pemasangan THAAD
Pengambilan keputusan kebijakan luar negeri Korea Selatan dalam memasang sistem anti-rudal THAAD dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal salah satu faktornya ada deterrence. Faktor pertama ini dapat dibuktikan dengan tepat di tanggal 07 Februari 2016, Korea Utara pertama kali meluncurkan uji coba rudal. Saat itu Korea Utara meluncurkan rudal balistik jarak jauh yang diklaim untuk menaruh satelit mereka di lintasan orbit bumi. Rudal tersebut ditembakkan dari wilayah selatan. Sebelumnya, Korut telah memberi tahu PBB bahwa mereka akan meluncurkan rudal pada 8-25 Februari (Okezone, 2016). Setelah itu Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada Korea Utara pada tanggal 17 Februari karena peluncuran balistik tersebut. Namun sehari setelahnya, Korut menembakkan rudal jarak menengah dari wilayah pantai timur. Rudal tersebut berhasil terbang sejauh 800 kilometer (km) sebelum jatuh ke laut (Okezone, 2016). Setelah Perang Korea, Korut terus meningkatkan kapabilitas militer yang dimilikinya untuk mencegah terjadinya serangan atau ancaman dari pihak lain. Tindakan uji coba rudal tersebut dapat dilihat sebagai kemampuan baru Korea Utara dalam memiliki senjata strategis baru. Inilah yang akhirnya membuat security dilemma terhadap Korea Selatan. Deterrence yang ditimbulkan oleh Korea Utara mampu membuat Korea Selatan mengambil kebijakan dengan memasang sistem anti-rudal yang disebut THAAD di wilayahnya agar dapat menghadang rudal yang dikirim oleh Korea Utara.
ADVERTISEMENT
Faktor selanjutnya, arm races atau perlombaan senjata. Semenjak Perang Korea berakhir, Korea Utara terus meningkatkan persenjataannya. Korea Utara memiliki persenjataan berupa rudal balistik, Korut berhasil meledakkan senjata termonuklir atau bom hidrogen yang menghasilkan kekuatan ledakan berkisar antara 50 sampai 300 kiloton (Wijaya, 2021). Jika mencapai 100 kiloton lagi maka dapat disamakan dengan bom yang diajtuhkan di Hiroshima pada tahun 1945. Sampai dengan Januari 2020, Korea Utara memiliki 30-40 hulu ledakan nuklir dan menurut estimasi dari Asosiasi Kontrol Senjata, Korea Utara mampu memproduksi bahan baku untuk enam atau tujuh bom per tahun. Persenjataan Korea Utara yang canggih serta memotivasi Korea Selatan dalam meningkatkan pertahanannya dalam mencegah ancaman dengan meningkatkan pengeluaran pertahanan yang tinggi dengan menggunakan THAAD. Teknologi yang digunakan THAAD yaitu hit-to-kill, menghancurkan rudal yang diluncurkan musuh di ketinggian yang dirasa aman dan puing-puing hasil penghancuran tersebut jatuh ke bumi. Lockheed Martin berpendapat THAAD memiliki kemampuan untuk mencegat rudal yang ditembakkan musuh di dalam maupun di luar atmosfer bumi. Dengan kemampuan tersebut, THAAD cukup mumpuni menyelamatkan wilayah Korea Selatan dari serangan rudal Korea Utara (Zaenudin, 2017).
ADVERTISEMENT
Alliance formation termasuk ke dalam faktor pengambilan keputusan kebijakan Korea Selatan dalam pemasangan THAAD. Sejak perang yang terjadi di Semenanjung Korea, Korea Selatan beraliansi dengan Amerika Serikat sedangkan Korea Utara beraliansi dengan Uni Soviet. Perang tersebut belum sepenuhnya berakhir dan menghasilkan konflik di Semenanjung Korea yang semakin memanas hingga saat ini. Korea Selatan mengalami security dilemma akibat uji coba rudal yang terus menerus dilakukan Korea Utara. Lantas hal tersebut membuat Korea Selatan bersama dengan Amerika Serikat membangun THAAD. Di masa lalu, semenanjung Korea merupakan simbol eksistensi dua kekuatan paling besar di dunia yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet yang saat ini menjadi Rusia sehingga sekarang merupakan saingan Amerika Serikat (Wibisono, 2017). Hal ini memperkuat Korea Selatan untuk memasang THAAD yang dipengaruhi oleh Amerika Serikat yang merasa ditantang dengan adanya uji coba nuklir dari Korea Utara.
ADVERTISEMENT
Faktor terakhir, regime type of the adversary. Korea terbelah menjadi dua negara dengan ideologi yang berbeda. Korea Utara yang didukung oleh Uni Soviet memiliki ideologi komunis dan Korea Selatan yang didukung oleh Amerika Serikat memiliki ideologi liberalis. Dari ideologi AS dan Uni Soviet ini mempengaruh rezim negara Korea Utara dan Selatan. Korea Utara memiliki rezim komunis sedangkan Korea Selatan memiliki sistem demokrasi multipartai. Dalam konsep Mintz, perbedaan dan tipe-tipe rezim berperan dalam mempengaruhi sebuah kebijakan luar negeri suatu negara. Jika demokrasi berselisih dengan non demokrasi maka demokrasi cenderung menggunakan norma-norma yang lebih agresif. Mintz dan Geva menambahkan demokrasi akan menggunakan kekuatan yang besar dalam menghadapi musuh rezim non demokrasi daripada ketika bersama musuh yang sama-sama memiliki rezim demokratis sebab menyerang negara dengan rezim demokrasi akan dipandang sebagai kegagalan kebijakan luar negeri sehingga pemimpin demokrasi tidak melakukan serangan ketika musuhnya memiliki rezim demokrasi yang sama (Mintz & DeRouen, 2010). Hal inilah dapat menjadi alasan Korea Selatan melakukan kebijakan dalam memasang sistem THAAD sebagai perisai untuk mengamankan wilayahnya.
ADVERTISEMENT
Sumber Referensi:
CNN. (2016, 25 April). North Korea Launch Missile from Submarine. http://edition.cnn.com/2016/04/23/asia/north-korea-launches-missile-from-submarine/.
Leofarhan, & Azzqy, A. A. R. (2013). Kerjasama Militer Korea Selatan dan Amerika Serikat dalam Penempatan Thaad Sebagai Respon atas Uji Coba Misil Balistik Korea Utara Periode 2013-2017.
Mintz, A., & DeRouen, K. (2010). Understanding Foreign Policy Decision Making. Cambridge University Press.
Okezone. (2016, September 10). Rentetan Uji Coba Rudal Korut Sepanjang 2016 : Okezone News. Https://News.okezone.com/. https://news.okezone.com/read/2016/09/10/18/1486593/rentetan-uji-coba-rudal-korut-sepanjang-2016
Prawiro, M. (2018, April 18). Pengertian ALIANSI Adalah: Prinsip, Proses, dan Contoh Aliansi. Pengertian Dan Definisi Istilah. https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-aliansi.html#:~:text=Pengertian%20Aliansi%20Menurut%20Para%20Ahli
Wibisono, J. D. A. (2017). ANALISIS KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT DALAM PENEMPATAN THAAD (TERMINAL HIGH ALTITUDE AREA DEFENSE WEAPON) DI KOREA SELATAN. Global & Policy, 5(2).
ADVERTISEMENT
Wijaya, P. (2021, October 13). Persenjataan Korea Utara Makin Lengkap, Apa Saja Kehebatannya? Merdeka.com. https://www.merdeka.com/dunia/persenjataan-korea-utara-makin-lengkap-apa-saja-kehebatannya.html
Zaenudin, A. (2017). Melindungi Korea Selatan Dengan THAAD. Tirto.id. https://tirto.id/melindungi-korea-selatan-dengan-thaad-cn1k